Covid-19 di Medan Tinggi Karena Warga Tak Peduli

Jumlah kasus pasien suspek Covid-19 di Kota Medan tertinggi dari 33 kabupaten dan kota yang ada di Sumatera Utara.
Petugas Kepolisian Sektor Medan Baru, Medan, Sumatera Utara, membubarkan kerumunan massa yang mengadakan acara ulang tahun di Deli Hotel Medan Jalan Abdullah Lubis, Senin, 27 April 2020 malam. (Foto: Antara)

Medan - Jumlah kasus pasien suspek Covid-19 di Kota Medan tertinggi dari 33 kabupaten dan kota yang ada di Sumatera Utara. Data pasien dalam pengawasan atau PDP saja mencapai 80 orang. Warga Kota Medan dinilai tak peduli dengan imbauan pemerintah.

Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatera Utara dr Aris Yudhariansyah, mengatakan itu di Medan, Selasa, 28 April 2020.

"Dari data yang kita terima dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Kota Medan, jumlah PDP yang dirawat di rumah sakit sebanyak 80. Jumlah ini bisa saja meningkat, jika masyarakatnya tidak mengikuti aturan yang diterapkan pemerintah," kata Aris.

Selain itu, pasien positif Covid-19 berdasarkan pengambilan sampel swab atau polymerase chain reaction (PCR) di Kota Medan sebanyak 83 orang. Sedangkan yang sembuh ada 29 orang.

"Menurut data kita yang meninggal ada 9 orang. Kenapa jumlah pasien suspek Covid-19 meningkat di Kota Medan. Karena kita lihat masyarakat di Kota Medan sepertinya tidak peduli dengan wabah Covid-19 ini," ungkap Aris.

Menurut Sekretaris Dinas Kesehatan Sumatera Utara, itu Wali Kota Medan telah berulang kali melakukan tindakan tegas, melalui Satuan Polisi Pamong Praja mereka membubarkan kerumunan masyarakat.

Pemutusan rantai Covid-19 ini bisa semakin cepat dengan menggunakan aparat pemerintah desa

"Beberapa kali kita sudah menyampaikan kepada masyarakat, ayolah secepatnya edukasi diri, tujuannya agar Kota Medan bisa cepat pulih dari Covid-19 ini. Terus terang, Kota Medan merupakan episentrum Covid-19 di Sumatera Utara. Semuanya sudah hampir berasal dari Kota Medan, apalagi kota ini merupakan daerah terjangkit," ungkapnya.

Aris menyebut, masih banyak warga Kota Medan yang tidak menerapkan social distancing dan tidak menggunakan masker. Dua hal itu nyaris terabaikan oleh mereka.

"Kita terus mengimbau masyarakat agar segera menerapkan aturan dari pemerintah, terapkan sesuai dengan protokol kesehatan, kalau bisa episentrum di Kota Medan pulih, kabupaten dan kota yang lain bisa ikut selesai juga. Kita harus optimis," ungkap dia.

Gugus Tugas Desa

Aris menyebut, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatera Utara memberikan apresiasi kepada pemerintah kabupaten dan kota yang telah membentuk tim gugus serupa di tingkat desa maupun kelurahan.

"Artinya, tim gugus tugas di tingkat desa dan kelurahan dapat menjadi pemutus rantai Covid-19. Jadi putusnya bisa semakin cepat. Mekanisme tugas mereka ada di pemerintah kabupaten dan kota, mereka yang mengatur teknisnya, sekarang sudah banyak gugus tugas itu dibentuk dan terdiri dari perangkat desa," kata dia.

Sedangkan mengenai budgeting atau anggaran gugus tugas di tingkat desa dan kelurahan, menggunakan dana pemerintah daerah.

"Pemutusan rantai Covid-19 ini bisa semakin cepat dengan menggunakan aparat pemerintah desa, sedangkan mengenai anggaran, mungkin dengan menggunakan anggaran pemerintah daerah setempat," tandasnya.[] 

Berita terkait
Bayi Umur 40 Hari di Medan Terpapar Covid-19
Empat orang anak di bawah umur yang berada di Sumatera Utara dinyatakan positif lewat alat tes cepat atau rapid test.
Seorang Warga Medan Tenggelam di Perairan Danau Toba
Pemuda asal Medan tenggelam di Danau Toba, tepatnya di kawasan wisata Pantai Pasir Putih Parbaba, Pangururan, Kabupaten Samosir.
Jadwal Imsak Ramadan dan Salat di Medan
Berikut ini jadwal salat lima waktu sekaligus imsak lengkap Ramadan 1441 Hijriah untuk wilayah Kota Medan.