Demontrasi Protes Peraih Nobel Makan Korban Jiwa

Aksi demonstrasi memprotes Perdana Menteri Abiy Ahmed yang dinilai tidak layak meraih hadiah Nobel memakan korban jiwa
Para pemuda Oromo meneriakkan slogan di luar rumah Jawar Mohammed, seorang aktivis Oromo dan pemimpin protes Oromo di Addis Ababa, Ethiopia, Rabu, 23 Oktober 2019. (REUTERS/Tiksa Negeri)

Addis Ababa - Aktivis terkemuka Ethiopia, Jawar Mohammad, meminta semua pihak di negara itu untuk tenang di tengah gelombang demonstrasi yang telah menelan korban 16 orang. Para pendemo memprotes Perdana Menteri Abiy Ahmed yang dinilai tidak layak dijadikan peraih Hadiah Nobel.

Jawar meminta massa untuk menertibkan fasilitas umum yang selama ini terganggu, seperti membersihkan jalan dan membuka blokade. Selain itu, meminta orang-orang untuk membongkar tenda yang telah didirikan di sekitar rumahnya. "Buka lagi jalan-jalan yang diblokade, bersihkan kota dari barikade, rawat mereka yang luka-luka selama protes dan berdamailah dengan mereka yang berseteru dengan kalian," katanya seperti diberitakan dari Reuters, Kamis, 24 Oktober 2019.

Sejumlah orang tewas di sedikitnya empat kota sejak bentrokan meletus pada Rabu, 23 Oktober 2019, setelah polisi mengeluarkan tembakan peluru dan gas air mata dalam upaya untuk membubarkan massa demonstrasi yang mendukung Jawar. Jawar adalah seorang pemilik perusahaan media dan aktivis dari Oromo, kelompok etnik terbesar di negara itu. Ia mengatur penyelenggaraan aksi protes, yang kemudian melontarkan Abiy ke kursi kekuasaan tahun lalu.

Abiy menggawangi reformasi politik yang cepat setelah negara itu terkungkung kepemimpinan yang represif selama beberapa dasawarsa. Ia mendapat pujian dari dunia internasional. Puncaknya, pekan lalu ia mendapat Hadiah Nobel Perdamaian. Abiy dianuegerahi Nobel tersebut karena dianggap berhasil mengakhiri konflik yang telah berlangsung berpuluh-puluh tahun antara Ethiopia dengan negaranya, Eritrea.

Namun, kebebasan yang semakin luas telah membuat ketegangan --akibat tekanan sekian lama-- menjadi lepas tak terkendali di antara banyak kelompok etnik Ethiopia. Para politisi daerah menguasai semakin banyak sumber daya, kekuasaan dan lahan untuk wilayah mereka sendiri.

Pada Selasa, 22 Oktober 2019 malam, polisi mengepung kediaman Jawar dan memerintahkan pengawal pribadinya untuk pergi, kata Jawar kepada Reuters. Ratusan orang kemudian berkumpul dengan cepat untuk memberikan dukungan padanya. Aksi unjuk rasa telah meluas ke berbagai kawasan di ibu kota dan kota-kota lainnya. Di sana, polisi menembakkan gas air mata dan peluru untuk membubarkan mereka.

Jawar adalah warga negara Amerika Serikat kelahiran Ethiopia. Ia telah mengerahkan ribuan pemuda dari seantero wilayah Oromiya untuk memprotes pemerintah, dari 2016 hingga 2018. Rangkaian aksi protes itu akhirnya membuat pendahulu Abiy, Hailemariam Desalegn, terpaksa mundur. Desalegn menjadi perdana menteri pertama sejak kemerdekaan yang mengundurkan diri dari jabatannya.

Berita terkait
Tiga Ekonom AS Raih Nobel Ekonomi
Keberhasilan tiga ekonom AS mempelopori cara-cara baru untuk mengurangi kemiskinan menghantarkan mereka meraih nobel bidang ekonomi
BJ Habibie Pantas Dapat Nobel
Fahri Hamzah menuturkan BJ Habibie, yang wafat pada Rabu (11/9/2019) di Jakarta, pantas mendapatkan hadiah Nobel untuk jasa-jasanya.
Nobel Ekonomi 2019, Penelitian Tentang SD Inpres di Indonesia
Nobel Ekonomi tahun 2019 dimenangkan tiga ekonom dari Amerika. Salah satunya mengangkat riset tentang Sekolah Dasar (SD) Inpres di Indonesia.
0
PKS Akan Ajukan Uji Materi PT 20%, Ridwan Darmawan: Pasti Ditolak MK
Praktisi Hukum Ridwan Darmawan mengatakan bahwa haqqul yaqiin gugatan tersebut akan di tolak oleh Mahkamah Konstitusi.