Jokowi Centre: Kombatan ISIS Bukan WNI Lagi

Relawan Jokowi Centre mendukung penuh sikap Presiden Joko Widodo yang tidak menerima eks WNI yang tergabung dalam ISIS.
Kelompok teroris ISIS, musuh dunia. (Foto: hstoday)

Jakarta - Relawan Jokowi Centre mendukung penuh sikap Presiden Joko Widodo yang tidak menerima eks WNI yang bergabung dengan kelompok teroris internasional ISIS.

"Saat ini mereka buka WNI lagi karena sesuai konstitusi hak kewarganegaraannya gugur secara otimatis sebagaimana dimaksud dalam UU No. 12 Tahun 2006 dan Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2007," kata Imanta Ginting, Sekjen Jokowi Centre, Kamis, 6 Februari 2020.

Imanta lalu menyebut 3 pasal dari undang-undang tersebut, yakni: 1. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden; 2. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia; 3. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing tersebut.

"Hal-hal tersebut menjadi alasan yang kuat secara konstitusi untuk menolak kembalinya mereka yang telah bergabung dengan kelompok radikal ISIS selama ini," katanya.

Ia mengatakan selain menyangkut hak kewarganegaraan, pemerintah juga harus mempertimbangkan faktor keamaanan negara. "Ini terkait dengan paham radikal yang mereka anut selama ini dan sudah jelas-jelas mereka menolak negara Pancasila di Indonesia," ujarnya.


Berita terkait
Apa Manfaat Pulangkan 600 Orang Eks ISIS?
Seknas Jokowi secara tegas menolak rencana pemulangan 600 eks kombatan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Eks ISIS Bukan Dipulangkan Tapi Memohon Dipulangkan
Wacana pulangkan 600 WNI eks ISIS dari Suriah menuai pro dan kontra, tapi pemerintah harus tegas karena bisa saja mereka membawa virus radikalisme
Nada Fedulla, Curahan Hati Anak ISIS Ingin Pulang ke Indonesia
Nada Fedulla saat dibawa ayahnya ke Suriah, tidak tahu ayahnya akan bergabung dengan ISIS. Ia kini terkatung-katung, ingin pulang ke Indonesia.