Bantul - Seiring mewabahnya Covid-19 di Indonesia, angka pengunjung di sejumlah destinasi wisata di Kabupaten Bantul mulai mengalami penurunan. Alhasil, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor ini terancam gagal memenuhi target.
Ketua Komisi B DPRD Bantul, Wildan Nafis mengatakan, serangan virus corona ini berpotensi merusak perekonomian, melalui dunia pariwisata Bantul. Menurutnya, dampak wabah ini dirasakan oleh masyarakat dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul terkait pemasukan.
"Yang paling terpukul adalah sektor pariwisata, karena tingkat kunjungan menurun drastis. Para pelaku wisata minim penghasilan, kemudian target PAD juga sulit tercapai," katanya, Kamis 19 Maret.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut berujar, untuk tahun 2020, target PAD Kabupaten Bantul sekira Rp 30 miliar. Meskipun belum mengetahui secara pasti berapa potensi penurunannya, ia bisa memastikan, peluang pemasukan daerah tidak tercapai terbuka sangat lebar.
"Apalagi, wabah Corona sekarang belum pada puncaknya. Ini kan baru tahap awal. Pemerintah pusat juga sudah umumkan, kisaran bulan Mei nanti baru memuncak," ungkapnya.
Padahal berdasar tren yang terjadi di Bantul selama ini bulan Mei yang merupakan masa-masa pasca Idul Fitri, merupakan puncak kunjungan pariwisata. Namun karena Covid-19 semakin merebak, otomatis, fase Lebaran nanti berpotensi minim pengunjung.
Yang paling terpukul adalah sektor pariwisata, karena tingkat kunjungan menurun drastis. Para pelaku wisata minim penghasilan, kemudian target PAD juga sulit tercapai.
"Nah, tentunya, karena ada kasus Corona ini ya, pada saat Lebaran pun pengunjung objek-objek wisata di Bantul akan turun drastis, itu pasti," terangnya.
Wildan berharap, para pelaku pariwisata di Bantul bisa lebih bersabar, dalam menghadapi kondisi yang serba tidak menentu. Ia meyakini, pada saatnya nanti, masyarakat akan ngunduh buah kesabaran tersebut, ketika virus Corona berhasil diatasi.
"Ibaratnya menabung, orang-orang sekarang sedang menahan uangnya. Nanti, setelah wabah ini berakhir, mereka akan membelanjakan uangnya kembali. Ya, warga harus tetap tenang, situasi ini harus dilalui dengan baik," katanya.
Sementara itu, pemilik Garuda Java Tour and Travel, Edy Prabowo mengungkapkan, pariwisata Bantul telah memasuki fase penurunan yang signifikan. Bagaimana tidak, sejumlah klien dari dalam dan luar negeri yang telah mereservasi jasanya, terpaksa cancel.
"Penurunannya di atas 90 persen ya. Sekarang sudah tidak ada tamu, semua kunjungan di April sudah tidak ada. Tamu yang sudah reservasi beberapa bulan lalu dibatalkan semuanya. Kondisi ini memang sangat memukul kami," tandasnya.
Padahal, selama ini, dalam setiap bulannya, terdapat lebih kurang 200 tamu yang memanfaatkan jasanya. Termasuk para pelancong dari mancanegara, yang didominasi Jepang. Dalam keadaan ini, pihaknya dipaksa untuk mengencangkan ikat pinggang.
"Mau tidak mau, sebagian karyawan akan dirumahkan. Mungkin dengan sistem rolling ya, karena sekarang ini sudah tidak ada kerjaan. Tetapi, gaji tetap kita bayar, meski tidak penuh untuk penghematan mulai bulan April nanti," ucap Edy. []
Baca Juga:
- Kuliner Miedes Varian Buah dan Sayur Khas Bantul
- Harga Sabun Buatan Warga Bantul Yogyakarta
- Pencegah Virus Corona dari Peracik Herbal di Bantul