Daoed Joesoef Tak Pernah Mau Ucapkan Assalamualaikum

Sebagai Mendikbud di Kabinet Pembangunan III Daoed Joesoef tidak pernah memulai pidato atau sambutan dengan mengucapkan Assalamualaikum
Daoed Joesoef (Foto: antaranews.com)

Oleh: Syaiful W. Harahap

Hari-hari belakangan ini kisruh soal ucapan salam Assalamualaikum ketika membuka acara, khususnya pejabat, yang dilanjutkan dengan salam semua agama jadi kontra produktif terhadap upaya mewujudkan masyarakat yang toleran. Dulu ada Daoed Joesoef, Mendikbud, yang tidak mau memulai pidato atau sambutan dengan mengucapkan Assalamualaikum.

Daoed Joesoef, lahir di Medan, Sumatra Utara, 8 Agustus 1926, adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) dalam Kabinet Pembangunan III dari tahun1978 sampai 1983. Ketika itu suasana kampus masih demam ‘Malari’ (Malapetaka 15 Januari 1974) yaitu gerakan mahasiswa yang dimotori mahasiswa FK UI, Hariman Siregar, yang menyoal kebijakan ekonomi di era pemerintahan Presiden Soeharto yang oleh mahasiswa dianggap terlalu berpihak kepada investasi asing. Demonstrasi dilakukan mahasiswa bertepatan dengan kedatangan Perdana Menteri Jepang, Kakuei Tanaka, untuk bertemu dengan Presiden Soeharto di Bina Graha.

Untuk menetralisasi kehidupan di kampus Mendikbud Daoed Joesoef mengeluarkan kebijakan yang dikenal sebagai NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan). Kebijakan ini merupakan langkah pemerintah, dalam hal ini Kemendikbud, untuk membersihkan kampus dari kegiatan-kegiatan politik praktis.

Ketika Itu Mendikbud Daoed Joesoef mengatakan kegiatan politik hanya boleh dilakukan di luar kampus. Mahasiswa di kampus adalah untuk belajar. Kebijakan NKK/BKK membubarkan Dewan Mahasiswa di unversitas yang ketika itu sebagai ‘panglima’ di kampus. Dengan langkah ini kegiatan politik mahasiswa di semua perguruan tinggi pun lumpuh.

Daoed Joesoef meraih gelar sarjana ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI) tahun 1959. Dua gelar doktor diraihnya di Sorbonne, Perancis, yaitu: Ilmu Keuangan Internasional dan Hubungan Internasional (1967) serta Ilmu Ekonomi (1973). Sekembalinya ke Indonesia Daoed Joesoef ikut mendirikan CSIS (Centre for Strategic and International Studies), sebuah think tank (tangki pemikir). Hasil kajian CSIS dipakai oleh pemerintahan Orde Baru.

Tidak sedikit sindiran dan kritikan yang dialamatkan ke Daoed Joesoef karena tidak mengucapkan Assalamualaikum ketika memulai sambutan atau pidato resmi atau tidak resmi. Sikap ini pun jadi sorotan karena Daoed Joesoef merupakan menteri yang melarang libur pada bulan puasa. Muncul tudingan dia sebagai menteri yang anti-Islam.

Padahal, Daoed Joesoef, yang gemar melukis ini, justru menghargai belajar sebagai bagian dari ibadah. Ketika itu Daoed Joesoef mengatakan: "Ramadan adalah bulan penuh ibadah, belajar pun bagian dari ibadah. Tapi kenapa justru sekolah harus libur." Padahal, libur bulan puasa sudah menjadi tradisi.

Alasan Daoed Joesoef, yang juga gemar menulis puisi ini, tidak mau mengucapkan salam secara Islam jika pidato karena dia sebagai pejabat publik di negara yang serba majemuk, multikultural, multiagama, multisuku, multi asal-usul dan multi kepercayaan. Ini disebutkan oleh Daoed Joesoef, yang berdarah Aceh, dalam buku "Dia dan Aku: Memoar Pencari Kebenaran" yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas, 2006. Daoed Joesoef meninggal di Jakarta, 23 Januari 2018, pada umur 91 tahun, meninggalkan seorang istri, Sri Sulastri, dan seorang anak, Sri Sulaksmi Damayanti.

Ketika banyak pejabat, termasuk menteri, yang gemar main golf tapi tidak bagi Daoed Joesoef. Ketika ditanya wartawan mengapa dia tidak main golf, Daoed Joesoef mengatakan ketika remaja di Medan dia dan teman-temannya bermain di lapangan golf dekat permukiman mereka.

Dalam sebuah kunjungan ke Tanobato, Kayu Laut, Kabupaten Madina, Sumut, di awal tahun 1980-an memperingati kelahiran pujangga Willem Iskandar, Daoed Joesoef membalas kritikan yang dialamatkan kepadanya karena tidak mau mengucapkan salam. Penulis sendiri ada pada acara itu sebagai wartawan salah satu koran terbitan Medan, Sumut.

Menurut Daoed Joesoef acara sudah dibuka dengan salam menurut Islam yaitu Assalamualaikum oleh pembawa acara di awal acara pada pembukaan acara. Dia sendiri menyampaikan sambutan atau pidato setelah acara dibuka dengan salam Assalamualaikum dan sebelum acara ditutup.

Pemerintah Australia pun tidak lagi memakai ucapan doa secara Kristen pada acara-acara resmi kenegaraan karena warga Australia sudah memeluk berbagai macam agama dan kepercayaan.

Adalah langkah yang arif dan bijaksana jika memperhatikan alasan Daoed Joesoef mengapa dia tidak mau mengucapkan salam sebelum memberikan sambutan atau pidato (Bahan: dari berbagai sumber). []

Berita terkait
Makna Ucapan Salam Lintas Agama oleh Pejabat Negara
Assalamualaikum. Salam sejahtera bagi kita semuanya, Shalom. Om Swastiastu. Namo Buddhaya. Salam Kebajikan. Salam lintas agama yang diucap pejabat.
Gus Syafruddin Dukung MUI Jatim Tak Salam Agama Lain
Khatib Syuriah Nahdlatul Ulama Jatim Syafruddin Syarif mendukung imbauan MUI Jatim agar pejabat muslim tidak mengucap salam agama lain.
MUI Jatim Minta Pejabat Tak Ucap Salam Agama Lain
MUI Jawa Timur menerbitkan surat imbauan agar pejabat muslim tidak mengucapkan salam agama lain saat membuka atau sambutan acara resmi.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.