Denpasar - Manajemen Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, Bali mengambil langkah menghapus jam besuk untuk mencegah pandemi Covid-19 atau virus corona. Hal tersebut dibenarkan Direktur Medik, Keperawatan dan Penunjang RSUP Sanglah Denpasar, Bali Dr I Ketut Sudartana, Selasa, 17 Maret 2020.
Sudartana mengatakan peniadaan jam besuk sebagai tindak lanjut penetapan siaga pencegahan virus corona oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali.
"Menyusul sudah ditetapkannya status bencana nasional non alam, khususnya untuk virus Covid-19 maka Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah mengambil langkah-langkah untuk mencegah penularan wabah virus ini. Salah satunya dengan meniadakan jam berkunjung untuk keluarga pasien sedang dirawat di RSUP Sanglah," tuturnya kepada Tagar di RSUP Sanglah Bali.
Terkait antisipasi penumpukan warga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, Sudartana mengaku sudah membuka membuka pendaftaran online.
“Kami mengimbau kepada masyarakat Bali khususnya Denpasar apabila mau berobat ke RSUP Sanglah hendaknya melalui pendaftaran secara online, sehingga hal ini bisa mencegah atau mengurangi penumpukan massa atau pasien,” ujarnya.
Sementera terkait pasien yang masih dirawat di RSUP Sanglah Bali, saat ini masih ada 13 PDP virus corona dan masih menunggu hasil laboratorium dari Balitbangkes, Jakarta.
“Enam laki-laki dan tujuh perempuan. Sedangkan dari warga negaranya, ada enam warga negara asing dan tujuh warga negara Indonesia. Kondisi pasien dalam keadaan stabil dan tidak panas, batuk maupun pilek. Kami masih menunggu hasil pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) Balitbangkes Jakarta,” ujarnya.

Pemkot Denpasar Buat Wastafel
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol Pemkot Denpasar Dewa Gede Rai mengatakan pihaknya secara berkelanjutan terus memaksimalkan langkah preventif guna mencegah pandemi virus corona.
"Beragam upaya telah dimaksimalkan, seperti halnya sosialisasi yang dilaksanakan dengan menggandeng kepala desa, lurah hingga ke banjar-banjar. Pengecekan suhu tubuh dan penyediaan Hand Sanitizer di ruang publik, kantor, sarana transportasi siswa serta sekolah sekolah," ujar Dewa Gede Rai.
Selain itu, Pemkot Denpasar juga membuat wastafel di ruang publik selain dengan penyemprotan cairan disinfektan dengan menyasar fasilitas/tempat umum di Kota Denpasar.
“Pembuatan wastafel di ruang publik sebanyak 4 buah, sehingga diharapkan kawasan tersebut dapat steril dan upaya pencegahan penyebaran virus corona dapat dimaksimalkan,” paparnya.
Empat wastafel yang telah dipasang Pemkot Denpasar yakni di Lapangan Puputan Badung dan di Taman Kota Lumintang.
"Dengan adanya wastafel ini masyarakat dapat menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan jalan mencuci tangan dengan baik dan benar," kata Dewa Rai seraya berharap agar fasilitas ini benar benar dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan masyarakat.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr. Sri Armini menambahkan selain melakukan disinfektan juga dilaksanakan pemantauan bagi WNA.
"Pengecekan dan pemeriksaan diprioritaskan pada orang yang memiliki riwayat perjalan ke negara tertular dengan sistem jemput bola," ujar dr Sri Armini.
Penyemprotan disinfektan ini akan terus dilaksanakan secara bertahap dan berkala dengan menyasar fasilitas publik.
"Dan kami informasikan kepada masyarakat jika menemukan ciri-ciri kasus, masyarakat dapat melapor ke call center 112 dan 223333 yang telah terintegrasi dengan Damakesmas,” imbuh Sri Armini.
Sebelumnya Pemprov Bali telah mengeluarkan lima strategi dalam penanggulangan bencana virus corona ini. Satgas dipimpin oleh Sekretaris Daerah Provinsi Bali yang meliputi Satuan Tugas Kesehatan, Satuan Tugas Area dan Transportasi Publik, Satuan Tugas Area Institusi Pendidikan, Satuan Tugas Komunikasi Publik dan Satuan Tugas Pintu Masuk Indonesia.
Satgas mempunyai tugas terpadu untuk menyelenggarakan kewaspadaan dan penanggulangan Covid-19 secara menyeluruh sesuai protokol penanggulangan Covid-19 dan melaporkan perkembangannya setiap hari kepada Gubernur. []