Denny Siregar: Pesta Babi di Danau Toba

Ide pesta babi bagi saya seperti perlawanan terhadap rencana besar untuk menjadikan Danau Toba sebagai destinasi halal. Tulisan Denny Siregar.
Ilustrasi - Babi. (Foto: Pixabay/Skeeze)

Oleh: Denny Siregar*

Beberapa hari lalu saya dihubungi Togu Simorangkir, seorang aktivis lingkungan.

Togu bicara tentang idenya untuk mengadakan pesta babi di Danau Toba. "Wah, pesta babi?" Saya senyum-senyum sendiri.

Saya sendiri seorang muslim dan jelas tidak makan babi. Tapi entah kenapa saya senang mendengar ide itu. Ide pesta babi itu bagi saya seperti sebuah perlawanan terhadap rencana besar untuk menjadikan Danau Toba sebagai destinasi halal.

Suku Batak yang Kristen memang identik dengan pesta adat Babi. Samalah dengan yang di Manado, Bali, Toraja, Papua dan lain-lain. Babi dipilih karena lebih murah dibandingkan kerbau dan kuda.

Entah kenapa saya senang mendengar ide itu. Ide pesta babi itu bagi saya seperti sebuah perlawanan terhadap rencana besar untuk menjadikan Danau Toba sebagai destinasi halal.

Nah, ide destinasi wisata halal untuk Danau Toba jelas menimbulkan ketersinggungan bagi masyarakat Batak Kristen di sana. Ide itu seperti membenturkan perbedaan agama di sana, padahal konsep wisata yang paling bagus adalah dengan mengenalkan budaya daerah wisata itu.

Jadi wajar, jika seorang Togu Simorangkir mencoba melawan ide itu dengan mengadakan pesta babi, yang rencananya diadakan Oktober ini. Babi menjadi simbol perlawanan karena di muslim dianggap binatang haram.

Bagi saya, seharusnya penggunaan idiom yang berhubungan dengan agama seperti "halal" seharusnya dihapus saja. Sudah tidak zamannya sekarang ini. Ganti saja dengan wisata budaya yang lebih enak didengar dan diterima.

Kalaupun mau menunjukkan tempat-tempat yang halal di sebuah destinasi wisata yang mayoritas non muslim, ya tinggal bikin peta atau aplikasi seperti Waze yang menunjukkan mana-mana saja restoran, hotel yang layak bagi yang beragama Islam.

Saya mendukung Togu Simorangkir yang pasti resah dengan ide destinasi halal itu. Budaya Batak harus dilestarikan, jangan sampai tergerus hanya karena butuh pendapatan dari wisatawan luar.

Tapi mungkin ini saran buat Togu.

Supaya nanti pengunjung muslim yang agak fundamental mau menonton pesta babi itu, gimana kalau dipisah tempat menonton pestanya? Ada wilayah pesta babi wanita dan ada yang pria.

Ini ide aja sih, jangan sampe gara-gara ini gua dilempar kopi.

Hahahaha....

*Denny Siregar penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Berita terkait
Asal Mula Babi Jadi Konsumsi Dalam Adat Batak
Bagaimana asal mula babi menjadi konsumsi dalam adat Batak? Apakah sejak awal orang Batak telah menjadikan babi sebagai bagian dari adat leluhur?
Festival Babi Danau Toba Bakal Digelar di Muara
Festival Babi Danau Toba yang dicetuskan oleh aktivis lingkungan, Togu Simorangkir benar-benar serius dikerjakan.
Aktivis Ini akan Gelar Festival Babi di Danau Toba‌ ‌
Pegiat literasi nasional dan aktivis lingkungan di Danau Toba, Togu Simorangkir berencana menggelar Festival Babi di Danau Toba, Sumatera Utara.
0
PKS Akan Ajukan Uji Materi PT 20%, Ridwan Darmawan: Pasti Ditolak MK
Praktisi Hukum Ridwan Darmawan mengatakan bahwa haqqul yaqiin gugatan tersebut akan di tolak oleh Mahkamah Konstitusi.