Jakarta – Puluhan ribu aktivis iklim berpawai di Glasgow, Skotlandia, Inggris, untuk protes pada hari kedua berturut-turut di luar KTT Iklim PBB. Protes-protes iklim juga diadakan Sabtu, 6 November 2021, di kota-kota lain di seluruh Eropa, termasuk London, Amsterdam, Paris, Dublin, Copenhagen, Zurich dan Istanbul.
Para aktivis menuntut agar pemerintah-pemerintah bergerak lebih cepat untuk mengurangi polusi akibat batu bara dan bensin yang merusak iklim dan memanaskan suhu Bumi.
Para demonstran mengangkat poster-poster bertuliskan "Kode Merah bagi Kemanusiaan" dan "Stop penyumbang polusi besar." Sebuah poster bertuliskan, "Kalau bukan kalian, lalu siapa? Kalau bukan sekarang, lalu kapan?"

Presiden KTT, Alok Sharma, mengatakan kepada para wartawan bahwa ia memahami rasa frustasi para demonstran. "Saya pikir kita secara umum telah mencapai kemajuan," kata Sharma pada Sabtu, 6 November 2021. "Saya pikir orang-orang konstruktif di ruang perundingan."
Dalam konferensi PBB hari ketujuh, para perunding membahas rancangan perjanjian yang bisa diserahkan kepada para menteri untuk mendapat persetujuan politik pekan depan.
Di antara isu-isu yang dibahas adalah komitmen baru untuk membatasi pemanasan global pada tingkat 1.5 derajat Celcius, mendorong negara-negara agar meningkatkan upaya pengurangan emisi, dan menyediakan bantuan keuangan lebih besar bagi negara-negara miskin untuk beradaptasi dengan perubahan iklim (vm/ah)/Associated Press/voaindonesia.com. []
Aktivis Perlindungan Iklim Sedunia Kembali Turun ke Jalan
UE, Indonesia Tanggulangi Dampak Perubahan Iklim
Perubahan Iklim Bisa Tingkatkan Risiko Rawan Pangan, Ini Alasannya
WHO dan Greta Thunberg Nominasi Nobel Perdamaian 2021