Demi Covid-19, Indonesia Lebarkan Defisit 3% Sejak Krisis 98

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan strategi Indonesia mengatasi pandemi Covid-19 hampir sama dengan Spanyol, China, dan Jepang.
Petugas memakaikan masker kepada warga yang kedapatan tidak mengenakan masker saat digelar razia penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Total di wilayah perbatasan DKI Jakarta dengan Tangerang Selatan di Bintaro, Jakarta, Senin, 14 September 2020. (Foto: Antara/Muhammad Iqbal)

Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menuturkan strategi Indonesia untuk mengatasi pandemi Covid-19, sebenarnya hampir sama dengan negara anggota Asian Development Bank (ADB) seperti Spanyol, Cina, dan Jepang.

"Kurang lebih dilakukan oleh Indonesia dengan adaptasi atau penyesuaian seperti program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional," ucap Sri Mulyani seperti dikutip Tagar dalam keterangan resmi Kementerian Keuangan.

Jika Indonsia memiliki program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, kata dia di Spanyol ada program pemulihan dan ketahanan ekonomi nasional serta mendorong perbankan untuk mendukung keberlangsungan fiskal negara.

Sementara itu, strategi Cina ialah menekan rasio defisit, memperluas produk investasi pemerintah serta memberikan fasilitas perpajakan dan pemberian insentif keuangan.

Sedangkan strategi di Jepang, kata Sri Mulyani adalah memberikan pembiayaan untuk Usaha Kecil Menengah dan meluncurkan program-program katalisator aktivitas ekonomi.

Dari strategi tiga negara, menurutnya ada perbedaan dengan strategi di Cina. Sebab, untuk menangani Covid-19 dalam negeri, Indonesia untuk pertama kalinya, sejak krisis 1998 melakukan pelebaran defisit lebih dari tiga persen.

"Terpenting dari perubahan defisit anggaran ini adalah untuk membiayai program kesehatan agar pemerintah dapat melakukan pelacakan, pengujian, dan perawatan dalam upaya penanganan Covid-19, serta untuk menyediakan jaring pengaman sosial bagi masyarakat," tutur dia.

Pandemi Covid-19 menurut dia bukan hanya dialami Indonesia saja, melainkan menjadi permasalahan global. Maka dari itu perlu kerja sama antar negara untuk menangani pandemi Covid-19 dari segala sisi.

Sebagai mitra, ADB dapat menyediakan pembiayaan untuk negara-negara anggotanya. Selain itu, ADB juga mendorong program-program countercyclical di bidang kesehatan, perlindungan sosial, terutama untuk wanita dan anak-anak serta dukungan kepada dunia usaha, pariwisata, dan pembiayan sektor finansial.

"Saya pikir semua negara mempunyai insting untuk menutup perbatasan [karena Covid-19] dan mencoba melihat ke dalam negeri masing-masing," ujarnya. []

Berita terkait
Kata Menteri Keuangan, Pandemi Covid-19 Masalah Global
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan pandemi Covid-19 bukan hanya permasalahan yang dialami satu negara saja, melainkan seluruh dunia.
Tangani Covid-19, Sri Mulyani: Negara Butuh Masyarakat
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah membutuhkan dukungan dan kerjasama dari masyarakat dalam mengatasi Covid-19.
0
Ukraina dan Moldova Resmi Sebagai Kandidat Anggota Uni Eropa
KTT Uni Eropa akhirnya memberikan status “kandidat resmi“ kepada Ukraina dan Moldova yang disebut sebagai momen unik dan bersejarah