Demokrat Diajak Koalisi Prabowo Karena Kasihan

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengungkapkan pihaknya menerima Demokrat di Koalisi Prabowo-Sandiaga karena kasihan.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memberikan salam kepada media sebelum melakukan pertemuan tertutup di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (30/7). Pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari komunikasi politik yang dibangun kedua partai untuk Pilpres 2019. (Foto: Ant/Sigid Kurniawan)

Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengungkapkan alasan kenapa Koalisi Adil Makmur menerima Partai Demokrat dalam gerbong pengusung capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Menurutnya, pihaknya menerima Demokrat karena faktor kasihan.

"Kita ajak koalisi cuma kita kasihan aja waktu itu. Sebab engga bisa ikut Pemilu 2024 kalau engga ada yang mau koalisi," terang Arief lewat keterangan tertulis yang diterima Tagar, Jumat 10 Mei 2019.

Arief menilai langkah-langkah elit Partai Demokrat dalam bersikap terkait paslon yang diusungnya di Pilpres 2019 mengambang. Atas perilaku Partai Demokrat yang dianggapnya tak mantap dalam satu tujuan, Arief menganalogikan seperti tokoh pewayangan Jawa, Aswatama.

Arief berpendapat, sesuatu yang tak konsisten bakal mendapat penolakan dari sejumlah pihak. Dalam dinamika politik di Indonesia negasi dicontohkannya bakal datang dari salah satu elit kubu petahana, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

"Dan saya yakin nasibnya Demokrat akan seperti kayak tokoh Aswatama setelah Perang Bharatayudha, engga diterima di mana-mana. Dan nanti juga oleh koalisi parpol (partai politik) nya Ibu Mega (Megawati) akan ditolak masuk koalisi. Dan engga ada yang mau koalisi sama Demokrat tuh," urainya.

Lebih lanjut, Arief mengatakan kehadiran Partai Demokrat di koalisi pasangan nomor urut 02 tidak berpengaruh terhadap perolehan suara Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019. Ditambah tak mantapnya partai berlambang mercy itu di jalur Koalisi Adil Makmur, maka ia memandang sebaiknya Demokrat hengkang saja.

"Monggo keluar aja. Wong engga ada pengaruhnya menghasilkan suara Prabowo-Sandi kok selama ini. Malah menurunkan suara loh," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu dengan Jokowi di ruang kerja presiden di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis sore, 2 Mei 2019. Kepada wartawan, putra sulung presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono itu menjelaskan dia diundang Presiden Jokowi ke Istana Negara.

Baca juga: 

Berita terkait
0
Ini Dia 10 Parpol Pendatang Baru yang Terdaftar di Sipol KPU
Sebanyak 22 partai politik (parpol) telah mengajukan permohonan pembukaan akun atau akses Sistem Informasi Partai Politik (Sipol).