CDC : Vaksin mRNA Turunkan Risiko Tertular Covid-19

Uji klinis vaksin menunjukkan bahwa vaksin mRNA yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna sangat efektif dalam mencegah Covid-19.
Ilustrasi Vaksin Covid-19. (Foto: Tagar/Pixabay)

Jakarta - Penelitian baru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC) membuktikan bahwa vaksin messenger RNA (mRNA) yang digunakan untuk melawan virus corona dapat mengurangi risiko infeksi Covid-19 sebesar 91 persen pada orang yang divaksinasi lengkap. Sedangkan, untuk orang yang baru divaksinasi sebagian, penurunan risiko turun menjadi 81 persen.

Dilansir dari laman Healthline, penelitian yang ini juga menunjukkan bahwa vaksin dapat mengurangi keparahan penyakit. Uji klinis vaksin menunjukkan bahwa vaksin mRNA yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna sangat efektif dalam mencegah Covid-19. 

“Sekarang dengan data kehidupan nyata kita melihat lagi dan lagi dalam penelitian yang berbeda bahwa vaksin ini sangat efektif. Orang yang divaksinasi terlindungi dari infeksi dan menularkan infeksi ke orang lain” Dr. Inci Yildirim, seorang ahli vaksin Yale Medicine, spesialis penyakit menular pediatrik, dan profesor pediatri, mengatakan kepada Healthline.

Studi ini dilakukan terhadap 3.975 petugas kesehatan, responden pertama, pekerja garis depan dan pekerja esensial.

Para peserta yang mengikuti tes SARS-CoV-2 mingguan selama 17 minggu. Mereka adalah orang-orang yang mungkin terpapar Covid-19 karena sifat pekerjaan.

Tes diagnostik dilakukan melalui swab hidung yang dikumpulkan sendiri yang kemudian diuji di laboratorium untuk SARS-CoV-2. Tes positif dipelajari lebih lanjut untuk menentukan jumlah viral load di hidung orang tersebut dan berapa lama mereka mengeluarkan virus.

Para peneliti mengevaluasi data berdasarkan status vaksinasi peserta, tingkat lokal Covid-19 di komunitas mereka, dan seberapa ketat peserta menggunakan alat pelindung diri (APD).

Mereka menemukan bahwa vaksin mengurangi risiko infeksi sebesar 91 persen pada orang yang mengikuti vaksinasi dosis lengkap, yang berarti 2 minggu setelah dosis kedua mereka.

Vaksin mengurangi risiko sebesar 81 persen pada orang yang divaksinasi sebagian. Vaksinasi sebagian dapat berarti di mana saja dari 14 hari setelah dosis pertama hingga 13 hari setelah dosis kedua.

Para peneliti juga menemukan bahwa orang yang divaksinasi sepenuhnya dan sebagian lebih mungkin memiliki penyakit yang lebih ringan dibandingkan dengan mereka yang tidak divaksinasi.

Orang yang terkonfirmasi Covid-19 dan telah divaksinasi rata-rata menghabiskan sekitar 6 hari lebih sedikit untuk merasa sakit dan 2 hari lebih sedikit sakit di tempat tidur.

Dibandingkan dengan orang yang tidak divaksinasi, mereka yang mendapat dosis suntikan vaksin juga memiliki peluang hingga 66 persen lebih rendah untuk mengembangkan gejala seperti demam dan kedinginan.

Hingga kini, para peneliti terus mempelajari keamanan dan kemanjuran vaksin di bulan-bulan dan tahun-tahun mendatang.

Menurut Yildirim, meskipun kami memiliki banyak data yang menunjukkan bahwa suntikan itu aman dan efektif, penting untuk diingat bahwa kami bahkan tidak tahu tentang SARS-CoV-2 sebelum akhir Desember 2019.

“Kami masih mempelajari berapa lama perlindungan dari infeksi alami atau vaksinasi akan bertahan,” kata Yildirim.

Sampai sekarang, kesimpulannya sudah jelas, cara teraman dan paling efektif untuk melindungi diri dari Covid-19 adalah dengan divaksinasi. []

Berita terkait
Penyintas Covid-19 Bisa Divaksinasi Setelah Satu Bulan Sembuh
Penyintas atau seseorang yang pernah mengalami positif Covid-19 kini bisa disuntikkan vaksin setelah satu bulan dinyatakan sembuh
93,7 Juta Warga Harus Bayar Vaksin Booster Covid-19
Regulasi yang terkait dengan pemberian vaksin booster Covid-19 baik secara gratis maupun berbayar diperkirakan akan rampung pada pekan depan
Kapan Vaksinasi Covid-19 untuk Anak di Bawah 12 Tahun
Sampai saat ini pemerintah Indonesia belum berencana untuk memberikan vaksin Covid-19 itu kepada anak-anak di bawah usia 12 tahun
0
Laboratorium BBVeteriner Wates Pastikan Bangkai Domba di Sungai Serang, Semarang Negatif PMK
Hasil laboratorium dengan Uji Realtime PCR menunjukkan negatif virus PMK pada spesimen/sampel yang diambil.