Corona di Tangsel Malah Jadi Obat Penyakit

Penggemar mobil antik di Serpong Tangerang Selatan memiliki kisah unik tentang Corona, salah satunya menjadi obat penyakit.
Pak de Bei Budiono berpose dengan salah satu Toyota Corona. (Foto: Tagar/Alfi Dinilhaq)

Tangerang Selatan - Covid-19 atau virus Corona seakan tidak ingin beranjak dari keseharian kita saat ini. Meskipun begitu nama corona ini bukan hanya merupakan nama virus asal Wuhan, Tiongkok saja melainkan juga nama brand kendaraan asal Jepang dan juga merek minuman asal Meksiko. Selain itu ada juga brand-brand dengan nama serupa di berbagai produk lain.

Merujuk pada nama brand mobil, Corona merupakan salah satu mobil sedan andalan asal pabrikan Jepang, yaitu Toyota. Diketahui, Toyota Corona sudah ada sejak 1957 dengan Tipe Corona ST10 bermesin 995 cc.

Itu yang Corona hijau sampai 3 kali terjual dan 3 kali juga balik ke tangan saya.

Pada perjalanannya Toyota Corona melahirkan generasi ke generasi mobil hingga mencapai generasi ke 11 yang merupakan generasi penutup.

Di Indonesia, Toyota Corona pertama kali hadir pada generasi ke 4 yang yang dirakit oleh PT Toyota Astra Motor di Tanjung Priuk pada tahun 1970 hingga 1973. Produksi Toyota Corona berlanjut hingga tahun 1998 yang melahirkan Corona generasi ke 9. Generasi ke 9 Toyota Corona ini merupakan model terakhir yang dipasarkan di Indonesia.

Di wilayah Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel) Tagar sempat melihat 3 Toyota Corona Generasi ke 5 yang diproduksi tahun 1973 hingga 1979 milik seorang pecinta dan penikmat mobil antik yaitu Pak de Bei Budiono. Dengan gaya khas nyentrik ala Pak de Bei Budiono yang menggunakan surjan lurik Jawa dengan blangkon di atas kepala, ia menjelaskan mengenai Toyota Corona yang dimiliki.

Pak de Budiono mengatakan, Corona merupakan mobil sejarah masa kecilnya dan ketika itu sang ayah yang memilikinya. Lanjutnya bahwa memang mobil klasik yang ia miliki saat ini memiliki cerita tersendiri dalam perjalanan kehidupan Pak de Bei Budiono.

"Mobil antik saya semua itu mobil kenangan dulu. Ada mobil saat lahir, ada saat pacaran, dan ada mobil saat diantar ayah saya pergi sekolah. Jadi mesti semua mobil saya ini memiliki kenangan, termasuk Toyota Corona ini," ungkap Pak de Bei kepada Tagar pada Selasa 10 Maret 2020 di kawasan Melati Mas, Jelupang, Serpong Utara, Kota Tangsel.

Pak de Bei Budiono memiliki 3 Toyota Corona generasi ke-5 tipe RT 100 warna merah tahun 1976 dan hijau apple green tahun 1976, serta warna hijau apple green tahun 1974.

Pak de Bei mengatakan, mendapatkan Corona warna merah marun di Solo, Jawa Tengah ketika libur lebaran tahun 2009. Ada cerita unik ketika Pak de Bei mendapatkan Corona merah marun ini, yaitu ketika menyetir mobil di jalan, Pak de Bei disusul oleh mobil Corona merah marun tersebut.

"Saya lagi jalan, tiba-tiba disusul sama mobil ini. Saya marah dan anak saya juga marah. Saya kejar mobilnya, pas berhenti saya tanya ke supirnya 'kok kamu bawa mobil ugal-ugalan?'. Supirnya jawab 'maaf pak, ini ibu mau ke kamar mandi, karena lagi sakit stroke'. Saya langsung hilang marahnya, pas saya lihat mobilnya oke juga," ucap Pak de Bei.

Kemudian, kata Pak de Bei, supir mobil Corona merah marun itu mengatakan mobil tersebut mau dilepas (dijual) sama pemiliknya. Tak mau hilang kesempatan ia pun langsung minta bertemu dengan pemilik dan negosiasi harga hingga dibawa mobil itu ke garasi rumahnya.

"Nego dan nego hingga deal dan saya minta semua barang barang bekasnya, masukin ke mobil dan tak bawa semuanya pulang," ujar Pak de Bei.

Corona TangselToyota Corona Tahun 1976 terparkir di halaman Pak de Bei Budiono (Foto : Tagar/Alfi Dinilhaq)

Sedangkan Corona hijau, kata dia, didapat dari informasi teman di daerah Bogor. Karena suka dengan warga hijau apple green, Pak de Bei kemudian membelinya. 

Sedangkan Corona ketiga didapat dari Semarang yang merupakan mobil ex Jamu Jago Semarang. "Sudah punya yang merah, lah kok saya seneng juga liat yang hijau ini. Akhirnya saya ambil juga yang Corona hijau ini," papar Pak de Bei.

Yang pasti jelas Pak de Bei bahwa Corona ini tidak berbahaya dan aman bagi kesehatan karena hanya merek mobil. "Ini Corona yang paling aman dan mestinya tidak berbahaya bagi kesehatan," ujar Pak de Bei dengan gelak tawa.

Tak hanya memiliki Corona saja, melainkan Pak de Bei juga memiliki mobil klasik lain seperti Corolla, Mazda B600, Citroen Mehari, Citroen FAF, Citroen Dyanne, Hardtop, VW Kodok, Jeep Willys, Colt T120, dan Daihatsu S38P.

Diketahui bahwa Pak de Bei memang sudah mulai koleksi mobil antik sejak awal tahun 2000an. Ketika itu memasuki masa pensiun ia sudah mulai mengumpulkan mobil antik yang menjadi kenangan dan yang selalu ada di hati.

Pada tahun 2013, Pak de Bei Boediono terkena sakit stroke hingga hampir setengah koleksi mobil antiknya harus berpisah dan dilego ke orang.

"Ketika sakit struk tahun 2013 banyak mobil yang saya jual, bahkan bisa hampir setengahnya. Corona ini sempat dijual juga dan bahkan Citroen saya yang ada 27 unit sisa 11 unit karena dijual untuk membeli obat," ucap Pak de Bei.

Pak De Bei mengatakan, Corona merah marun sempat dijual dan akhirnya dibeli kembali. Bahkan, Corona hijau green apple tahun 1976 sempat tiga kali dijual dan 3 kali juga kembali ke tangan Pak de Bei.

"Itu yang Corona hijau sampai 3 kali terjual dan 3 kali juga balik ke tangan saya. Kalau sudah rejekinya akan kembali lagi," ujar Pak de Bei.

Mobil Corona menjadi salah satu obat Pak de Bei sembuh dari penyakit stroke. Alasan itu yang membuatnya kembali mencari mobil setelah sembuh. 

"Mobil antik itu tombo ati bagi saya, melihatnya saja berjejer rapi dan kinclong saya sudah senang," ujar Pak de Bei.

Pak de Bei merasa Corona sangat nyaman dibawa berkendara bersama keluarga baik dalam kota hingga ke luar kota.

"Corona itu nyaman dan sangat nyaman sekali. Untuk yang jalan paling jauh juga Corona ini sangat enak dengan spek mesin 1.600 cc dan 4 silender," ucap Pak de Bei.

Bagi Pak de Bei, ketika berjalan membawa koleksi mobil antik memberikan kesenangan dan berkah. Karena setiap orang yang melihat akan tersenyum bahagia, malah ada yang sampai memberikan jempol.

"Orang kalau lihat saya bawa mobil antik ini mesti senyum, kalau dia senyum itu mesti dia gembira. Membuat orang lain gembira itu berkah buat saya, apalagi kau senyum sembari ngasih jempol," ucap Pak de Bei.

Ketika ditanya mengenai spare part mobil antik, bagi Pak de Bei tak terlalu sulit untuk mendapatkannya saat ini. Terlebih zaman internet serba canggih seperti saat ini bisa kita dapatkan spare part di internet.

"Di mbah Google itu lengkap semua mau apa saja ada. Yang jadi kendala merawat mobil antik itu kalau tidak punya duit. Apaagi zaman internet tinggal cari saja spare part apa yang diinginkan. Beda dengan zaman dulu untuk mendapatkan spare part dari informasi teman mulut ke mulut," ujar Pak de Bei.[]

Berita terkait
Jeritan Rental Mobil Ketika Corona Hadir di Tangsel
Pengusaha rental mobil di Tangsel masih belum merasakan aturan dari OJK yang menunda angsuran kendaraan selama satu tahun imbas dari Corona.
Tampilan Colt T120 Ciamik Harga Ratusan Juta Rupiah
Mitsubishi Colt T120 diproduksi pada era tahun 1970an hingga awal tahun 1980an memiliki harga ratusan juta rupiah.
Asiknya Kumpul Bareng Pecinta Mobil Lawas Colt T120
Pecinta mobil lawas klasik Mitsubishi Colt T120 berkumpul di kawasan Citra Raya, Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.