Cerita di Balik Viralnya Bule Rusia Ngamen di Lombok

Ternyata bule yang sempat viral di Lombok NTB karena ngamen tanpa menggunakan alas kaki bukan kehabisan uang, ternyata mereka adalah musisi jalanan
Misha dan Kholis saat mencoba berkolaborasi memainkan alat musik akordion dan gambus di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Mataram (Foto: Tagar/Dok Kholis)

Mataram - Pasangan bule Rusia yang ngamen di Mataram, NTB itu sempat bikin heboh. Videonya pun viral karena aksinya yang keliling pasar sambil menggendong bayi tanpa menggunakan alas kaki, menyanyi dan bermain alat musik akordion.

"Mereka sangat baik. Mereka bukan pengemis. Mereka bukan pembuat ulah. Mereka adalah 'Street Artist'. Mungkin fenomena ini jarang terjadi di lingkungan masyarakat kita sehingga membuat terkejut dan latah berkelanjutan," kata seorang seniman musik dan etnomusikolog Lombok, Nurkholis saat berbincang dengan Tagar di Mataram, Minggu 3 Mei 2020.

Kholis menyebut pasangan bule itu bernama Misha, istri bernama Katya dan anak perempuannya, Shima. Mereka adalah Keluarga Seniman asal Rusia sedang viral menjadi perbincangan hangat karena dianggap hidup dari mengamen di Indonesia.

Mereka sangat baik. Mereka bukan pengemis. Mereka bukan pembuat ulah. Mereka adalah 'Street Artist'.

Kholis juga menuturkan jika dirinya sempat berbincang dan bermain musik bersama pasangan bule Rusia itu pada Sabtu 2 Mei 2020 kemarin di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Mataram. Sang istri merupakan seniman rupa dan sang suami, pemain akordion.

Ada suatu ungkapan yang diucapkan pasangan bule Rusia itu yang sangat menyentuh hati. "Kami berkeliling dari negara ke negara hanya untuk bersentuhan dengan banyak orang melalui seni. Kami berbagi senyuman di mana saja melalui seni," ucap Kholis menuturkan ungkapan hati Misha dan Katya.

Uang hanya sekedar bonus, lanjut Kholis mejuturkan, uang bukan tujuan utamanya, tetapi yang terpenting adalah melihat senyum dan berbagi kebahagiaan bersama orang di mana saja.

"Seni membuat kami terus hidup dan melangkah. Kami Street Artist yang bersentuhan langsung dengan masyarakat adalah ruang apresiasi seni kami, bukan televisi ataupun lainnya. Terima kasih sudah bertemu dan mau mendengarkan suara hati kami," kata Kholis menirukan ucapan Misha.

"Jadi intinya mereka bukan pengemis. Mereka itu seniman yang pentas dari jalan ke jalan," sambungnya.

Kholis yang juga merupakan dosen seni musik di beberapa kampus di Lombok dan alumnus pascasarjana ISI Surakarta itu menjelaskan perspektif tentang Street Artist yang masih dipandang kurang familiar di Indonesia.

Menurutnya, street artist adalah seniman jalanan. Street artist itu membuka ruang di mana pun berada. Ada penonton, ada seniman, ada karya. Jadi ruang apresiasi mereka itu di jalanan.

"Jadi intinya mereka bukan pengemis. mereka itu seniman yang pentas dari jalan ke jalan," jelasnya.

Informasinya pada hari Minggu, 3 Mei pagi tadi, satu keluarga bule asal Rusia itu bertolak dari Mataram menuju Bali. Kemudian malam nanti mereka sudah dijadwalkan akan langsung kembali menuju ke negara asalnya. []

Berita terkait:

Berita terkait
Polisi Tangkap Pembobol Minimarket di Mataram
Tim Opsnal Satreskrim Polresta Mataram menangkap dua pelaku pembobol Alfamart. Begini modusnya.
Judi Sabung Ayam di Mataram Dibubarkan Polisi
Sat Samapta Polres Mataram membubarkan paksa judi sabung ayam saat masa pandemi Corona di dua tempat berbeda di Mataram NTB>
Warga PDP Virus Corona di Mataram Meninggal
Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 di Mataram NTB meninggal dunia.
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu