Dewi PDIP: Soeharto Bisa Lengser, Kenapa Anies Tidak

Politikus PDIP Dewi Tanjung yakin aksi massa yang dimotorinya dapat melengserkan Anies Baswedan seperti Soeharto ketika demo 98.
Politikus PDIP Dewi Tanjung menjadi motor demo menuntut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lengser di sekitar Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Gambir, Jakarta, Selasa, 14 Januari 2020. (Foto: Tagar/Edy)

Jakarta - Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Dewi Tanjung yakin dengan aksi massa yang dimotorinya dapat melengserkan Anies Baswedan dari kursi Gubernur DKI Jakarta. Dia mengacu kepada Presiden ke-1 Indonesia Soeharto yang turun takhta setelah ada pergolakan dari massa yang turun ke jalan.

Massa aksi 'Jakarta Bergerak’ merupakan massa yang sudah jengah melihat Anies Baswedan.

"Suharto aja bisa dilengserkan kenapa Gubernur (Anies) tidak. Kamu lupa tahun 1998? Kalau rakyat sudah bergerak apapun bisa terjadi, apalagi Allah yang menghendaki," kata Dewi sebelum naik ke panggung orasi di sekitar Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Gambir, Jakarta, Selasa, 14 Januari 2020.

Dewi mengatakan massa yang terlibat dalam demo menuntut Anies lengser berasal dari sejumlah elemen masyarakat Jakarta. Dia menggarisbawahi, massa itu bukan dari unsur organisasi masyarakat (ormas) atau simpatisan partai tertentu. Peserta demo datang karena menyuarakan alasan yang sama.

"Massa aksi 'Jakarta Bergerak’ merupakan massa yang sudah jengah melihat Anies Baswedan," katanya.

Demo Balai KotaPara pendemo menuntut mundur Anies Baswedan di Balai Kota, Selasa 14 Januari 2020. (Foto:Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Menurut rilis unjuk rasa yang diterima Tagar, pendemo menilai kondisi Jakarta semakin lama kian buruk di bawah kepemimpinan Anies. Bencana banjir di awal tahun 2020, menurut mereka, salah satu contoh hasil kinerja Anies yang tidak becus.

Selama lebih dari dua tahun duduk di kursi kekuasaan, kata mereka, Anies tak memperlihatkan kinerja yang lebih baik dari semua gubernur sebelumnya. Aksi ini, kata Dewi, ingin menunjukkan bahwa masyarakat DKI kecewa dengan mantan Rektor Universitas Paramadina itu.

"Yang penting Anies Baswedan sudah mulai tahu, rakyat sudah bosan dan jengah," ujarnya.

Demo Balai KotaPermadi Arya alias Abu Janda hadir dalam demo di kubu yang menuntut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mundur. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Meskipun demikian, Dewi tak berharap Anies menemui massa yang berdemonstrasi. Dia mengaku memiliki langkah lain menyuarakan aspirasinya agar ditampung dengan rencana menemui Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, anggota DPRD DKI Jakarta, dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Tunggu aja nanti gebrakannya," katanya.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Heru Novianto yang ditemui di sela-sela memantau unjuk rasa mengatakan massa yang terlibat bersama Dewi sebanyak 100 orang. Dari pantauan Tagar, mereka memakai kostum hitam-hitam dengan membawa bendera Merah Putih.

Salah satu peserta aksi yang datang dari Pejaten, Jakarta Selatan, Siti Nur Sulistiani, mengaku dengan turunnya dia ke jalan hari ini dapat mengubah kebijakan Anies ke arah yang lebih baik. Itu sudah lebih dari cukup bagi korban banjir Jakarta pada awal tahun 2020 tersebut.

"Memang sih Anies tidak mungkin diturunkan, tapi harapan saya ada peruabahan yang lebih baik ke depan," kata perempuan berusia 54 tahun ini kepada Tagar.

Baca juga:

Berita terkait
Massa anti-Anies Baswedan Mundur 5 Kali Lebih Banyak
Jumlah massa pro Anies Baswedan lebih banyak lima kali dibandingkan demonstran menuntut Gubernur DKI lengser.
Pemprov DKI Respons Demo Lengserkan Anies Baswedan
Pemprov DKI Jakarta merespons bakal ada demo menuntut lengsernya Anies Baswedan dari kursi DKI-1 di Balai Kota, Selasa siang 14 Januari 2020.
Anies Baswedan: Tanggul Jakarta Tak Jebol Tapi Retak
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membantah survei Kementrian PUPR soal ada tanggul di wilayahnya jebol. Menurutnya hanya retak.
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.