Aktivis Perlindungan Iklim Sedunia Kembali Turun ke Jalan

Ribuan aktivis muda perlindungan iklim kembali memenuhi jalan-jalan dalam aksi massal Fridays for Future di Berlin, Jerman
Aksi unjuk rasa Fridays for Future di Berlin, Jerman, 24 September 2021 (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Setelah lama terhenti karena pandemi Covid-19, hari Jumat, 24 September 2021, ribuan aktivis muda perlindungan iklim kembali memenuhi jalan-jalan dalam aksi massal Fridays for Future. Di Jerman, aksi protes digelar di beberapa kota.

Para aktivis perlindungan iklim melaporkan lebih dari 1.400 aksi massal di lebih 80 negara yang diikuti oleh ribuan orang, terutama remaja. Fokus utama tahun ini adalah Jerman, yang akan menggelar pemilu pada hari Minggu, 26 September 2021.

Di Jerman saja ada sekitar 450 aksi protes yang didaftarkan ke polisi. Tokoh garis depan perlindungan iklim Greta Thunberg sendiri yang turun langsung ke jalan di pusat kota Berlin, di depan gedung parlemen Jerman, Gedung Reichstag.

Di hadapan ribuan demonstran di Berlin, Greta Thunberg mengatakan bahwa "tidak ada partai politik" di Jerman yang melakukan cukup untuk memerangi krisis iklim. "Ya, kita harus memilih, Anda harus memilih, tetapi ingat bahwa memilih saja tidak akan cukup. Kita harus terus turun ke jalan," serunya.

Aktivis iklim Greta ThunbergAktivis iklim Greta Thunberg di Berlin, Jerman, 24 September 2021 (Foto: dw.com/id)

1. Kembali ke Jalan Setelah Ada Pelonggaran

Sekelompok murid sekolah dasar dalam aksi protes terdengar meneriakkan slogan: "Kami di sini, kami keras, karena Anda menjual masa depan kami!" Sasha yang berusia 10 tahun mengatakan dengan lantang: "Kami tidak ingin dunia hancur dan penuh dengan sampah plastik," kata Sasha, 10 tahun.

Aksi unjuk rasa global Fridays for Future telah menjadi acara tahunan sebelum pandemi dan sering digelar bersamaan dengan waktu Sidang Umum PBB di New York. Dua tahun lalu, jutaan orang diperkirakan telah bergabung dengan aksi protes itu. Tahun lalu, di tengah pandemi virus corona, para aktivis menggelar aksi mereka secara online online.

Tahun ini, dengan banyak negara telah mencabut setidaknya beberapa pembatasan virus corona mereka, para aktivis peerlindungan iklim pun kembali memenuhi jalan-jalan di kota-kota besar di seluruh dunia, menuntut pemerintahnya berbuat lebih banyak untuk perlindungan iklim.

Aktivis lingkungan demonstrasi demi iklim di BayernAktivis lingkungan demonstrasi demi iklim di Bayern, Jerman, September 2019 (Foto: dw.com/id)

2. Mogok Global untuk Iklim

Aksi tahun ini berlangsung di bawah motto: "Pemogokan global demi iklim." Kelompok Fridays for Future membagikan foto-foto aksi mereka lewat media sosial, dengan aksi unjuk rasa dari Brasil sampai Filipina, yang digelar secara serentak.

"Para pemogok dari kedua sisi dunia meminta presiden mereka untuk berhenti berbohong dan mengatasi akar krisis iklim," tulis kelompok itu di Twitter.

Aktivis muda dan pekerja nelayan juga menggelar protes di sepanjang Teluk Manila, menuntut tindakan terhadap perubahan iklim dan mencela proyek reklamasi lokal. Mereka membawa plakat dan papan bertuliskan: "Laut naik, kita juga!" dan menyerukan lebih banyak "adaptasi di tengah krisis iklim." [hp/yp (dpa, afp, ap)]/dw.com/id. []

UE, Indonesia Tanggulangi Dampak Perubahan Iklim

Perubahan Iklim Bisa Tingkatkan Risiko Rawan Pangan, Ini Alasannya

WHO dan Greta Thunberg Nominasi Nobel Perdamaian 2021

Greta Thunberg, Inspirasi Jutaan Anak Muda di 150 Negara

Berita terkait
Dunia Gagal Capai Tujuan Iklim Kesepakatan Paris
Dunia tidak mencapai target untuk memenuhi tujuan emisi yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris 2015 dan mendekati titik kritis