Denny Siregar dan Bisik-bisik Istana Sebelum FPI Dibubarkan

Ada bisik-bisik Istana sebelum FPI dibubarkan. Bisik-bisik tak selalu hal serius politik. Pembisik itu orang hebat di balik Jokowi. Denny Siregar.
Ilustrasi - seorang wisatawan berpose dengan latar belakang Istana Negara. (Foto: Tagar/travelingyuk)

Jakarta - Pemerhati politik Denny Siregar mengatakan AM Hendropriyono adalah satu di antara orang hebat di balik Presiden Joko Widodo, hingga akhirnya keluar keputusan organisasi masyarakat bernama Front Pembela Islam atau FPI dibubarkan, segala aktivitas FPI dilarang, FPI menjadi organisasi terlarang. 

AM Hendropriyono adalah mantan Kepala Badan Intelijen Negara yang kemudian satu di antara penasihat Presiden Jokowi dalam urusan keamanan.

"Beliau jaringannya luas mulai rakyat sampai pejabat. Dan Pak Hendro lah, setahu saya, yang memberikan banyak masukan kepada Presiden bagaimana bersikap dan menghadapi FPI. Beliau punya pengalaman dalam menghadapi kelompok radikal berbaju agama pada masanya," tutur Denny Siregar di laman Facebooknya, Rabu, 30 Desember 2020.

Denny bercerita, sejak pertama kali kenal dengan AM Hendropriyono, ia sangat kagum. Usia Hendropriyono sudah di atas kepala 7 tapi semangatnya membela negara seperti anak muda usia 30. "Pak Hendro lah yang mengajarkan ke saya untuk mencintai negeri ini, dengan darah tertumpah jika harus begini. Beliau menaiehati, mengajarkan strategi, mengubah cara berpikir sehingga bisa melihat sesuatu dengan luas, tidak dari dalam kotak."

Yang menakjubkan dari Hendropriyono, kata Denny, bukan hanya memberi nasihat untuk bangsa pada usianya yang sepuh, ia juga bergerak, memberikan motivasi, pemikiran, bahkan menggerakkan banyak hal.

Tidak selalu soal politik di antara bisik-bisik Istana yang didengar Denny dari Hendropriyono, "Beliau pernah bercerita sama saya, paling bosan diajak makan siang sama Pak Jokowi, 'Menunya tempe lagi tempe lagi', katanya bikin saya ngakak."

AM HendropriyonoAM Hendropriyono. (Foto: Tagar/Inisiatif News)

Hendropriyono, kata Denny, tidak ingin tampil ke muka publik, dia ada di belakang layar karena buatnya, di usianya yang sekarang, harus banyak berbuat, bukan lagi sibuk mengumpulkan materi.

Pernyataan Hendropriyono yang paling berani menurut Denny, "WNI keturunan Arab jangan jadi provokator di negeri ini. Dan semua ribut, menganggap beliau rasis. Padahal yang dimaksud tentu kepada beberapa pihak, seperti Rizieq Shihab dan kroni-kroninya, bukan kepada semua keturunan Arab, karena beliau juga berteman dengan mereka semua."

Hendropriyono mengatakan hal tersebut, menurut Denny, "Supaya banyak orang sadar, jangan pernah menyembah-nyembah orang hanya karena dia mengaku cucu Nabi dan dimanfaatkan buat membuat rusuh negeri ini."

Satu nasihat Hendroprono sangat mengesankan Denny, "Kamu boleh lebih muda dari saya, tapi apakah kamu bisa tetap semuda itu pada saat usiamu setua saya nantinya?"

Dan Pak Hendro lah, setahu saya, yang memberikan banyak masukan kepada Presiden bagaimana bersikap dan menghadapi FPI.

Setahun silam, tepatnya Senin, 2 Desember 2019, AM Hendroproyono mengatakan tidak sepakat dengan kebijakan pemerintah yang memperpanjang izin operasional Front Pembela Islam atau FPI. Ia tidak setuju pemerintah bersikap lunak kepada FPI.

“Jangan sampai gara-gara takut kepada FPI yang jumlahnya cuma 200 ribu, pemerintah malah mengorbankan rakyat yang jumlahnya 267 juta,” kata Hendropriyono kala itu.

Hendropriyono mengatakan sikap pemerintah merangkul FPI tidak bisa menjamin FPI bisa berlaku sesuai koridor yang ditentukan pemerintah. 

“Kartosuwiryo yang sangat besar saja kita berhasil tumpas, masak sama FPI yang kecil kita malah tunduk," kata Hendropriyono. “Jangan sampai manuver politik pemerintah justru membuat gembos semua alternatif strategi menghadapi kaum intoleran ini.”

Hendropriyono menjelaskan negara demokrasi liberal apabila tidak diatur dengan baik, bisa menjadi tempat subur untuk berkembangnya terorisme. "Dalam konteks Indonesia, bahkan Bung Karno dan Pak Harto yang totaliter saja kewalahan menghadapi kelompok intoleran, apalagi dengan sistem sebagaimana sekarang yang cenderung demokrasi liberal." []

Berita terkait
Pembubaran FPI, Munarman: De Javu Pengulangan Rezim Nasakom
Deklarator Front Persatuan Islam (FPI) Munarman menyebut pembubaran organisasi masyarakat (ormas) maupun parpol de javu pengulangan Nasakom.
FPI Dibubarkan, PA 212: Perjuangan Tetap Jalan, Tinggal Bikin Lagi
Wakil Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin menilai dengan pembubaran FPI, perjuangan tetap jalan, tinggal bikin lagi.
FPI Bubar, PKS: Penguasa Leluasa Tetapkan Apa Saja bagi Ormas
Anggota DPR RI dari Fraksi PKS Bukhori Yusuf menilai pembubaran ormas Front Pembela Islam (FPI) merupakan langkah yang salah dilakukan pemerintah.
0
5 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Membeli Hunian di Sentul
Selain Bekasi dan Tangerang Selatan, Bogor menjadi kota incaran para pemburu hunian di sekitar Jakarta. Simak 5 hal ini yang perlu diperhatikan.