Malang - Massa aksi #MosiTidakPercaya dari Aliansi Malang Melawan (AMM) menggelar demonstrasi menolak Undang Undang Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja di Jalan Basuki Rahmat, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Selasa, 20 Oktober 2020. Mereka tergabung dari kalangan buruh, mahasiswa dan organisasi masyarakat sipil di Malang Raya.
Berkumpul di Stadion Gajayana, mereka melakukan long march atau jalan kaki menuju Alun-alun Tugu Kota Malang. Tidak lupa, mereka juga melakukan orasi-orasi politik menolak UU kontroversial tersebut.
Ingat kawan-kawan. Aksi kali ini tidak ada audiensi dengan siapapun.
Dalam orasinya, mereka mengungkapkan aksi demonstrasi kali ini tidak akan ada audiensi dengan siapapun. Baik dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) maupun Pemerintah Kota Malang. Mereka menganggap hal itu sudah tidak ada gunanya.
"Ingat kawan-kawan. Aksi kali ini tidak ada audiensi dengan siapapun. Karena, aksi kali ini #MosiTidakPercaya kepada DPR dan Pemerintah," ujar perwakilan masa aksi dalam orasinya.
Baca juga:
- Khawatir Ricuh, BEM Malang Raya Tidak Ikut Demo Omnibus Law
- Demo Omnibus Law, 15 Wartawan Malang Alami Kekerasan Polisi
- Wali Kota Malang Tunggu PP Terkait Omnibus Law
Meski demikian, sang orator itu menyebutkan bahwa aksi demonstrasi menolak UU sapu jagat ini berjalan damai. Mereka juga menegaskan bahwa aksi demonstrasi ini hanya ditunggangi oleh kepentingan rakyat, bukan sebagaimana tuduhan liar selama ini.
"Kawan-kawan, aksi kita aksi damai. Massa aksi tidak melakukan kekerasan. Tapi, siapa yang melakukan kekerasan selama ini kawan-kawan. Pemerintah beserta aparat pengamanannya kawan-kawan," kata orator kepada massa aksi.
Berdasarkan pantauan Tagar, massa aksi #MosiTidakPercaya ini tidak henti-hentinya melakukan orasi-orasi politiknya. Khususnya menolak UU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja.
Menggelar aksi demonstrasi tepat di jantung lalu lintas perekonomian. Massa aksi juga menggelorakan lagu-lagu hingga puisi perjuangan masyarakat melawan kesewenang-wenangan oligarki. Salah satunya lagu berjudul 'Buruh Tani' dan 'Darah Juang'.
Selain itu, massa aksi juga terus menggelorakan seruan-seruan berupa kecaman betapa bebalnya DPR dan pemerintah tidak mendengarkan aspirasi rakyatnya. Khususnya terkait pengesahan Undang-undang Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja.
"Cabut, cabut, cabut Omnibus. Cabut Omnibus sekarang juga. Omnibus Law," kata mereka terus-menerus secara serentak sambil lalu berjalan dan bergandengan tangan.
Sementara, ribuan aparat pengamanan gabungan TNI-Polri serta organisasi masyarakat (ormas) masyarakat tampak melakukan penjagaan ketat disekitar pusat pemerintahan Kota Malang. Sampai saat ini, aksi masih berlangsung. [](PEN)