Denny Siregar: Plot Twist Jokowi

Di balik menurunnya dukungan para pendukung Jokowi hanya karena merasa lebih pintar, Prabowo justru muncul dengan dukungannya. Denny Siregar.
Jokowi. (Foto: Facebook/Presiden Joko Widodo)

Sejak Jokowi menjadi Gubernur DKI, saya itu suka cara berpikirnya. Dia tidak mudah ditebak. Terlihat lemah, tetapi sesungguhnya itulah kekuatannya. Dia tipikal pendengar, sehingga matang dalam mengambil keputusan. Dan terutama, niat dia baik dalam mengambil keputusan. Dia mempunyai visi besar untuk memajukan bangsanya, bukan memajukan perutnya, perut keluarganya, ataupun perut kroninya.

Itulah kenapa sejak dulu saya selalu mengibaratkan kebijakan Jokowi dalam langkah-langkah catur untuk mempermudah menjelaskan analisa. Tapi itupun tidak mudah ditebak. Jokowi seperti punya plot twist yang tidak ada habisnya dalam menjalankan kebijakannya.

Lama mengamati apa yang dilakukan Jokowi, membuat saya sedikit memahaminya. Saya malah jadi lebih cerdas, karena seperti berguru padanya dalam melihat sebuah masalah.

Dari mengamati Jokowi lah saya belajar melihat dari banyak sisi sebelum mengambil keputusan apa pun.

Untuk orang yang melihat masalah hanya dari satu sisi, memang sulit untuk memahami Jokowi. Apalagi untuk orang yang melihat masalah hanya dari sisi egonya.

Seperti masalah wabah sekarang ini. Ketika orang hanya sibuk dan panik melihat serangan wabah dari sisi kesehatan, Jokowi bahkan sudah berpikir dari masalah ekonomi, sosial, sampai keamanan negara.

Dia menerima laporan dari 34 provinsi, dari ratusan kabupaten dan kota di Indonesia. Bahkan dia belajar dari ratusan negara lain yang sudah lebih dulu dihajar wabah. Bayangkan.

Di balik menurunnya dukungan para pendukung Jokowi hanya karena mereka merasa lebih pintar dari presidennya dalam menangani wabah, Prabowo justru muncul dengan dukungannya.

JokowiJokowi. (Foto: Facebook/Presiden Joko Widodo)

Itulah kenapa banyak orang yang salah menebak, bahwa Jokowi lambat mengambil keputusan. Padahal Jokowi bukan lambat. Ia ingin keputusannya berdasarkan pertimbangan matang, bukan pertimbangan grasa-grusu apalagi hanya untuk pencitraan.

Dan itu tergambar jelas dalam wawancara Jokowi dengan Najwa Shihab di acara Mata Najwa (Rabu malam, 22 April 2020).

Meski Najwa menyerang dengan pertanyaan yang menjebak, Jokowi tetap menjawab dengan elegan. Gaya bicaranya menunjukkan ia punya pandangan yang luas.

Ya iyalah, dia tiap hari menerima laporan menteri dari segala jurusan. Belum lagi dari intelijen yang memberikan masukan tentang situasi dan keamanan negara.

Jadi wajar saja, pertanyaan Najwa bisa dijawabnya dengan jujur dan tanpa beban. Karena dia tidak perlu berbohong tentang pandangannya.

Ada satu yang menarik dari Jokowi yang saya lihat, terutama saat wabah ini. Perhatiannya pada rakyat kecil itu sangat luar biasa. Saya juga kaget karena banyak kebijakan Jokowi dalam masa wabah ini, sangat berpihak pada orang kecil, terutama di sisi ekonomi mereka.

Lihat bagaimana Jokowi tidak mau melakukan lockdown, baik di negaranya maupun di daerah. Dia paham, lockdown itu akan membawa gelombang masalah yang lebih besar yang akan menimpa ekonomi orang-orang kecil.

Dari jawabannya, menandakan ia lebih suka memberlakukan konsep pembatasan sosial daripada lockdown, supaya rakyat kecil masih bisa mencari makan.

Jokowi juga memberi tahu keputusannya untuk tidak memberhentikan KRL. Jelas saya sangat setuju. Seorang presiden harus punya pandangan yang jauh lebih luas daripada seorang gubernur yang hanya memikirkan wilayahnya saja.

ProbowoPrabowo Subianto dalam video memberikan kesaksian selama ia menjadi Menteri Pertahanan dalam kabinet Jokowi, Presiden Jokowi dalam kebijakannya selalu menomorsatukan keselamatan rakyat paling miskin, rakyat paling lemah. (Foto: YouTube/GerindraTV/CokroTV)

Saya pasti dituduh penjilat atau buzzerRp, seperti biasalah, kalau ngomong begini. Tapi ternyata, pandangan saya selama ini tidak salah. Karena bahkan seorang Prabowo Subianto, lawan politiknya saat kampanye kemarin pun, punya pandangan yang sama dengan saya sesudah dia bekerja bersama dengan Jokowi.

Di balik menurunnya dukungan para pendukung Jokowi hanya karena mereka merasa lebih pintar dari presidennya dalam menangani wabah, Prabowo justru muncul dengan dukungannya.

Dan jelas dia lebih tahu apa yang terjadi di dalam istana dan seperti apa Jokowi dalam setiap rapat ketika menghadapi bencana.

Keputusan Jokowi dalam menghadapi bencana wabah ini, jelas mempertimbangkan banyak hal, terutama ekonomi rakyat kecil. Karena merekalah korban terbesar ketika situasi sulit sedang terjadi.

Mungkin itu muncul dari alam bawah sadar seorang Jokowi. Karena kita tahu, Presiden pernah berada dalam situasi ekonomi yang sulit dan miskin ketika ia kecil. Dan sekarang, ketika ia berkuasa, ia menjadi pembela rakyat kecil di mana dulu ia pernah berada.

Saya harus angkat secangkir kopi untuk Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang mungkin akan sulit kita dapatkan kembali karakternya yang unik dan membumi, bahkan dalam waktu 100 tahun lagi.

Selamat menjalankan ibadah puasa, teman.

*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Baca juga:

Berita terkait
Jokowi Geser PON 2020 Papua Jadi Oktober 2021
Presiden Jokowi memutuskan menunda Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 Papua. PON 2020 Digeser jadi Oktober 2021.
Jokowi Minta IDI Tidak Memperkeruh Situasi
Presiden Jokowi meminta Ikatan Dokter Indonesia atau IDI kalau memang mempunyai data, sampaikan saja ke Gugus Tugas, ke Kementerian Kesehatan.
27 Terobosan Jokowi Hentikan Badai Covid-19
Pandemi Covid-19 memukul ekonomi dunia, termasuk ekonomi Indonesia. Berikut terobosan Presiden Jokowi dalam menghentikan badai Covid-19
0
Kapolri: Sinergitas TNI-Polri Harga Mati Wujudkan Indonesia Emas 2045
Kapolri menekankan penguatan sinergitas TNI-Polri menjadi salah satu kunci utama dalam menyukseskan dan mewujudkan visi Indonesia Emas.