Cara Guru SMAN 1 Subang Tingkatkan Literasi Siswa Selama PJJ

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran jarak jauh mengakibatkan terjadinya penurunan minat dan kemampuan literasi (literacy loss).
Ilustrasi PJJ(Dok. QUIPPER)

Jakarta - Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ) berkepanjangan di masa pendemi Covid-19 mengakibatkan terjadinya penurunan minat dan kemampuan literasi (literacy loss) di kalangan siswa Indonesia.

Guru SMA Negeri 1 Subang, Jawa Barat, Marni Hartati, mengatakan pihaknya melakukan akselarasi pendidikan dengan menyusun program dan inovasi baru untuk meningkatkan literasi belajar juga kecakapan literasi digital pada siswa didiknya.

"Di sekolah saya untuk tahun ini kami menyusun program baru yaitu kita mencoba blended learning dalam pembiasaan peningkatan mutu pembelajaran. Kita memotivasi siswa, memotivasi orang tua, tidak cuma mengeluh namun untuk dapat mencari jalan keluar bersama dari gerakan sistem literasi sekolah yang kami susun itu," kata Marni kepada Tagar, Senin, 2 Agustus 2021.

Dia menjelaskan, SMAN 1 juga menerapkan secara intensif gerakan literasi yang mewajibkan para siswa untuk diimbau dan dipantau dalam membaca buku-buku termasuksuk juga dari berbagai jenis platform digital untuk pembelajaran.

"Kita tetap ada gerakan buku literasi sekolah, siswa dihimbau dan dipantau untuk membaca beraneka ragam buku dan dituliskan dalam buku gerakan literasi sekolah, lalu dari Classroom berisikan materi untuk pembelajaran seluruh mata pelajaran," katanya.

Tak hanya itu, para Guru di SMAN 1 Subang juga menerapkan kreasi dan inovasi dalam proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) salah satunya memberikan kebebasan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada para siswa didiknya untuk mengeksplorasi sumber ilmu pengetahuan lebih luas melalui akses-akses digital.

"Anak-anak saya supply dengan materi-materi yang dimuat dalam Classroom, teks yang bervariasi, infografis, ada penjelasan dari video juga, ada gamesnya (blanded learning). Memberikan kebebasan untuk siswa bereksplor pengetahuan lebih," katanya.

Kendati demikian, para guru, lanjut Marni, tidak menuntut para siswa untuk membaca buku setiap hari karena beberapa alasan termasuk perubahan pola mengajar kepada siswa didiknya. Faktor lost learning menjadi salah satu yang paerlu dipertimbangankan.


Kita memotivasi siswa, memotivasi orang tua, tidak cuma mengeluh namun untuk dapat mencari jalan keluar bersama dari gerakan sistem literasi sekolah yang kami susun itu.


"Kalau untuk membaca buku setiap hari sih enggak yaaa, karena itu masih sulit yaaa menurut pandangan saya karena lost learning-nya tadi. Tapi, yang kita terapkan itu tagihan membaca. Masing-masing jenjang itu sudah diberikan tagihan," katanya.

Anggota Satgas Gerakan Literasi Sekolah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sofie Dewayani, mengatakan dukungan pemerintah pusat dan daerah berperan penting meningkatkan literasi di masa pandemi Covid-19.

"Saat ini pemerintah baru memberikan kuota yang bisa membantu pelajaran agar tetap berlangsung. Nah, langkah berikutnya tentu adalah kecakapan literasi digital," kata Sofie kepada Tagar, Rabu, 28 Juli 2021.


Kecakapan Literasi Digilal

Sofie menjelaskan, kecakapan literasi digital menjadi perhatian serius pemerintah meningkatkan literasi di masa pandemi Covid-19. Jadi, kata dia, pemberian kuota gratis tersebut baru sebatas memberikan akses literasi.

"Baru aksesnya tapi kecakapan literasi digitalnya itu yang menjadi PR bagi kita semua. Ketika akses sudah dibuka dan ini yang masih menjadi perhatian serius mengingat guru-guru dan orang tua juga sering kali belum literas," katanya.

Pihaknya pun berharap dalam meningkatkan literasi digital di masa pandemi Covid-19, para siswa diajarkan dan contohkan bahwa kecakapan literasi bukan sekadar memilih informasi yang tepat dan tidak, melainkan juga memilih informasi yang bermanfaat.

"Saat ini kita juga digempur oleh macam-macam informasi tentang Covid-19 dan orang dewasa makin banyak yang menunjukkan sikap yang tidak bijak," ujarnya. []


Baca Juga: Gerakan Literasi: Buku Harus Dipastikan Terdistribusi


(Christina Butarbutar)

Berita terkait
HAN 2021: Anak Cerdas Terliterasi di Masa Pandemi
Kemendikbudristek juga menyelenggarakan Gebyar Dongeng untuk Anak Indonesia dengan tema “Sehat, Cerdas, Ceria, dan Bahagia”.
Belajar Daring Belum Ideal Tingkatkan Kecakapan Literasi
Dengan sistem daring, para siswa wajib membutuhkan media pembelajaran seperti handphone, laptop, atau komputer.
Siswa Lebih Terampil Kuasai Teknologi, Literasi Meningkat
Hasil studi, di masa pandemi menunjukkan bahwa siswa menggunakan perangkat digital lebih banyak dibanding sebelumnya.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.