Bekasi, (Tagar 4/3/2018) - Dewan Pimpinan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat (Jabar) meminta kepada seluruh perusahaan yang ada di Jabar membuat kolam iklan di hulu aliran sungai tempat pembuangan IPAL industri. Penerapan ini sebagai salah satu cara mengawasi limbah yang dibuang oleh industri tidak beracun.
[caption id="attachment_46790" align="alignleft" width="712"] Kondisi Anak Sungai Citarum yang sangat memprihatinkan. Menurut Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat dari Fraksi PAN, M Hasbullah Rahmad yang membidangi Pekerjaan Umum, Perencanaan dan Pengendalian, Pembangunan Regional, Pengelolaan Pelabuhan Laut dan Udara Regional, termasuk Pengendalian Lingkungan Hidup, berapapun anggaran dan teknologi yang dikeluarkan apabila sumber pencemaran yaitu, perusahaan-perusahaan yang membuang limbah, tidak ditindak tegas maka masalah Sungai Citarum ini akan tetap saja tidak ada hasilnya. (Fit)[/caption]
“Untuk itu, saya berharap selain adanya solusi jangka pendek, solusi jangka panjang pun perlu dilakukan salah satunya seperti semua industri wajib di masing-masing pabrik sistem pengelolaan limbah yang sesuai aturan, atau ya bisa menggunakan teknologi yang cukup sederhana,” katanya kepada Tagar di Bandung, Minggu (4/3).
Seperti membangun kolam ikan di tepi sungai ujung pipa pembuangan limbah setiap perusahaan tersebut. Jika ikan-ikan tersebut mati, maka dipastikan perusahaan tersebut masih membuang limbah beracun tanpa diolah sebelumnya, dan jika ikan masih hidup maka perusahaan tersebut sudah mengolah limbahnya sebelum dibuang ke sungai.
“Cara ini cukup berhasil di Depok, dan saya berharap mekanisme yang sederhana ini bisa diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang ada di Jabar ini terutama yang nakal, kan tidak perlu dana yang banyak? Ini solusi yang sederhana dan berhasil. Namun demikian, teknologi apapun yang akan digunakan jika inti permasalahannya tidak diatasi segera, akan percuma,” tegasnya.
Sementara itu, Panglima Kodam Siliwangi III, Mayor Jenderal Doni Monardo mengatakan, Sungai Citarum sampai saat ini masih menjadi sungai terhitam di dunia. Dari hasil penelitian para ahli salah satunya dari ITB hingga Universitas Padjajaran Bandung diduga kuat tiga waduk di Jabar beracun mengandung bakteri E.coli atau Escherichia Coli dan bakteri jahat lainnya hingga ke mengandung berbagai macam jenis logam berat seperti, merkuri, timbal hingga tembaga.
“Akibatnya, ikan-ikan yang ada didalam tiga waduk tersebut yaitu Waduk Saguling, Jatiluhur dan Cirata beracun dan diimbau untuk tidak dikonsumsi untuk sementara waktu,” ungkapnya.
20 Ribu Ton Sampah Per Hari
Hal ini diduga kuat, lanjut Pangdam, akibat dari tingginya pembuangan pupuk oleh petani hingga ke kotoran hewan yang langsung dibuang ke tiga waduk tersebut ataupun ke aliran Sungai Citarum.
“Dan ditambah dengan sampah rumah tangga yang masih juga banyak dibuang oleh masyarakat sekitar daerah aliran sungai, yang mengakibatkan Sungai Citarum bertambah parah,” katanya.
Data yang dimiliki oleh Kodam Siliwangi yaitu, sampah yang dihasilkan (sampah yang dibuang) di DAS Sungai Citarum perharinya kurang lebih 20.000 ton yang bisa diangkut oleh anggota Kodam Siliwangi di lapangan.
“Dan itu masih ada sisa sekitar 70% yang belum bisa diangkut akibat terlalu banyak volume sampah yang ada di DAS Sungai Citarum,” ujarnya.
Untuk itu, selain upaya penegakkan hukum yang tegas, kesadaran kelompok industri dan masyarakat serta aturan PerPres, Doni menghimbau, seluruh industri yang ada di Jawa Barat untuk mulai menaati aturan soal IPAL ditambah dengan mulai menerapkan pembuatan kolam ikan di sekitar aliran sungai tempat pembuangan IPAL industri.
Kolam Ikan Parameternya
Cara atau gagasan ini dinilai cukup efektif, melihat beberapa waktu lalu pihaknya mengecek industri yang ada di Jawa Tengah. Dirinya melihat langsung proses pengolahan limbah yang berbau, dan berwarna hitam secara perlahan-lahan keluar dari satu tangki ke tangki lain yang berujung di pembuangan kolam ikan di bangun industri tersebut. Saat hasil pengolahan limbah itu dibuang ke kolam ikan, dan ikannya tidak mati maka limbah itu sudah cukup aman.
“Namun jika limbah hasil pengolahan tersebut dibuang ke kolam ikan, dan ikannya mati maka jelas limbah tersebut masih belum aman,” ujarnya.
Artinya, jika seluruh industri di Jabar mau menerapkan gagasan ini. Maka, Sungai Citarum nisyaca akan berangsur bersih dari limbah, meskipun memang butuh waktu yang lama. (fit)