Denny Siregar: Saya Tidak Ingin Punya Presiden Pemarah

'Saya tidak ingin punya presiden pemarah. Jangan-jangan nanti saya ketawa pun dilarang.' - Denny Siregar
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengikuti debat capres putaran keempat di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019). Debat itu mengangkat tema Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan, serta Hubungan Internasional. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A)

Jakarta, (Tagar 31/3/2019) - Pemerhati politik Denny Siregar menyatakan tidak ingin mempunyai presiden pemarah. Ia menyampaikan hal ini setelah melihat calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menunjukkan marah dalam debat keempat, Sabtu malam.

Denny Siregar menuliskan kesannya setelah menonton debat keempat, dalam sebuah catatan berjudul 'Saya Pusing Dengar Jawaban Prabowo' di laman Facebooknya.

Berikut ini catatan Denny selengkapnya mengenai debat capres keempat, Sabtu malam (30/3):

"Hari ini saya lebih menikmati pertunjukan Prabowo daripada materi debat.

Dari sisi materi, apa yang disampaikan kedua Capres terasa datar-datar saja. Tidak ada serangan-serangan tajam seperti debat sebelumnya. Tidak ada masalah lahan, tidak ada masalah onlen onlen. Saya kira juga materi HTI dan ormas radikal masuk dalam sesi "ideologi" tapi tidak ada.

Debat malam ini saya lebih menikmati pertunjukan letupan emosi Prabowo.

Prabowo Subianto terlihat ingin menguasai panggung dengan memberikan banyak orasi dan penekanan kata-katanya. Tapi khas Prabowo, dari sana malah kelihatan temperamennya. Dan semakin naik temperamen Prabowo, semakin ngawur jawaban Prabowo.

Jujur saya pusing dengar jawaban Prabowo yang muter dari Boyolali sampai Siborong borong. Tidak ada jawaban dalam bentuk 'apa' yang dia lakukan dalam setiap masalah yang disampaikan. Yang ada malah curhat, terus emosi-emosi sendiri malah sampai membentak penonton 'Jangan ketawa kalian!'

Jokowi sendiri tampak tidak melayani emosi Prabowo dan seperti memberi kesempatan Prabowo meluapkan semuanya supaya penonton bisa menilai sendiri. Dan Prabowo semakin mutar, curhat, ngomel, tapi tidak menyentuh akar masalah yang ada.

Jujur saya pusing dengar jawaban Prabowo yang muter dari Boyolali sampai Siborong borong. Tidak ada jawaban dalam bentuk 'apa' yang dia lakukan dalam setiap masalah yang disampaikan.

Saya kebayang kalau Prabowo menjadi Presiden ketika ditanya Menterinya, "Pak, bagaimana cara kita menyelesaikan masalah kemiskinan?" Prabowo bukannya menjawab dengan solusi, tapi malah membanggakan dirinya, "Saya ini lebih TNI dari TNI, ahlinya ahli, core of the core. Jadi masalah kemiskinan sudah menjadi makanan saya." Terus aja begitu, tapi tidak ada jawaban yang pasti.

Yah mungkin kita juga sudah bosan menonton debat, dan tidak ada perubahan dari hardcore pemilih Jokowi maupun Prabowo sesudah melihat debat. Tetap saja Jokowi 53 persen dan Prabowo hanya 33 persen.

Cuma satu catatan saya sesudah melihat debat malam ini.

Saya jelas tidak ingin punya Presiden pemarah. Jangan-jangan nanti saya ketawa pun dilarang.

Jadi ingat kata Warkop Prambors, 'Ketawalah sebelum tertawa itu dilarang Prabowo.'

Sudah. Seruput kopi jangan sambil ketawa. Keselek cangkirnya nanti."

Debat capres keempat mempertemukan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo akrab disapa Jokowi dan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, mengusung tema Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan, serta Hubungan Internasional.

Debat keempat berlangsung Sabtu malam (30/3) pukul 20.00 WIB di Hotel Shangri La Jakarta Pusat. Debat Capres merupakan rangkaian proses Pilpres 2019 diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU). []

Baca juga:

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.