Jayapura – Hujan disertai butiran es turun di Ilaga, ibu kota Kabupaten Puncak, Papua. Fenomena alam ini terjadi pada Kamis 21 November 2019, pukul 14.25 WIT.
Informasi diperoleh Tagar, hujan deras disertai butiran es sebesar biji jagung itu berlangsung setelah angin bertiup cukup kencang.
Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), turunnya hujan es itu akibat terjadinya gangguan pada skala regional yakni terbentuknya sirkulasi Eddy di wilayah Papua bagian tengah.
"Hujan es disebabkan oleh awan Kumulonimbus," ujar Kepala Balai BMKG Wilayah V Jayapura, Petrus Demon Sili dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tagar, Jumat 22 November 2019, sore.
Petrus menuturkan, interaksi antara gangguan pada skala regional dan lokal menyebabkan labilitas atmosfer di wilayah Ilaga dan sekitarnya.
Awan Kumulonimbus yang berada pada ketinggian di atas 5 Km sudah tidak terdiri atas tetes-tetes air lagi
Hal tersebut pun mendukung pertumbuhan awan Kumulonimbus yang cukup luas dan menjulang tinggi, hingga menyebabkan hujan es.
Awan Kumulonimbus yang tumbuh menjulang tinggi, lanjut Petrus, memiliki tinggi dasar 400 meter dan tinggi puncak awan mencapai 9.000 meter di wilayah equator.
Sementara, titik beku di wilayah tropis terjadi pada ketinggian sekitar 5.000 meter.
"Sehingga awan Kumulonimbus yang berada pada ketinggian di atas 5 Km sudah tidak terdiri atas tetes-tetes air lagi, melainkan berupa butiran hingga bongkahan es," jelasnya.
Petrus menambahkan, suhu udara permukaan di Ilaga dan sekitarnya yang cukup rendah (berkisar -5° Celcius) mendorong terbentuknya butiran es yang jatuh ke bumi. []