Daftar Goweser Meninggal dalam 2 Bulan di Yogyakarta

Goweser yang meninggal mendadak saat bersepeda sudah kerap terjadi di Yogyakarta. Berikut catatan Tagar berdasarkan informasi dari kepolisian.
Ilustrasi sepeda jatuh. (Foto: Pixabay)

Yogyakarta - Peristiwa kematian mendadak saat bersepeda sudah kerap terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Rata-rata penyebab kematian tersebut karena mengabaikan kesehatan atau memaksakan diri. Selain itu juga ada faktor lain, seperti mengabaikan rambu-rambu lalu lintas.

Berdasarkan catatan Direktorat Lalu Lintas Polda DIY sepanjang Januari-Juni 2020, kecelakaan yang melibatkan pesepeda di DIY total sebanyak 117 kejadian. Dari jumlah itu, 12 korban meninggal dunia, sementara 123 luka ringan. Dengan catatan, data tersebut belum merujuk pada pesepeda yang meninggal mendadak.

Direktur Lalu Lintas Polda DIY, Komisaris Besar Polisi I Made Agus Prasetyo mengatakan dari catatannya ada sejumlah faktor yang membuat kecelakaan yang melibatkan pesepeda. "Faktor penyebab goweser kecelakaan beragam, salah satunya tidak mematuhi aturan seperti melanggar lampu merah," katanya di Yogyakarta, Selasa, 28 Juli 2020.

Semua pengendara harus saling menghormati saat berkendara. Jangan karena sepeda bisa ngambil semua jalur.

I Made mengimbau agar pengendara sepeda mengutamakan kedisiplinan. Pasalnya kecelakaan berawal dari pelanggaran, gunakan jalan dengan baik dan tidak bergerombol. "Semua pengendara harus saling menghormati saat berkendara. Jangan karena sepeda bisa ngambil semua jalur," ucapnya.

Informasi yang dari kepolisian yang himpun Tagar, selama kurun waktu dua bulan (Juni - Juli) sedikitnya sudah ada enam peristiwa kematian mendadak yang melibatkan pesepeda di Yogyakarta. Berikut datanya:

Pertama, di Kabupaten Kulon Progo pada Minggu, 14 Juni 2020 lalu, goweser bernama Aloisius Sumarjono, 46 tahun mendadak meninggal dunia di Jalan Sentolo-Muntilan, Desa Banjarharjo, Kapanewon Kalibawang, Kulon Progo.

Kedua, Pada Minggu, 28 Juni 2020 di Dusun Bangunharjo, Kelurahan Bangunkerto, Kecamatan Turi, Sleman seorang polisi, Aiptu Sutriyatna, 54 tahun, meninggal dunia saat melakukan olahraga bersepeda. Korban meninggal karena riwayat penyakit jantung yang dideritanya.

Ketiga, pada Senin, 6 Juli 2020, peristiwa yang sama telah menimpa Kaseri, 65 tahun, meninggal dunia saat bersepeda di Jalan Anggrek, Sambilegi Baru, Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Sleman.

Keempat, pada 15 Juli 2020, goweser bernama Dwi Aji Warsono, 57 tahun, warga Kecamatan Depok, Sleman, meninggal pada Rabu, 15 Juli saat bersepeda di Jalan Menteri Supeno, Kota Yogyakarta. Korban diduga karena kelelahan yang berujung pada serangan jantung.

Kelima, Sugiyanto, 61 tahun warga Kulon Progo diketahui meninggal dunia saat bersepeda melewati Underpass Yogyakarta International Airport (YIA) Kapanewon Temon, Kulon Progo pada Minggu 19 Juli 2020. 

Keenam, goweser bernama Harun Irwanto, 58 tahun, warga Gunungkidul yang berdomisili di Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Harun ditemukan meninggal dunia di punggir Selokan Mataram, Dusun Senoboyo, Banyurejo, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman pada Minggu, 26 Juli 2020 saat bermain sepeda bersama rekan-rekannya. []

Berita terkait
Goweser Meninggal di Pinggir Selokan Mataram Sleman
Goweser meninggal saat istirahat dari perjalanan bersama rombongan pesepeda. Dia meninggal di gubug pinggir Selokan Mataram Sleman, Yogyakarta.
Lagi, Goweser Meninggal Saat Bersepeda di Yogyakarta
Dalam catatan Tagar, sebulan terakhir terjadi tiga pesepeda meninggal saat mengayuh pedal di Yogyakarta.
Tak Kuat Tanjakan, Goweser Meninggal di Kulon Progo
Panemu Kalibawang Heri Darmawan menemukan seorang goweser terjatuh saat melalui jalan tanjakan Jalan Sentolo-Muntilan, Banjarharjo, Kulon Progo.