Bandung - Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat mengimbau seluruh masyarakat terutama korban banjir di beberapa wilayah untuk waspada terhadap ancaman beberapa penyakit yang biasanya muncul ketika banjir.
"Penyakit yang biasanya muncul saat banjir atau sesudahnya mulai dari penyakit kulit (infeksi kulit), demam dan flu, asam lambung, ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), sakit kepala, terutamanya ancaman diare dan demam tipoid, DBD, leptospirosis," tutur Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Drg. Juanita PF, Bandung, Minggu 5 Januari 2020.
Hal paling sederhana yang bisa dilakukan masyarakat agar terhindar dari ancaman penyakit tersebut diantaranya:
1. Rumah dan Lingkungan Bersih
Pastikan rumah dan lingkungan bersih dari genangan air atau yang bercampur lumpur, dan diharuskan membersihkannya dengan karbol atau disinfektan agar segala kuman, bakteri mati.
2. Perhatikan Personal Hygiene
Selain memastikan kebersihan lingkungan dan rumah, warga juga diimbau untuk memperhatikan personal hygiene. Hal yang paling sederhana adalah selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabun atau antiseptik sebelum makan dan sesudah melakukan aktifitas.
3. Makan dan Minuman Bersih
Kemudian, warga terdampak banjir diwajibkan untuk makan dan minum yang bersih. Pastikan juga masa kadaluarsa dan kesegarannya sebelum dikonsumsi.
4. Lakukan Gerakan 3M dan PSN
Mengingat curah hujan masih tinggi, resiko terkena penyakit DBD patut diwaspadai. Drg. Juanita mengimbau warga untuk melakukan gerakan 3M yaitu, menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
"Dan menutup rapat-rapat tempat penampungan air. PSN-nya melakukan pemberantasan sarang nyamuk seperti menggunakan obat nyamuk,mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah dan lain sebagainya," ucap Juanita.
5. Cepat Diobati
Di samping itu, masyarakat diimbau untuk segera mengobati penyakit yang dikeluhkan. Namun hal paling penting bagi masyarakat untuk menyediakan obat-obatan yang sederhana seperti obat lambung, vitamin, penurun panas hingga obat diare.
"Kalaupun tidak ada, masyarakat yang mengeluhkan sakit bisa datang ke pos kesehatan yang ada di pengungsian, atau puskesmas terdekat. Dinkes Jabar sudah menginstruksikan puskesmas dan pos kesehatan melayani 24 jam," kata Juanita.
6. Perbanyak Konsumsi Air dan Mineral
Juanita menyarankan masyarakat untuk mengonsumsi air (air bersih) dan mineral, serta vitamin untuk daya tahan tubuh. Hal itu untuk mencegah resiko datangnya penyakit yang membahayakan tubuh.
7. Pakai Sepatu dan Sarung Tangan
Pastikan juga menggunakan sepatu boot dan sarung tangan saat beraktivitas di tengah banjir, termasuk saat membersihkan genangan air dan lumpur. Dengan begitu masyarakat dapat terhindar dari resiko penyakit infeksi kulit. Penyakit ini bisa muncul akibat kulit yang terpapar air bercampur kotoran hewan, manusia, lumpur, sampah, dan bangkai.
8. Jangan Main Air
Hal yang harus dilakukan lainnya yaitu, pastikan anak-anak tidak bermain air saat banjir atau pasca banjir (genangan sisa air banjir). Tentunya, mengganti pakaian basah dengan yang kering.
Akses Layanan Kesehatan Bagi Korban Banjir
Apabila masyarakat terdampak banjir ingin berobat, kata Drg. Juanita, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat sudah menyediakan pelayanan kesehatan 24 jam di sejumlah puskesmas dan pos pelayanan terpadu di beberapa lokasi atau titik pengungsian.
Di Kabupaten Bandung Barat terdapat 3 pelayanan kesehatan. Sedangkan, Kota Bekasi, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat mendirikan 42 pos pelayanan kesehatan dan pos pelayanan terpadu.
"Sedangkan Kabupaten Bekasi, ada 44 pelayanan kesehatan di puskesmas dan 60 posko pelayanan kesehatan," ujar dia.
Untuk di masyarakat terdampak banjir di wilayah Kabupaten Karawang sudah ada 50 puskesmas yang disiagakan. Seluruh pos kesehatan atau puskesmas dipastikan menyediakan berbagai obat-obatan yang diperlukan masyarakat terdampak banjir.
"Kami pastikan juga disetiap pos pelayanan kesehatan atau puskesmas terdapat dokter dan perawat yang berjaga memudahkan masyarakat yang akan berobat," tutur Drg. Juanita. []
Baca juga: