Buzzer Vs Influencer di Indonesia

Buzzer dalam bisnis, dalam politik. Influencer dalam bisnis, dalam politik. Fenomena yang muncul seiring kehadiran media sosial. Ini penjelasannya.
Ilustrasi - Fenomena buzzer dan influencer muncul seiring kehadiran media sosial. (Foto: Pixabay)

Jakarta - Kata 'buzzer' belakangan ini marak dibicarakan di ruang-ruang pemberitaan media arus utama, juga di media sosial. Sebenarnya apa itu buzzer? Dan apa pula influencer? Sejak kapan fenomena buzzer dan influencer ada di Indonesia?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Tagar mewawancarai peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati, Rabu siang, 9 Oktober 2019.

Berikut petikan wawancara selengkapnya. 

Apa artinya buzzer?

Buzzer adalah individu atau kelompok yang menciptakan isu untuk bisa jadi isu viral di media sosial.

Apa artinya influencer?

Influencer adalah individu atau kelompok yang berperan untuk menjadikan isu viral untuk bisa mempengaruhi pandangan kelompok warganet tertentu.

Siapa contoh buzzer di Indonesia?

Sosok buzzer di Indonesia itu rata-rata akun anonim yang biasanya postingannya selalu "datang dan pergi". Mereka menggunakan akun dengan nama samaran.

Siapa contoh influencer di Indonesia?

Sosok influencer itu bisa tokoh terkenal yang tugasnya mereplikasi isu viral dalam berbagai tagar # sehingga jadi trending topics.

Apa plus minus buzzer?

Plusnya adalah keuntungan material dari isu yang itu menjadi isu viral. Minusnya adalah isu yang dibuat kadang itu berupa hoaks.

Apa plus minus influencer?

Plusnya adalah mampu menjaring dan punya massa (followers) banyak. Minusnya adalah mereka tidak konsisten dalam satu isu tapi banyak isu.

Sejak kapan ada buzzer di Indonesia?

Buzzer itu muncul ketika media sosial menjadi alat aktivisme politik. Kasus Prita Mulyasari dan cicak vs buaya.

Sejak kapan ada influencer di Indonesia?

Influencer muncul ketika ramai kasus cicak vs buaya (kpk vs polri)

Perbedaan buzzer dalam dunia bisnis dan dunia politik?

Buzzer dalam dunia bisnis itu bagian dari strategi marketing dan survei perilaku konsumen. Buzzer dalam politik itu bagian dari strategi penggiringan opini.

Perbedaan influencer dalam dunia bisnis dan dunia politik?

Influencer dalam dunia bisnis itu seperti halnya SPG dalam memasarkan produk door to door. Influencer dalam dunia politik itu logikanya sama. Simplifikasi isu nasional yang dihubungkan dengan isu pribadi.

Isu adanya buzzer istana?

Saya pikir itu dimungkinkan ada. Buzzer itu sifatnya ada yang partisan dan non-partisan.

Apa itu salah? atau sesuatu yang tidak baik?

Salah atau tidaknya tergantung pada publik.

Sosok buzzer di Indonesia itu rata-rata akun anonim yang biasanya postingannya selalu 'datang dan pergi'.

Buzzer PolitikIlustrasi - Diskusi Lingkar Studi Politik Indonesia (LSPI) bertajuk Buzzer Politik di Media Sosial di Jakarta, Jumat, 12 Oktober 2018. (Foto: kabarin.co)

Kata Istana Presiden

Sebelumnya, Staf khusus presiden bidang komunikasi, Adita Irawati, mengatakan tidak ada buzzer istana.

“Buzzer istana ini kan istilah yang diciptakan oleh netizen sendiri. Kita itu secara official kita enggak pernah ada buzzer istana,” ujar Adita seperti diberitakan Tagar, Sabtu, 5 Oktober 2019.

Adita mengatakan banyak netizen, yang dia sebut militan, yang membentuk polarisasi untuk mendukung blok tertentu.

