Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan pandemi Covid-19 bukan hanya permasalahan yang dialami satu negara saja, melainkan hampir seluruh negara di dunia. Maka dari itu, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan berkomunikasi dan kolaborasi dengan negara anggota Asian Development Bank (ADB) untuk menangani dampak pandemi Covid-19 di bidang kesehatan dan perekonomian.
"Pandemi ini mengajarkan banyak hal pada kita. Kita tidak bisa hanya bekerja sendiri meskipun kita adalah negara yang besar. Kita akan selalu membutuhkan kerjasama global," kata Sri Mulyani Indrawati dalam Governors’ Seminar: Developing Asia Beyond the Pandemic secara virtual, Jumat, 18 September 2020.
Situasi sekarang menurutnya sangat kompleks, bahkan menimbulkan ironi permasalahan pada beberapa negara. Sebab, tak ada satupun negara di dunia yang tidak turun tangan untuk mengatasinya, karena tidak ada perbedaan batas negara dari masalah pandemi Covid-19.
Ia menilai semua negara mempunyai insting untuk menutup perbatasan dan mencoba melihat ke dalam negeri masing-masing. "Dan karena itu saya katakan, sekarang ini adalah situasi yang sangat menantang. Maka dari itu setiap pemimpin negara harus membutuhkan suatu kerja sama,” tuturnya,
Bentuk kerjasama dalam penanganan Covid-19, kata Sri Mulyani tak hanya sebatas menemukan vaksin saja, tetapi bersama-sama membantu dalam pemulihan ekonomi dunia. Dalam hal ini, dibutuhkan peran lembaga-lembaga multilateral.
Untuk aspek kesehatan global, World Health Organization (WHO) harus mengambil peran utama. Kemudian, lembaga keuangan multilateral seperti ADB, International Monetary Fund (IMF), dan World Bank harus berjalan bersama membangun kembali kepercayaan global dalam usaha untuk pemulihan ekonomi dunia.
Jika seluruh negara berhasil melewati pandemi Covid-19, Menkeu optimistis bukan tidak mungkin dunia bakal dihadapkan pada era globaliasasi baru, yang merupakan wujud dari kerjasama antar negara.
“Saya pikir dan saya harap setelah Covid-19 ini akan ada bentuk baru dari era globalisasi, yang lebih inklusif, lebih peduli, dan juga lebih melihat tidak hanya kepada pertumbuhan tetapi juga keberlanjutan," ucapnya. []