Oleh: Matthew Howarth - BBC Sport
TAGAR.id - Manajer Chelsea, Graham Potter, mengatakan dia "tidak perlu meminta maaf" setelah dia menjadi sasaran sambutan yang tidak bersahabat dari penggemar Brighton sebelum kekalahan 4-1 The Blues di Liga Premier Inggris di Stadion Amex kandang Brighton pada 29 Oktober 2022.
Dengan kekalahan ini posisi Chelsea keluar dari zona aman Liga Champions yaitu di peringkat ke-5 klasemen dengan 21 poin, sedangkan Brighton naik ke posisi ke-8.
Potter memimpin Brighton ke posisi kesembilan tertinggi yang pernah ada di papan atas musim lalu sebelum meninggalkan Seagulls ke Stamford Bridge dalam enam pertandingan musim ini.
Pemain berusia 52 tahun itu dicemooh sebelum kick-off oleh fans tuan rumah, yang meneriakkan "Potter, Potter, berapa skornya?" menuju ruang istirahat tandang setelah gol Leandro Trossard dan gol bunuh diri dari Ruben Loftus-Cheek dan Trevoh Chalobah membuat tuan rumah unggul di babak pertama.
Ditanya tentang permusuhan para pendukung Brighton, Potter berkata: "Orang-orang berhak atas pendapat mereka. Saya pikir saya melakukan pekerjaan dengan baik di klub dan meninggalkannya di tempat yang baik.
"Begitu penonton begitu terlibat, itu sulit bagi kami. Skornya menyakitkan."
Kai Havertz mengangguk dalam umpan silang indah Conor Gallagher untuk memberi harapan bagi tim tamu, tetapi Pascal Gross menutup sore yang menyedihkan bagi Potter dan para pemainnya dengan penyelesaian jarak dekat setelah kiper Chelsea Edouard Mendy menangkis tembakan Julio Enciso ke jalur pemain Jerman itu.
'Kita harus bertanggung jawab'
Setelah muncul dari terowongan Stadion Amex ke paduan suara ejekan, hal-hal hanya menjadi lebih buruk bagi Potter karena timnya menghasilkan pertunjukan horor defensif untuk memberi Brighton awal mimpi.
Dalam pembukaan yang kacau, penyelesaian tenang Trossard menempatkan tim tuan rumah di depan setelah Thiago Silva - yang telah menghasilkan dua izin garis gawang untuk menyangkal Seagulls - menyerahkan kepemilikan dengan murah di setengahnya sendiri.
Seperti gol pertama Brighton, gol kedua dan ketiga tuan rumah sepenuhnya dibuat sendiri. Loftus-Cheek berlutut untuk secara tidak sengaja mengarahkan tendangan Gallagher ke gawang melalui mistar gawang, sebelum umpan Estupinan dipandu melewati kipernya sendiri oleh Chalobah yang agak malang.
"Kami tidak pulih," kata Potter sesudahnya. "Kami harus sedikit bertanggung jawab untuk babak pertama. Kami memiliki banyak permainan tapi itu bukan alasan. Kami tidak bisa mencapai level itu."
Chelsea memang memiliki peluang sendiri - tembakan Christian Pulisic melebar dari posisi yang menjanjikan dan sundulan Gallagher ditepis Robert Sanchez di atas mistar gawang - tetapi sundulan Havertz di awal babak kedua gagal memicu kebangkitan dan Gross menyelesaikan serangan balik yang tajam terlambat untuk menggosok garam ke luka pengunjung.
"Sayangnya kami melewatkan operan atau tidak mengeksekusinya," lanjut bos Chelsea itu. "Kami tidak memanfaatkan peluang kami dan mereka melakukannya.
"Itu bagian dari proses, Anda harus menderita dan merasakan sakit untuk tumbuh dan menjadi lebih baik. Tidak ada yang mengatakan kami adalah artikel yang sudah selesai. Kami harus mengambil rasa sakit hari ini dan belajar darinya."
'Fans kami adalah pemain terbaik'
Lima pertandingan tanpa kemenangan sejak kepergian Potter tidak membuat pembacaan pra-pertandingan yang menyenangkan bagi pendukung Seagulls atau staf pelatih baru mereka, tetapi Chelsea tidak mampu mengatasi tekanan tinggi Brighton di tahap awal karena tim De Zerbi mengancam akan melakukan kerusuhan. .
Hanya Glenn Murray dan Neal Maupay yang mencetak lebih banyak gol di Liga Inggris untuk The Seagulls daripada Trossard, yang gol pembukanya - yang ke-25 di liga untuk klub - menjadikannya pemain pertama yang mencetak lima gol pertama tim di liga di bawah seorang manajer baru.
Jika bukan karena dua sapuan terakhir Silva dan upaya jarak dekat Moises Caicedo yang membentur tiang gawang, Brighton bisa saja unggul lebih jauh di babak pertama.
Tampilan babak kedua mereka lebih terukur saat Chelsea mencari jalan kembali ke permainan, tetapi tim De Zerbi tidak pernah tampak seperti menyerah memimpin sehat mereka - bahkan setelah pemogokan Havertz.
“Kami harus terus memainkan level sepakbola ini,” kata De Zerbi setelahnya. "Kami hanya harus memikirkan level performa.
"Suasananya fantastis. Fans kami adalah pemain terbaik di lapangan dan sangat menyenangkan bekerja di Brighton. Saya bangga untuk ini."
Kemenangan itu adalah yang pertama bagi Brighton di liga atas Chelsea, yang menang 10 kali dan seri empat kali dari 14 pertemuan tim sebelumnya. (bbc.com/sport/football dan sumber lain). []
