Cara Undip Tangkal Radikalisme di Kalangan Mahasiswa

Universitas Diponegoro (Undip) mempunyai cara mengantisipasi ancaman paparan radikalisme dan intoleransi di kalangan mahasiswa.
Jajaran pimpinan Undip foto bersama dengan belasan ribu mahasiswa baru usai upacara penerimaan mahasiswa tahun akademik 2019/2020, Senin, 5 Agustus 2019. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Semarang - Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Yos Johan Utama telah menginstruksikan para dosen memantau aktifitas mahasiswanya. Langkah itu dilakukan untuk mengantisipasi ancaman paparan radikalisme dan intoleransi di kampus.

“Para dosen wali dan dekan harus semakin turun ke bawah untuk kontrol,” kata Yos usai upacara penerimaan mahasiswa baru di Stadion Undip, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Senin, 5 Agustus 2019.

Dia mengatakan seluruh kegiatan mahasiswa di kampusnya tersebut, patut dikontrol secara ketat agar tidak terjadi penyebaran radikalisme dan intoleransi terutama di kalangan mahasiswa baru.

Kami tidak berteriak-teriak bahwa kami Pancasila. Tapi, kami sudah melakukan apa yang ada di Pancasila.

"Kita hindarkan hal-hal yang sifatnya eksklusif. Biasanya, hal kayak gitu kan muncul di eksklusifitas-eksklusifitas kegiatan,” ucap dia.

Kata dia, mencegah radikalisme dapat dilakukan dengan cara menanamkan semangat kebhinekaan di rangkaian kegiatan penerimaan mahasiswa baru.

"Di antaranya besok di pendidikan karakter, kami berikan mereka pemahaman tentang itu," tuturnya.

Dia mengakui Undip adalah kampus rakyat yang telah melayani 30 % mahasiswa kurang mampu untuk ditanggung negara. Bahkan, hampir seluruh operasional kegiatan pendidikan di Undip juga mendapatkan subsidi dari pemerintah.

"Kami tidak berteriak-teriak bahwa kami Pancasila. Tapi, kami sudah melakukan apa yang ada di Pancasila," ujarnya.

Sebanyak 11.568 mahasiswa baru Undip mengikuti upacara penerimaan di Stadion Undip, Tembalang. Mereka terdiri 210 orang dari program doktor (S3), 993 dari program magister (S2), 105 dari program pendidikan dokter spesialis I, 34 dari program profesi, 9205 dari program sarjana (S1) dan 1039 dari program vokasi (D4).

Melihat hal itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Budi Sulistyo turut angkat bicara. Dia mengungkapkan pihaknya mengusung semangat keberagaman di tengah penerimaan mahasiswa tahun akademik 2019/2020.

“Di setiap tahun semboyannya beda-beda. Tahun ini meneguhkan semangat kebhinekaan,” kata Budi Sulistyo.

Gambaran kebhinekaan terlihat di upacara penerimaan mahasiswa baru, baik mahasiswa sarjana, magister, doktor, spesialis, profesi dan vokasi, mereka berada pada tempat duduk dan tenda peneduh yang sama.

Menurut dia, tidak ada jarak strata diantara mahasiswa itu, semua berbaur menjadi satu. Lewat tema 'Meneguhkan Kebhinekaan dan Pluralisme' yang ditanamkan ke mahasiswa baru, diharapkan dapat menangkal paparan radikalisme dan intoleransi.

“Kami tanamkan ke mahasiswa bahwa di sekitar kehidupan mereka ada di situasi yang pluralis. Banyak orang yang miliki paham, agama, dan kepentingan yang beda. Tetapi, mereka tidak boleh terpisahkan satu sama lain, justru harus selalu bersama untuk capai tujuannya," tuturnya.

Para mahasiswa baru diwajibkan mengikuti rangkaian kegiatan orientasi kampus dan pengenalan lingkungan. "Mahasiswa baru ini kami bentuk dalam suasana penerimaan humanis, sehingga mereka merasa nyaman kuliah di Undip,” ucapnya.

“Dan nanti mereka akan mengikuti program penerimaan di fakultas untuk diberikan orientasi kehidupan kampus seperti apa, termasuk meneguhkan semangat kebhinekaan," katanya. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.