Jakarta - Sebuah situs web ab-tc.com atau City News mendadak membuat heboh dengan laporannya yang menyebut pengadilan tingkat tertinggi di China, Mahkamah Agung Rakyat, diharapkan memberikan persetujuan untuk pembunuhan massal pasien coronavirus sebagai cara pasti mengendalikan penyebaran virus yang mematikan tersebut.
Negara berpendapat bahwa pasien coronavirus yang dirawat di rumah sakit hanya memiliki kematian yang tertunda dan menginfeksi banyak orang lain.
Sejak wabah virus corona yang mematikan di China, telah terjadi peningkatan terus menerus dalam jumlah pasien yang terinfeksi oleh penyakit yang telah dikonfirmasi di Eropa, Amerika, dan negara-negara lain di Asia.
Baca juga: Warga China di Malaysia Sembuh dari Virus Corona
Sementara pemerintah China belum menemukan obat untuk coronavirus, sebuah laporan mengklaim bahwa Cina berencana membunuh sekitar 20.000 orang yang telah terinfeksi oleh virus tersebut.
Situs web itu mengatakan pemerintah China sudah melaporkan kepada pengadilan bahwa mereka hampir kehilangan pekerja kesehatannya karena Coronavirus. Setidaknya 20 petugas kesehatan tertular virus setiap hari.
“Negara berpendapat bahwa pasien coronavirus yang dirawat di rumah sakit hanya memiliki kematian yang tertunda dan menginfeksi banyak orang lain saat menerima perawatan di rumah sakit,” kata laporan situs tersebut.
Situs tersebut menambahkan dalam sebuah dokumen di pengadilan bahwa negara tersebut dapat kehilangan seluruh warganya jika beberapa pasien yang terkena dampak tidak mengorbankan nyawa mereka untuk menyelamatkan pekerja kesehatan dan satu miliar lainnya karena tidak ada harapan yang terlihat dalam perang melawan virus.
Baca juga: Laporan Situasi Global Virus Corona Baru Terbaru
ab-tc.com adalah satu-satunya sumber laporan. Namun, situs web ini tidak memberikan bukti untuk mendukung klaimnya.
Cek Fakta
Mengutip media guardian yang berbasis di Inggris, situs web resmi Mahkamah Agung Rakyat China tidak menyebutkan kasus pengadilan khusus ini yang diklaim dalam artikel City News. Pemerintah hanya China memerintahkan isolasi orang yang terinfeksi oleh virus di rumah sakit atau kamp yang ditunjuk.
Selain itu, artikel City News yang menyebut berdasarkan laporan koresponden lokal, tak menyebut nama koresponden tersebut. Tentu hal ini mencurigakan Selain itu, City News hanya melaporkan bahwa "negara" atau "pengadilan" atau "pejabat" membuat pernyataan, tetapi tidak memberikan kutipan langsung atau nama narasumber dalam laporan.
Situs web ini memiliki sejarah penerbitan fiksi dan berita palsu beberapa kali. Situs ini juga mengklaim bahwa "enam kasus virus corona, total 16 sekarang" tercatat di Singapura. Klaim itu dibantah oleh Pemerintah Singapura.
Baca juga: Korban Virus Corona Lebih Banyak Daripada SARS
“Pada jam 9 malam pada 30 Januari 2020, tidak ada penularan lokal dari virus Wuhan di Singapura. Semua kasus yang dikonfirmasi di Singapura sampai saat ini adalah warga negara Cina yang bepergian dari Wuhan,” kata pemerintah Singapura dalam sebuah pernyataan.
Selain itu, sampai saat ini belum ada media yang kredibel di seluruh dunia yang memiliki laporan bahwa korban coronavirus akan dibunuh. []