Denny Siregar: Munarman, FPI dan Jerman

Diplomat Jerman datang ke markas FPI, kemudian Munarman mengumumkan kasus matinya 6 laskar FPI sudah menjadi sorotan internasional. Denny Siregar.
Munarman - Sekretaris Umum Front Pembela Islam atau FPI. (Foto: Tagar/Cokro TV)

Seperti sudah saya duga, kematian enam orang laskar Rizieq Shihab akan dipelintir dan dibawa ke internasional dengan alasan pelanggaran hak asasi manusia. Ini persis dengan pola awal perang di Suriah, seperti yang diceritakan penulis buku Prahara di Suriah, Dina Sulaeman.

Waktu itu tahun 2011, di sebuah kota kecil di Suriah, ada anak-anak kecil umur 9 sampai 15 tahun yang demo terhadap kebijakan Bashar Assad, Presiden Suriah. Anak-anak kecil itu ditangkapi dan beritanya menyebar luas di seluruh Suriah, kemudian terjadilah demo-demo brutal di banyak daerah.

Anak kecil itu adalah umpan untuk aksi selanjutnya. Ketika dari demo-demo di banyak daerah itu berhasil memancing kekerasan aparat dengan tewasnya beberapa pendemo di lapangan, maka gerakan yang sudah disiapkan selanjutnya adalah menyebarkan berita pelanggaran hak asasi manusia ke internasional yang ditangkap oleh dua lembaga yang memang sudah disiapkan sejak awal, yaitu lembaga HAM internasional di negara barat dan lembaga ulama internasional di negara Arab.

Kedua lembaga ini kemudian mengeluarkan pernyataan bahwa Bashar Assad melanggar HAM, dan mensahkan serangan dari kumpulan internasional untuk mengkudeta Bashar. Supaya makin kuat tuduhan mereka, Bashar kemudian dituduh Syiah. Ini akan memperuncing perbedaan Sunni-Syiah di Suriah. Dan perang besar atas nama identitas pun akhirnya terjadi di sana.

Kedatangan beberapa diplomat Jerman ke markas FPI dengan sembunyi-sembunyi, memperkuat teori saya bahwa ada agenda lanjutan yang sedang disusun untuk menjalankan aksi lanjutan dari tewasnya enam orang laskar FPI.

Jerman memang punya jejak digital yang buruk terhadap permasalahan internal di banyak negara. Selain di Suriah, Jerman juga pernah menemui pemimpin demo di Hongkong yang membuat marah China.

Di balik itu ada seorang pentolan FPI bernama Munarman. Munarman adalah seorang pengacara yang sempat akan dipecat oleh dewan pengurus Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia atau YLBHI. Alasan pemecatan Munarman waktu itu adalah karena dia menolak Pancasila, UUD 1945, dan NKRI sebagai negara demokrasi.

Dia juga diduga kuat terlibat dalam organisasi Hizbut Tahrir Indonesia atau HTI yang sudah dibubarkan pemerintah. Pembelaan Munarman waktu itu, dia tidak terlibat di HTI, hanya "berkawan" saja dengan mereka.

Dan ketika diplomat Jerman dengan sembunyi-sembunyi datang ke markas FPI, Munarman juga yang ikut menyebarkan berita kalau kasus matinya enam orang laskar FPI sudah menjadi sorotan internasional.

Munarman juga pernah dilaporkan ke Polda Bali tahun 2017, oleh Masyarakat Lintas Agama di Bali karena menghina para pecalang. Tapi laporan itu sampai sekarang belum ditindaklanjuti. Dan Munarman juga pernah mempertontonkan aksi kekerasan menyiram secangkir teh ke wajah Thamrin Amal Tomagola, sosiolog dari UI tahun 2013, di depan publik di acara pagi di TV One.

Sayangnya Thamrin Amal Tomagola tidak mau menuntut Munarman karena kekerasan terhadap dia. Mungkin karena takut melihat Munarman dengan laskar FPI di belakangnya.

Dan perlu Anda semua tahu, Munarman pernah masuk penjara di Depok pada 2007, karena dianggap menyerang seseorang dan karena kepemilikian senjata api dan bahan peledak ilegal. Dan Munarman bilang anggota FPI tidak pernah membawa senjata api? Ah, Munarman ngibulnya keterlaluan. Jejak digital tidak pernah bohong, bro. 

Dan tahun 2015 beredar foto dan video Munarman di media sosial, ketika dia berbaiat kepada ISIS, organisasi kejam yang tujuannya untuk mendirikan negara agama di seluruh dunia.

Begitu banyak dosa Munarman yang mengerucut pada satu benang merah bahwa Munarman sejatinya adalah orang yang punya ideologi militan untuk mendirikan negara agama di atas negara Republik Indonesia. Ini seharusnya sudah lama menjadi bahan dari kepolisian untuk menangkap Munarman sebagai salah satu dalang permasalahan intoleransi dan radikalisme di negeri ini.

Dan ketika diplomat Jerman dengan sembunyi-sembunyi datang ke markas FPI, Munarman juga yang ikut menyebarkan berita kalau kasus matinya enam orang laskar FPI sudah menjadi sorotan internasional.

Pemerintah Indonesia lewat Menteri Luar Negeri meminta Kedubes Jerman untuk mengklarifikasi berita datangnya diplomat Jerman diam-diam ke markas FPI. Kedubes Jerman pun sesudah dipaksa baru memberikan jawaban kalau mereka ke markas FPI untuk mencari informasi jalur demo yang dilakukan FPI.

Itu jawaban yang aneh, kok cari informasi jalur demo bukannya ke polisi, malah ke FPI? Apa hubungannya Jerman dan FPI? Apakah Jerman sekarang menjadi pendukung FPI, seperti ketika mereka mendukung demo-demo besar di Hongkong? Apakah ada simbiosis mutualisme antara Jerman dan FPI, berkaitan dengan situasi sekarang ini?

Itulah yang harus diselidiki Menteri Luar Negeri, jangan sampai ada negara luar yang mencampuri masalah internal di negara kita. Apalagi jika berkaitan dengan organisasi keras semacam FPI, karena nanti akan dipelintir FPI sebagai dukungan Jerman terhadap mereka. Dan itu sudah terjadi.

FPI terus-menerus membangun persepsi kalau mereka didukung negara seperti Jerman. Sementara ini gaung di media sosial supaya Munarman ditangkap karena menyebarkan berita bohong tentang kesaksian matinya enam orang laskar FPI semakin kencang.

Orang sudah banyak yang muak dengan segala kebohongan dan kekerasan yang dilakukan Munarman dengan begitu bebas. Apakah Munarman akan tetap bebas dengan aksinya atau polisi sudah berani untuk menangkapnya? Kita tunggu serial seru ini sambil seruput secangkir kopi. Maaf ya kalau saya harus terus seruput kopi, soalnya saya trauma dengan teh, takut disiram sama Munarman lagi.

*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Berita terkait
Proses Muhammad Syarif Anggota FPI Menjelma Teroris
Muhammad Syarif tidak dilahirkan sebagai teroris tapi ia melakukan bom bunuh diri di dalam masjid AZ-Zikra saat salat Jumat. Ia anggota FPI.
Denny Siregar Menunggu Munarman Dijemput Polisi
Polisi dan TNI tegas tapi tidak kasar, memukul mundur demonstran yang ingin memojokkan Polri. Terus Munarman kapan dijemput, Pak? Denny Siregar.
Warganet Desak Kepolisian Tangkap Munarman
Warganet di media sosial twitter ramai-ramai menaikan Tagar #TangkapMunarman.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.