Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyambut baik permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai bantuan penyediaan ventilator kepadanya. Ia mengatakan bakal segera mengirimkan bantuan mesin penunjang pernapasan pasien itu kepada pemerintah Indonesia yang tengah menghadapi pandemi virus corona (Covid-19).
Melalui cuitan di laman Twitter resminya, Trump mengatakan telah melakukan pembicaraan dengan presiden Jokowi dan telah siap menjalin kerja sama yang hebat antara kedua negara.
"Baru saja berbicara dengan seorang teman, Presiden RI Joko Widodo. Ia meminta ventilator yang tentu saja akan kami berikan. Kerja sama hebat antara kami," kata Donald Trump di akun Twitter-nya, pada Jumat malam, 24 April 2020.
Selain kepada Presiden Jokowi dan Pemerintah Indonesia, Donald Trump juga mengaku telah melakukan pembicaraan serupa dengan sejumlah pemimpin negara-negara lain di dunia. Di antaranya Presiden Juan Orlando Hernandez dari Honduras, serta Presiden Nayib Bukele dari El Salvador.
Diketahui, ventilator merupakan mesin yang digunakan kepada tenaga medis untuk membantu pernapasan pasien yang mengalami suatu penyakit atau cedera. Dengan alat ini, pasien atau seseorang akan mendapat pasokan oksigen yang cukup.
Penggunaan dan kebutuhan ventilator di rumah sakit di Indonesia meningkat, seiring bertambahnya pasien virus corona yang terkonfirmasi.
Banyak negara di seluruh dunia sangat membutuhkan alat bantu pernapasan atau ventilator dikarenakan virus corona. Ventilator sendiri berfungsi untuk dapat mendeteksi kapan pasien ingin bernapas dan membantu proses tersebut, memastikan tekanan udara dan campuran oksigen yang tepat. Perangkat ini juga mampu meminimalisir efek samping pada jaringan paru-paru yang rapuh.
Cara Kerja Ventilator
Cara kerja ventilator bisa dibilang cukup sederhana, yaitu mendorong udara masuk ke dalam paru-paru. Kasus Covid-19 menyebabkan adanya cairan terbentuk di paru-paru sehingga mengurangi luas permukaan yang dapat menyerap oksigen.
Pada ventilator versi lama atau awal hanya mendorong udara ke paru-paru dengan ritme yang konstan. Sementara versi modern, memiliki dua mode dasar, yaitu tipe yang menghadirkan preset volume oksigen dan tipe yang memberikan peset tingkat tekanan.
Ventilator juga mengontrol tekanan akhir ekspirasi positif (positive end-expiratory pressure/PEEP), tekanan udara residu yang mencegah paru-paru agar tidak kolaps, ukuran metrik yang bervariasi pada kondisi pesien. Selain itu, alat ini juga dapat diatur untuk mendeteksi ketika seorang pasien ingin bernapas, dari pada sepenuhnya mengendalikan pernapasan pasien.
Cara Penggunaan Ventilator
Untuk menggunakan ventilator, pasien harus diinkubasi terlebih dahulu. Sebuah proses medis dengan memasukkan tabung endotrakeal melalui mulut atau hidung untuk menghubungkan udara luar dengan paru-paru.
Tabung itu beroperasi dengan lembut mendorong epiglotis, lipatan jaringan yang berada di atas laring. Selanjutnya, balon kecil di tabung mengembang dan membuat celah antara paru-paru dan tabung menjadi tertutup.
Setelah semuanya aman dan berada di lokasi yang tepat, ujung tabung lainnya dipasang di ventilator untuk membantu pasien bernapas. Kendati ventilator dapat membantu pernapasan pasien, tetapi tidak menjamin kelangsungan hidup mereka. Sebab, udara beroksigen tinggi yang diberikan dapat mulai merusak paru-paru dan organ lain, seperti jantung.
Selain itu, tabungnya sendiri dapat menyebabkan infeksi baru. Pasien yang mengalaminya, terutama jika mereka menggunakan ventilator selama berminggu-minggu akan menghadapi kerusakan jangka panjang pada paru-paru, ginjal, jantung, atau hati.
Selain itu, efek psikologis termasuk kehilangan ingatan, kebingungan, dan gangguan stres pasca-trauma dan berminggu-minggu atau berbulan-bulan terapi fisik untuk membangun kembali otot dan saraf yang berhenti berkembang atau rusak oleh obat penenang.
Efek negatif ini adalah bagian dari alasan dokter mempertimbangkan ventilator yang minim invansif untuk beberapa pasien Covid-19 karena mereka mempelajari lebih lanjut serangan dari virus corona. []
