Covid-19, Operasi Masker Serentak di 3 Wilayah Sumut

Tiga wilayah di Sumatera Utara akan menggelar operasi masker serentak.
Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi (baju putih) ketika memimpin rapat koordinasi, Senin, 11 Mei 2020. (Foto: Tagar/Istimewa)

Medan - Tiga wilayah di Sumatera Utara akan menggelar operasi masker serentak. Sebanyak 1.000 masker akan dibagikan selama tiga hari berturut-turut kepada warga di tiga daerah, yakni Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, dan Kota Binjai.

Terungkap dalam rapat koordinasi tiga kepala daerah yang dipimpin Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Senin, 11 Mei 2020.

Edy mengajukan kepada tiga daerah itu membuat gerakan bersama menangani Covid-19, seperti operasi masker, penyediaan tempat-tempat cuci tangan, dan penerapan ketat physical distancing.

Ketiga daerah dimaksud seperti tidak memiliki batas. Perpindahan antarwarga ketiga daerah begitu masif, dan jarak wilayahnya sangat berdekatan.

Penyebaran Covid-19 di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang, tertinggi di banding daerah lain di Sumatera Utara. 

Pasien positif Covid-19 di Kota Medan sebanyak 132 orang, PDP 87 orang, sembuh 35 orang, dan meninggal 13 orang. Deli Serdang positif 20 orang, PDP 19 orang, dan meninggal 4 orang.

Diharapkan, dengan mengontrol ketat tiga daerah ini jumlah kasus terinfeksi Covid-19 bisa ditekan. Pelaksanaannya, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara bersama tiga daerah menggelar operasi masker.

Diawali dengan pembagian masker secara gratis kepada masyarakat sebagai pengingat, bila di luar rumah harus menggunakannya.

Setelah pembagian masker diharapkan tidak ada lagi masyarakat yang tidak menggunakan masker ketika di luar rumah. Sanksi akan diterapkan bagi warga yang melanggar.

Cara ini dianggap paling efektif dan efisien karena memisahkan yang sakit dan yang sehat

"Bila masyarakat tidak menggunakan masker maka tidak akan diperbolehkan masuk ke pasar, supermarket, jalan raya dan tempat-tempat publik lainnya," kata Edy.

Selain masker, pemerintah juga akan memperbanyak fasilitas cuci tangan di tempat-tempat umum, dan juga penerapan physical distancing.

"Untuk penerapannya, ketiga hal ini Pemerintah Sumatera Utara bersama tiga daerah itu akan mengerahkan pihak keamanan," ungkap Edy.

Pemerintah juga fokus dan sepakat menindak kafe atau tempat nongkrong yang tidak mematuhi protokol kesehatan, dan meminta tidak memfasilitasi orang-orang berkumpul.

"Bukan masyarakat saja yang kita berikan sanksi jika melanggar, pengusaha kafe atau tempat nongkrong juga akan kita kenakan sanksi," terang Edy.

Pelaksana Tugas Wali Kota Medan Akhyar Nasution merespons positif ajakan Gubernur Sumatera Utara. "Kita siap melaksanakannya," kata dia.

Akhyar membeber, saat ini Pemerintah Kota Medan sedang mengisolasi semua pasien positif dan PDP Covid-19. Tidak ada perawatan di rumah, karena dilihat dari kluster pasien, ada sekitar 15 orang yang menularkan Covid-19 di keluarga intinya.

"Dia menelurkan 1-4 orang di keluarganya. Sehingga di Medan tidak ada pasien PDP dan positif yang dirawat di rumah, semua harus diisolasi," kata Akhyar.

Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara, Alwi Mujahit menjelaskan rencananya akan ada pembagian 1.000 masker per hari selama tiga hari berturut-turut di tiga daerah ini.

"Cara ini dianggap paling efektif dan efisien karena memisahkan yang sakit dan yang sehat, yang dikarantina adalah yang sakit, bukan seperti PSBB di mana yang sehat juga harus mengkarantina diri. Secara cost ini paling efektif karena tidak begitu banyak menghabiskan dana dan tidak berdampak terlalu besar pada sosial masyarakat," tandasnya.[]

Berita terkait
Pemprov Sumut Gagal Menolong Warga di Masa Corona
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dinilai gagal menghadapi pandemi Covid-19 yang saat ini terjadi.
Cegah Corona di Sumut Berbasis Komunitas, Apa Itu?
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Sumatera Utara menganjurkan penanganan dilakukan dengan berbasis komunitas.
Bertambah 22 Pasien Positif Covid-19 di Sumut
Jumlah pasien yang dinyatakan positif Covid-19 di Sumatera Utara mengalami peningkatan signifikan.
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.