Demo Anies Lengser Dilempar Botol Hingga Direlokasi

Demonstran yang menyerukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lengser direlokasi hingga dilempar botol.
Demonstran yang menyerukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mundur direlokasi oleh aparat keamanan dari depan Balai Kota (Balkot) Jakarta pada Selasa 13 Januari 2020, pukul 14.30 WIB. (Foto: Tagar/Edy)

Jakarta - Demonstran yang menyerukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lengser direlokasi oleh kepolisian. Relokasi menyusul meningkatnya jumlah massa pendukung Anies di depan Balai Kota (Balkot), Jakarta, pada Selasa siang, 13 Januari 2020.

Mereka lalu beranjak meninggalkan Balai Kota ke lokasi relokasi dengan tetap melantunkan nyanyian bernada lagu Tik tik tik bunyi hujan pukul 14.30 WIB.

"Anies, Anies, cepat lah mundur sekarang juga, kerja ngga becus luar biasa, cobalah tengok Kota Jakarta, semakin hancur karena Anies."

Ketika direlokasi ke Patung Kuda, pintu barat Monumen Nasional (Monas) melalui Jalan Merdeka Selatan, massa pendemo Anies dijaga ketat oleh aparat keamanan. Hanya saja, upaya pemindahan itu justru sempat semakin mendekatkan dua massa.

Cukup-cukup, sudah, tolong kembali ke dalam.

Suasana mulai tegang ketika sebagian massa dari pendukung Anies melemparkan makian. Di antara mereka bahkan melontarkan nama binatang. Massa pendemo Anies yang jumlahnya lebih sedikit dibanding massa pendukung Gubernur DKI tetap berjalan dalam kawalan.

Suasana lempar makian kemudian berubah menjadi lempar botol ke arah mobil yang mengikuti barisan pendemo Anies. Dengan pengeras suara dari atas kendaraan antihuru-hara, Wakapolres Jakarta Pusat Susatyo Purnomo Condro berusaha menenangkan massa pendukung Anies.

"Cukup-cukup, sudah, tolong kembali ke dalam (lingkungan Pemprov DKI)," teriak polisi bernama Sulistyo itu.

PolisiPolisi berusaha menenangkan massa pendukung Anies Baswedan saat demonstran menyerukan Gubernur DKI Jakarta mundur direlokasi ke Patung Kuda, Jakarta Pusat, Selasa 14 Januari 2020. (Foto: Tagar/Edy)

Massa pendemo Anies tidak tersulut, mereka tetap berjalan menuju pintu barat Monas. Suasana kembali normal ketika massa pendemo Anies berjalan semakin menjauh dari Balai Kota.

Sesampainya di pintu barat Monas, massa pendemo Anies mulai menggelar unjuk rasa dengan tema yang sama. Menurut infromasi yang diterima Tagar, pemindahan demonstrasi itu lantaran Masjid Fatahillah yang berada di dalam Balai Kota sedang melakukan peringatan Maulid Nabi sejak pukul 12.00 hingga sore.

"Kita terima saja lah, apa kata aparat, mungkin itu yang terbaik daripada terjadi benturan," kata salah satu peserta pendemo Anies, Siti Nur Sulistiani, kepada Tagar.

Pimpinan pendemo Anies, Dewi Tanjung mengaku memahami arahan polisi itu. Politikus PDI Perjuangan itu mengatakan, massanya taat aturan.

mereka juga saudara-saudara kita walaupun kita berbeda, kita menghargai mereka," kata Dewi."Toh, mereka juga saudara-saudara kita walaupun kita berbeda, kita menghargai mereka," kata Dewi.

Sekitar tiga puluh menit menggelar unjuk rasa, perhatian pendemo Anies kembali buyar. Segelintir orang berserban membawa bendara bertuliskan huruf Arab mendekati massa pendemo Anies dengan sepeda motor.

Sebagian massa pendemo Anies bereaksi dengan mengejar. Pembawa bendara yang turun dari motornya tampak ingin menantang berkelahi pengejarnya. Beruntung polisi segera melerai mereka. Orator dari pendemo Anies meminta massanya tenang dan tidak terprovokasi. []

Baca juga: 

Berita terkait
Demo Anies Baswedan Mundur, 300 Ormas Jaga Balkot
300 anggota ormas Bang Jafar melakukan aksi respons dari rencana demo melengserkan Anies Baswedan dari kursi DKI-1 di Balai Kota (Balkot) DKI.
Pemprov DKI Respons Demo Lengserkan Anies Baswedan
Pemprov DKI Jakarta merespons bakal ada demo menuntut lengsernya Anies Baswedan dari kursi DKI-1 di Balai Kota, Selasa siang 14 Januari 2020.
Anies Baswedan: Tanggul Jakarta Tak Jebol Tapi Retak
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membantah survei Kementrian PUPR soal ada tanggul di wilayahnya jebol. Menurutnya hanya retak.