Di antara blok-blok tersebut, kata Adita, ada yang bersifat organik, asli manusia bukan mesin, tetapi ada pula yang bersifat anorganik.

“Nah yang organik ini, ini betul-betul militansinya luar biasa sehingga dalam tanda kutip membela, men-defense, apa yang menjadi program atau keputusan dari pemerintah,” tutur Adita.

Di antara mereka yang organik, kata Adita, sebagian besar adalah relawan. Mereka biasanya melakukan hal tersebut tanpa ada instruksi.

“Kita tidak bisa menyalahkan, tidak bisa melarang juga. Kita apresiasi, tapi kembali lagi mari kita juga melihat bagaimana kemudian inisiatif itu tidak menjadikan polarisasi makin tajam karena tidak baik juga untuk negara kita ke depan,” tutur Adita.

Adita meminta mereka yang militan untuk menahan diri. Sebab yang terpenting saat ini adalah bersatu, solid, dan fokus dalam pembangunan.

“Militansi itu bagus, loyal itu bagus, tapi lebih baik kalau kita juga menahan diri untuk kemudian melakukan itu dengan cara-cara yang lebih positif,” tutur Adita.

Permintaan Moeldoko

Pada Jumat, 4 Oktober 2019, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko di Istana juga menanggapi pertanyaan wartawan soal buzzer. Moeldoko mengatakan para buzzer tidak berada di bawah komandonya. 

"Mereka masing-masing bergerak tetapi saya juga ada kesempatan untuk bisa berkomunikasi dengan influencer, dan tokoh-tokoh relawan dan tokoh lain. Jadi dari kesempatan itu saya juga bicara," tutur Moeldoko.

Ia mengatakan saat berbicara dengan para relawan, pihaknya sudah meminta agar menyudahi untuk saling menyakiti dan menggunakan pilihan kata yang nyaman. Menurutnya, saat ini yang diperlukan adalah semangat membangun dengan gotong royong.

Moeldoko menegaskan secara administrasi keberadaan para buzzer itu tidak dibuat atau dibentuk oleh pemerintah. 

"Kita tidak membuat struktur sama sekali, gak ada, tapi itu berkembang masing-masing. Namun demikian yang perlu kita pahami bersama bahwa kita bernegara perlu suasana yang nyaman lah," ujar Moeldoko.

Moeldoko mengatakan, kehadiran buzzer lahir dari perjuangan menjaga marwah pemimpinnnya. 

"Tapi dalam situasi ini, bahwa relatif sudah gak perlu lagi buzzer-buzzeran," tutur Moeldoko.

"Saya harap buzzer dari segala penjuru ini harus turunkan ego, menurunkan apa itu semangat yang berlebihan dan seterusnya. Semangat untuk dukung idolanya dipertahankan, tapi semangat bangun kebencian harus dihilangkan," ujar Moeldoko. []

Sebelumnya:

Berita terkait
Tempo Tempo Buzzer
Asyiknya, media sekelas Tempo mempermalukan dirinya sendiri. Dalam salah satu editorialnya Tempo menulis soal bozar-bazer. Tulisan Eko Kuntadhi.
Tidak Ada Buzzer dari Istana Presiden
Adita tidak memungkiri banyak netizen, yang dia sebut militan, yang membentuk polarisasi untuk mendukung blok tertentu.
KPK Ogah Berbenah, Salahkan Buzzer
Sebagian orang yang menolak revisi UU KPK, membuat narasi kambing hitam. Mereka menyalahkan yang tak sepakat sebagai buzzer. Tulisan Eko Kuntadhi.
0
Harga Emas Antam di Pegadaian, Kamis 23 Juni 2022
Harga emas Antam hari ini di Pegadaian, Kamis, 23 Juni 2022, untuk ukuran 1 gram mencapai Rp 1.028.000. Simak ulasannya berikut ini.