Banda Aceh - Hujan es disertai angin kencang mengguyur sebagian kota Mekkah Senin 12 Agustu 2019 kemarin.
Beberapa tenda di maktab yang mati lampu karena Difa' Madani meminta itu untuk alasan keamanan.
Hujan es tersebut sempat mengakibatkan para jemaah yang ingin menuju ke jamarat atau tempat lempar jumrah menghentikan aktifitasnya dan berteduh di tempat aman.
Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Aceh memastikan Jemaah Haji Aceh dalam kondisi sehat dan aman terkendali. Bahkan para jemaah mencari alternatif lain untuk menuju lokasi jamarat saat hujan dan tidak menjadi kendala.
“Alhamdulillah jemaah kita (Aceh) dalam kondisi sehat dan baik-baik saja. Bahkan pada saat kondisi cuaca hujan itu, jemaah kita tidak mengurungkan niatnya berangkat ke lokasi jamarat yang berjarak 3 KM dari tenda pemondokan,” kata Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Aceh, Muhammad Nasril di Banda Aceh, Rabu 14 Agustus 2019 usai menerima laporan dari petugas Kloter 8 yang mendampingi jemaah Aceh.
Menurut Nasril, secara umum khususnya JCH Aceh dalam keadaan sehat dan aman. Sebagian jemaah yang sudah melakukan pelemparan jamarat, saat ini sedang istirahat di tenda memulihkan kondisi fisik.
“Secara umum, JCH Aceh dalam keadaan sehat walafiat. Pantauan petugas di posko ada beberapa orang yang batuk dan flu. Bakda zuhur nanti mereka akan melontar jamarat untuk hari ketiga,” ujarnya.
Keluhan jemaah Aceh yang mendominasi saat ini hanya lemas akibat kelelahan fisik pasca kembali dari Jamarat. Yaitu seperti batuk,nyeri tenggorokan, dan pilek.
“Mereka yang telah kembali dari jemarat sekarang sedang istirahat untuk memulihkan kondisi badan. Istirahat cukup, makan dan minum yang baik. Mohon doanya untuk semua jemaah kita agar sehat dan menjadi haji mabrur,” ungkapnya.
Selain itu ia mengatakan, saat ini juga beberapa jemaah haji Aceh yang dirawat di RS Arab Saudi, KKHI Mekkah dan juga dirawat di tenda.
Diketahui pada Senin 12 Agustus 2019 siang kemarin cuaca panas di Mina tiba-tiba berubah menjadi angin kencang disertai hujan es hingga menjelang sore hari pukul 15.30 waktu setempat.
Peristiwa itu banyak diabadikan jemaah haji seluruh dunia ini karena iklim ekstrim yang terjadi saat suasana terik panas matahari berubah menjadi hujan dan angin yang membuat tenda ikut bergerak, tapi saat ini Mina aman terkendali.
Sementara ini, rata-rata jemaah haji Aceh mengambil Nafar Tsani, Nafar Tsani atau Nafar Akhir ini, yaitu keberangkatan jemaah haji meninggalkan Mina pada tanggal 13 Zulhijah setelah melontar Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah. Sedangkan yang mengambil nafar awal, hari ini jemaah kembali ke penginapan di Mekah. []