Covid-19 di Jakarta Meningkat, Masyarakat Disalahkan

Ketua Komisi A DPRD DKI Mujiyono nilai bangkitnya ribuan kasus baru positif Covid-19 sejak PSBB transisi karena masyarakat gagal paham normal baru.
Warga berolahraga di kawasan bundarah Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu, 28 Juni 2020 saat ada pandemi Covid-19. (Foto: Antara/Galih Pradipta)

Jakarta - Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono menilai bertambahnya ribuan kasus baru positif Covid-19 sejak pembatasan sosial berskala besar (PSBB) masa transisi di ibu kota karena adanya pemahaman keliru oleh masyarakat terhadap normal baru. 

Normal baru itu bukan normal. Tapi kondisi kehati-hatian dalam masa pendemi, selama vaksin belum ditemukan.

"Ini masyarakat kebablasan tidak berdisiplin dalam penerapan protokol kesehatan. Saya kira, anggapan normal baru di benak masyarakat selama ini keliru. Mereka menganggap PSBB transisi ini kembali ke keadaan seperti sediakala, seperti sebelum pandemi Covid-19 terjadi, padahal bukan," kata Mujiyono di Jakarta, Senin, 13 Juli 2020. 

Akibatnya, kata dia, masyarakat secara umum cenderung abai terhadap protokol kesehatan yang terus digemborkan pemerintah. Menurutnya, pelonggaran PSBB harus tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan. 

Baca juga: Jokowi Sebut Lonjakan Covid-19 di Jakarta 10,5%

"Normal baru itu bukan normal. Tapi kondisi kehati-hatian dalam masa pendemi, selama vaksin belum ditemukan. Ini diterapkan untuk pergerakan ekonomi. Kalau ekonomi aman, bisa saja kemarin pemerintah menerapkan 'lockdown' seperti Singapura," kata politisi Partai Demokrat itu dilansir Antara

Namun, kata dia, di Singapura kondisi ekonomi tidak bergerak selama tiga bulan karena hal itu tidak menyebabkan keuangan negara tersebut kolaps karena kemapanannya.

"Lain halnya dengan Indonesia, saat PSBB diterapkan kondisi keuangan negara langsung terkontraksi. Itu yang harus disadari," ujar dia. 

Anies BaswedanSuasana konferensi pers Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait dengan pengumuman PSBB di ibu kota, Selasa, 7 April 2020. (foto: Antara/HO-Humas DKI Jakarta).

Anies: Jadi saya ingin mengingatkan kepada semua warga Jakarta harus ekstra hati-hati, jangan anggap enteng.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membeberkan kasus Covid-19 di ibu kota selama masa PSBB transisi mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Sejak PSBB transisi dimulai dari 4 Juni dan sampai hari Minggu, 12 Juli 2020, tercatat ada 6.748 kasus baru Covid-19. 

"Memang itu karena kita aktif melakukan pelacakan dan selama ini (ada) tambah kasusnya tapi tingkat rata-rata kasus positif masih di bawah lima persen," kata Anies Baswedan melalui siaran YouTube Pemprov DKI Jakarta pada Minggu, 12 Juli 2020. 

Baca juga: Anies Baswedan: 66 Persen Covid-19 di DKI dari OTG

Hal itu dikatakan Anies untuk mengklarifikasi lonjakan kasus Covid-19 harian di Jakarta yang menembus 404 orang pada Minggu, 12 Juli 2020. Kemudian, tingkat rata-rata kasus positif dari pengecekan PCR saat ini mencapai 10,5 persen, padahal WHO memiliki standar lima persen. 

"Artinya, meskipun ditemukan (kasus baru) sebutlah 200 orang, tapi 200 orang dari 4.000 tes maka hasilnya hanya lima persen. Berbeda dengan 200 orang dari 1.000 tes, maka hasilnya 20 persen," ujar dia.

Menurutnya, sejak 4 Juni sampai 12 Juli cluster Covid-19 terbesar adalah pasien rumah sakit. Kisarannya adalah 45,26 persen dari total kasus Covid-19 mencapai 14.361 orang saat ini. 

Kemudian yang kedua adalah pasien di komunitas masyarakat sekitar 38 persen, lalu di pasar sekitar 6,8 persen. Selanjutnya dari migran Indonesia 5,8 persen dan sisanya dari perkantoran. 

"Saya ingatkan kepada semua 66 persen dari yang kita temukan adalah orang tanpa gejala (OTG). Dia tidak sadar bahwa sudah terekspose (terkena Covid-19). Kalau saja mereka tidak kami datangi untuk melakukan testing, barangkali yang bersangkutan tidak pernah merasa positif. Dia membawa virus Covid-19," ujarnya. 

Karena itulah, kata Anies, masyarakat harus waspada terhadap penularan Covid-19. Diperlukan kesadaran diri untuk saling menjaga jarak antarpribadi masyarakat dan menghindari kerumunan. Beda halnya apabila yang positif Covid-19 mengalami gejala sakit seperti batuk, demam, dan flu sampai mereka datang ke rumah sakit.

"Jadi saya ingin mengingatkan kepada semua warga Jakarta harus ekstra hati-hati, jangan anggap enteng dan jangan merasa kita sudah bebas dari Covid-19," Anies Baswedan. []

Berita terkait
Covid-19 di Jabar, Kereta Jakarta-Bandung Tetap Operasi
KAI tetap akan mengoperasikan kereta api dari Jakarta ke Bandung Jabar pada Senin besok, 13 Juli 2020.
Kasus Baru Positif Covid-19 di Jakarta Bertambah 293
Jakarta berada di zona aman jika kasus barunya tidak lagi mencapai seratus per pekan. Pada kenyataannya, DKI belum aman.
Update Covid-19 Jakarta: Kasus Baru Bertambah 344
Jumlah kasus positif bertambah 344 di Jakarta per 8 Juli 2020. Sehingga jumlah kumulatif kasus positif mencapai 13.069.
0
Usai Terima Bantuan Kemensos, Bocah Penjual Gulali Mulai Rasakan Manisnya Hidup
Dalam hati Muh Ilham Al Qadry Jumakking (9), sering muncul rasa rindu bisa bermain sebagaimana anak seusianya. Main bola, sepeda.