Jakarta - Di tengah pandemi virus corona Covid-19, pemerintah berhasil meningkakan penerimaan negara. Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyebutkan, terjadi pertumbuhan penerimaan negara sebesar 7,7 persen menjadi Rp 375,9 triliun pada kuartal I/2020. Padahal, pos penerimaan negara pada periode yang sama 2019 hanya menyentuh Rp 348,9 triliun.
“Namun, catatan dari pertumbuhan ini adalah tidak berasal dari kegiatan ekonomi, tetapi dari adanya pergeseran pembayaran dividen dari BUMN kita (yang lebih awal), sehingga besaran PNBP [Penerimaan Negara Bukan Pajak] juga melonjak,” ujarnya dalam teleconference di Jakarta, Jumat 17 April 2020.
Salah satu sektor usaha yang turut mempengaruhi pembentukan PNBP adalah entitas perbankan milik negara.
Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Alasan Jokowi Teken Perppu Corona
Dalam catatan Menkeu, salah satu sektor usaha yang turut mempengaruhi pembentukan PNBP adalah entitas perbankan milik negara. Menurut dia, lembaga jasa keuangan plat merah itu berkontribusi cukup signifikan dalam penyetoran cuan ke pemerintah. “Inilah yang tercatat dan terlihat seolah-olah pendapatan negara melonjak,” ucapnya.
Dalam paparannya, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa PNBP pada tiga bulan pertama 2020 tercatat sebesar Rp 96 triliun, atau sekitar 26,2 persen dari target APBN 2020. Padahal, realisasi PNBP pada kuartal I/2019 hanya sebesar Rp 70,2 triliun atau setara dengan 18,5 persen.
Sementara itu, hasil serupa juga terlihat dari sektor penerimaan pajak yang membukukan jumlah Rp 279,9 triliun. Angka ini tumbuh tipis 0,4 persen dari periode sebelumnya yang sebesar Rp 278,7 triliun.
Adapun, dua subsektor perpajakan disokong oleh penghimpunan Direktorat Jendral Pajak (DJP) sebesar Rp 241,6 triliun, serta Direktorat Jendral Bea dan Cukai (DJBC) Rp 38,3 triliun.
“Sama seperti PNBP, sektor perpajakan melonjak akibat perusahaan industri pengolaham tembakau melakukan pembelian pita cukai rokok lebih awal guna mengantisipasi pembatasan sosial pada akhir Maret,” kata Sri Mulyani.
Baca Juga: Denny Siregar: Jurus Pandemic Bond Sri Mulyani
Dalam kesempatan yang sama, mantan Direktur Pelaksana IMF itu juga membeberkan jika pemerintah mencatatkan peningkatan realisasi belanja negara menjadi Rp 452,4 triliun. Nilai tersebut naik 0,1 persen jika dibandingkan triwulan I/2019 yang sebesar Rp 254,1 triliun.[]