China Manfaatkan Keluarga Untuk Tekan Wartawan Uighur

China manfaatkan keluarga dua kakak beradik wartawan Radio Free Asia (RFA) yang hilang sejak 2018 yang ditahan oleh pihak berwenang China
Ehmet Sulaiman (kiri) dan Ehet Sulaiman, saudara jurnalis RFA Eset Sulaiman (Foto: voaindonesia/Family Handout-courtesy).

Jakarta – Pejabat di wilayah Provinsi Xinjiang, China, membenarkan bahwa dua kakak beradik wartawan Radio Free Asia (RFA) yang hilang sejak 2018 ditahan oleh pihak berwenang China. Tapi, polisi lokal dan pejabat pemerintah menolak mengatakan di mana mereka ditahan, dengan alasan itu adalah "rahasia negara."

Pengukuhan pada awal Maret 2021 itu, setelah RFA mewawancarai beberapa pejabat daerah, merupakan pengakuan resmi pertama yang didapat Eset Sulaiman tentang saudaranya, Ehet dan Ehmet.

Lima orang dari sepupu jurnalis itu yang juga hilang dan diyakini ditahan di kamp "pendidikan ulang" massal, sebagai bagian dari apa yang menurut wartawan yang berbasis di Amerika itu sebagai upaya untuk menghentikan liputannya tentang pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Xinjiang.

muslimah uigherIlustrasi: Perempuan Muslim Uighur mengenakan hijab di Wilayah Otonomi Xinjiang Uighur, 14 Juni 2008 (Foto: voaindonesia.com/AFP)

RFA, seperti halnya radio Voice of America (VOA), adalah jaringan independen yang didanai oleh Kongres AS.

Lebih dari satu juta orang Uighur diyakini ditahan di kamp-kamp di Xinjiang, wilayah semi-otonomi di China, sejak tahun 2016, seperti dilaporkan oleh Human Rights Watch. Wilayah itu telah menjadi tempat kerusuhan dan ketegangan antara etnis Uighur dan Han.

Organisasi HAM, seperti Proyek HAM Uighur, yang berbasis di Washington mengatakan mereka yang berada di dalam kamp itu adalah korban penyiksaan, pemerkosaan, indoktrinasi politik, dan sterilisasi paksa.

sejumlah petugasIlustrasi: Sejumlah petugas menjaga pintu gerbang pusat pelatihan kejuruan di Huocheng Countu, di Wilayah Otonomi Xinjiang Uighur, 3 September 2018 (Foto: voaindonesia.com/Reuters).

Amerika mengutuk apa yang digambarkan sebagai "penistaan anggota kelompok etnis dan agama minoritas, termasuk kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida di Xinjiang oleh China."

China membantah tuduhan genosida dan mengatakan kamp-kamp itu didirikan untuk mencegah ekstremisme agama dan serangan teroris, dan mengentaskan etnis Uighur dari kemiskinan (ka/lt)/voaindonesia.com.

Berita terkait
Anak-anak Uighur Diambil Paksa Ditempatkan di Panti Asuhan
Amnesty International melaporkan China ambil paksa anak-anak keluarga Muslim Uighur dan menempatkan mereka di panti asuhan pemerintah.
Human Rights Watch Sebut China Makin Tindas Uighur
China secara dramatis meningkatkan penindasan terhadap kelompok-kelompok minoritas Muslim di Xinjiang melalui sistem pengadilan formal
Parlemen Kanada Tuding China Lakukan Genosida Pada Uighur
Parlemen Kanada keluarkan mosi tidak mengikat katakan perlakuan China terhadap minoritas Muslim Uighur di wilayah Xinjiang sebagai genosida
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.