Denny Siregar: Sel Tidur ISIS Berkeliaran di Indonesia

Sel-sel tidur ISIS masih banyak berkeliaran di Indonesia. Mereka tidak hilang, hanya sedang diam menunggu kesempatan. Tulisan Denny Siregar.
Aktivis Forum Selamatkan NKRI melakukan aksi damai di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Jumat, 7 Februari 2020. Mereka menolak kembalinya kombatan ISIS ke Indonesia. (Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko)

Masih ingat peristiwa Mako Brimob tahun 2018? Saat itu terjadi keributan ketika anggota ISIS yang dipenjara, menyandera polisi di sana. Berita penyanderaan itu menyebar lewat kamera handphone yang diselundupkan ke dalam sel.

Yang mengerikan bukan hanya terjadi di dalam penjara Mako, tetapi video itu kemudian menjadi sinyal dari sel-sel tidur ISIS.

Mereka bergerak dari mana-mana mendekati Mako Brimob, lelaki dan perempuan, mencoba melakukan "jihad" dengan membunuh polisi yang bertugas menjaga di sana. Senjata mereka gunting, obeng, dan benda tajam lain.

Satu polisi yang berjaga, berhasil ditikam oleh mereka.

Apa itu sel tidur?

Sel tidur adalah istilah yang diciptakan para teroris itu sendiri. Sel tidur adalah bagian dari kelompok teroris yang bersembunyi, berbaur di masyarakat.

Mereka tidak mengibarkan bendera ISIS, atau berbicara tentang masa kejayaan mereka dulu. Mereka diam, bekerja seperti biasa, tetapi ketika orang yang mereka anggap pemimpin memberikan sinyal, mereka bergerak untuk membunuh.

Menurut tentara Suriah, banyak sekali sel tidur di pengungsian eks ISIS yang mereka awasi. Para anggota ini setia pada organisasinya, karena sudah mengalami proses cuci otak luar biasa.

Sel tidur adalah bagian dari kelompok teroris yang bersembunyi, berbaur di masyarakat.

Tolak Kombatan ISISAktivis Forum Selamatkan NKRI melakukan aksi damai di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Jumat, 7 Februari 2020. Mereka menolak kembalinya kombatan ISIS ke Indonesia. (Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko)

Mereka mengaku menyerah. Tetapi ketika diwawancarai terpisah, mereka menganggap bahwa teror yang pernah mereka lakukan, seperti memenggal kepala korban, adalah hal biasa. Bahkan menganggapnya sebagai sebuah ritual pendekatan diri kepada Tuhan.

Sel-sel tidur ISIS masih banyak berkeliaran di Indonesia. Mereka bisa saja teman, keluarga atau tetangga kita, yang ketika ISIS masih berjaya mengibarkan panji-panji teroris itu dengan kebanggaan. Mereka tidak hilang, hanya sedang diam menunggu kesempatan.

Dan sel-sel tidur ini sedang menunggu rekan-rekannya dipulangkan ke negara masing-masing dari Suriah. Bagi para sel tidur itu, orang yang pernah "berjuang" di Suriah adalah pengobar semangat dan pemberi kabar, pesan dari pemimpin tertinggi kapan waktunya untuk bergerak.

Jangan tertipu tangis mereka, ataupun cerita sedih mereka. Mereka yang pernah dengan dingin menggorok leher atau sekadar bersama dalam barisan, bukanlah orang yang mudah dideradikalisasi. Ideologi itu seperti api, sekamnya terus membara di dalam dada.

Bisa saja, orang yang Anda terima kembali ke masyarakat sesudah lama di Suriah, kelak ketika waktunya tiba, datang ke rumah Anda dan menancapkan obeng ke kepala hanya karena mereka merasa, "darah Anda halal."

Jangan remehkan situasi hanya karena rasa iba dan narasi kemanusiaan yang digaungkan mereka. Lebih baik mencegah, daripada kita menyesal nantinya.

*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Tulisan ini sebelumnya sudah di-publish di laman Facebook Denny Siregar dengan judul Sel Tidur

Baca juga:

Berita terkait
Mantan Napi Terorisme Mencurigai Motif WNI Eks ISIS
Mantan narapidana (napi) terorisme Muhammad Sofyan Tsauri curiga terhadap motif eks kombatan ISIS yang meminta pulang ke Indonesia.
Jokowi Centre: Kombatan ISIS Bukan WNI Lagi
Relawan Jokowi Centre mendukung penuh sikap Presiden Joko Widodo yang tidak menerima eks WNI yang tergabung dalam ISIS.
Nada Fedulla, Curahan Hati Anak ISIS Ingin Pulang ke Indonesia
Nada Fedulla saat dibawa ayahnya ke Suriah, tidak tahu ayahnya akan bergabung dengan ISIS. Ia kini terkatung-katung, ingin pulang ke Indonesia.