Capek Mudik Lebaran, Ada Pijat Gratis di Semarang

Merasakan capek dalam perjalanan mudik Lebaran, tersedia pijat gratis di rest area KNPI Semarang di kawasan Kalibanteng.
Seorang pemudik dipijat oleh terapis di rest area KNPI Semarang, kawasan Kalibanteng, Kamis 30 Mei 2019. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Semarang - Dua pemuda itu tidur di antara tumpukan kotak makanan di dalam tenda di rest area Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Semarang, Jalan Yos Sudarso No 1, Kalibanteng, Semarang Jawa Tengah. 

Satu pemuda tidur dengan posisi miring, mengenakan jaket dan kaos tangan. Satunya lagi telentang. Terlihat sangat lelah dan nyenyak, seperti tidak terganggu keramaian di sekitarnya.

Mereka adalah pemudik bermotor dari Bekasi, sedang dalam perjalanan menuju kampung halaman di Blora dan Cepu, memasuki Semarang sudah gelap, berhenti di rest area KNPI Kalibanteng untuk istirahat.

"Mereka tiba di sini pukul 20.00 WIB, langsung minta izin untuk istirahat. Terlihat sudah sangat kecapekan dan menahan kantuk sehingga langsung kami persilakan untuk tidur di tenda," kata seorang relawan yang tengah piket di rest area KNPI Semarang kepada Tagar, Kamis malam 30 Mei 2019.

Sementara itu di tenda sebelah, Heri (27) telungkup di kasur lipat, sedang menikmati pijat gratis sentuhan tangan Pak Edy. Heri pemudik dari Jakarta Timur ini akan pulang ke Rembang.

"Tadinya cuma mau numpang istirahat sejenak, tapi ternyata ada fasilitas pijat gratis, ya sudah sekalian pijat buat ngendorin saraf dan boyok (punggung) yang kaku," ujar pemuda yang bekerja di bidang konstruksi ini.

Heri mengatakan fasilitas rest area KNPI di Kalibanteng ini cukup lengkap. Selain ada pijat, ia juga bisa minum kopi dan menikmati jajanan yang disediakan. Semuanya cuma-cuma alias gratis. Ia mengaku sangat terbantu dengan keberadaan rest area di Kalibanteng mengingat titik tersebut menjadi titik lelah pemudik bermotor yang hendak melaju ke arah timur.

"Tadi habis minum kopi, Mas, terus pijat ini, enak si bapak mijit-nya," ujar dia tersenyum.

Tadinya cuma mau numpang istirahat sejenak, tapi ternyata ada fasilitas pijat gratis, ya sudah sekalian pijat buat ngendorin saraf dan boyok (punggung) yang kaku.

Mudik SemarangDua orang pemudik tidur lelap di tenda rest area KNPI Semarang, Kamis 30 Mei 2019. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Tentang Pak Edy

Seorang pria yang akrab disapa Pak Edy ini matanya tidak bisa melihat, tapi memiliki jiwa kemanusiaan tinggi. Ia juga pemijat profesional bersertifikat sejak 2001.

"Saya pemijat yang sudah bersertifikasi, mulai dari pijat capek atau urut sampai pijat salah urat. Bisa juga membetulkan patah tulang tanpa gips," tuturnya. Ia baru saja kehilangan istri tercinta.

Edy warga Pandansari RT 5 RW 8, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Semarang.

Ia terpanggil menjadi relawan di rest area KNPI di Kalibanteng dengan alasan khusus, punya pengalaman buruk saat pulang kampung tahun 1998 hingga membuat kedua matanya buta. Waktu itu Edy usai berlebaran di Sragen dan Solo, motoran menuju Semarang.

"Saat pulang ke Semarang, sampai di Boyolali, mata kiri saya kemasukan hewan samber moto. Rasanya ngilu sekali. Awalnya yang sakit hanya kiri tapi merembet ke mata kanan. Kemudian saya dirawat di RS Pantiwiloso seminggu, kemudian pindah ke RS William dan tiga bulan kemudian divonis buta," tuturnya.

Berawal dari kejadian itu, ayah tiga anak yang mempunyai kemampuan memijat ini berniat membantu orang lain terutama pada masa mudik Lebaran

"Semata kemanusiaan saja. Jadi bukan sekali ini, Mas. Tiap tahun kalau ada komunitas yang membutuhkan tenaga dan kemampuan memijat untuk pemudik, saya pasti siap," kata dia.

Pada hari-hari biasa di luar Ramadan, Edy mendapat upah minimal Rp 50 ribu sekali memijat.

Di rest area KNPI di Kalibanteng ini, Edy tidak sendirian. Ada kawan sesama pemijat yang siap membantu pemudik melonggarkan saraf yang tegang karena lama di atas motor.

"Kebetulan ini tadi saya sudah memijat empat pemudik. Rata-rata mengeluhkan capek di bagian pinggang, punggung dan leher. Ya wajar saja karena mereka menempuh perjalanan jauh pakai motor," ujar Edy. Ia tergabung di Roemah Difabel, komunitas para pemijat tuna netra.

Di tempat yang sama, pendiri Roemah Difabel Noviana Dibyantari mengatakan pihaknya menyiapkan tiga tenaga pemijat sebagai relawan. Selain Pak Edy, ada Pak Sugeng dan Andre. Mereka bertugas secara shift melayani pemudik yang capek dan membutuhkan pijatan.

"Kebetulan malam ini shift-nya Pak Edy," ujar Noviana.

Para penyandang difabel yang ahli pijat tersebut tidak memasang tarif. 

"Jiwa sosial mereka patut jadi panutan," kata Noviana.

Ia juga mengatakan kerja sama pihaknya dan KNPI sudah dilakukan beberapa kali pada tahun-tahun sebelumnya pada musim Lebaran.

"Karena kebetulan salah satu pengurus Roemah Difabel ada yang aktif di KNPI. Sehingga teman-teman tergerak untuk membantu," tuturnya.

Persimpangan Strategis

Ketua DPD KNPI Kota Semarang Choirul Awaludin mengatakan posko rest area di Kalibanteng, tepatnya di depan markas Pomdam IV/Diponegoro dibuka sampai Idul Fitri. Seluruh unsur organisasi kelompok pemuda (OKP) di bawah KNPI Semarang terlibat aktif dalam kegiatan ini.

"Tentunya kami bagi secara shift sehingga semua kawan dari OKP bisa ikut ambil bagian di tugas sosial ini," kata Choirul.

Pendirian rest area di Kalibanteng adalah kali keempat pada musim mudik setiap Lebaran. Posko di Kalibateng dipilih dengan berbagai pertimbangan, satu di antaranya lokasinya yang dianggap strategis. Berada di pintu masuk pusat kota, kawasan Kalibanteng menjadi persimpangan arah pemudik yang hendak ke selatan dan timur Semarang.

"Di sini menjadi persimpangan pemudik yang akan menuju Solo atau Yogyakarta maupun yang akan ke Purwodadi maupun ke Kudus, Rembang hingga Jawa Timur lewat jalur Pantura," jelas dia.

Choirul menuturkan, berdasar pengalaman pada musim mudik Lebaran sebelumnya, di kawasan Kalibanteng sering terjadi kecelakaan melibatkan pemudik bermotor. Utamanya pada waktu malam hingga jelang subuh. Umumnya karena konsentrasi para pemudik mulai berkurang usai menempuh perjalanan jauh.

"Rata-rata mereka bingung saat tiba di persimpangan Kalibanteng ini. Mau ke selatan atau mau timur lewat tengah kota dan timur lewat Pantura. Saat bingung, jalan pelan ditabrak lah oleh kendaraan yang melaju kencang dari arah belakang," tutur Choirul yang akrab disapa Awal itu.

Selain tenda dan tenaga pijat, Awal menambahkan, rest area KNPI juga menyediakan cek kesehatan gratis. 

"Kami juga sudah koordinasi dengan rumah sakit maupun kepolisian terdekat untuk mengantisipasi kejadian tidak diinginkan," ujarnya.

Kekompakan pemuda Semarang yang tergabung di KNPI membantu para pemudik mengundang kekaguman Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi

Hendrar Prihadi pada Kamis malam itu datang, melihat dari dekat rest area yang dikelola KNPI.  

"Saya mengapresiasi kawan-kawan kita dari pemuda. Ini membuktikan pemuda-pemuda Semarang solid. Urusan Pemilu selesai, mereka merapatkan barisan untuk menuju Semarang hebat," kata Hendrar. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.