Buruh PT Indomarco di Deli Serdang Mogok Kerja

Aksi mogok dilakukan buruh selama satu minggu lamanya, dimulai dari Senin 14 sampai Senin 21 Oktober 2019.
Massa buruh PT Indomarco Adi Prima melakukan aksi mogok kerja di depan kantor perusahaan tersebut.(Foto: Tagar/Reza Pahlevi)

Medan - Puluhan buruh PT Indomarco Adi Prima, anak perusahaan dari PT Indofood, divisi distribusi melakukan aksi mogok kerja di depan kantor perusahaan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Medan-Tanjung Morawa, KM 18,5, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Aksi mogok dilakukan buruh selama satu minggu lamanya, dimulai dari Senin 14 sampai Senin 21 Oktober 2019. Mereka menuntut hak-hak yang belum dipenuhi pihak perusahaan.

"Iya, Bang. Kami melakukan aksi mogok kerja, agar perusahaan peduli dengan kami sebagai buruh mereka. Kami melakukan ini untuk memperjuangkan istri dan anak kami, bukan untuk kami. Hak kami yang kami inginkan dan jadi tuntutan kami," kata Pimpinan Unit Kerja (PUK) Serikat Pekerja Aneka Indung (SPAI) PT Indomarco Adi Prima, Rambe Lubis, Selasa 15 Oktober 2019.

Ada sepuluh poin yang menjadi tuntutan buruh, pertama agar perusahaan mengangkat pekerja atau oustscorsing dari pekerja waktu tertentu (PKWT) menjadi pekerja tetap (PKWTT), sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2013.

"Mayoritas pekerja di perusahaan itu sudah lebih dari tiga tahun bekerja," kata Rambe.

Kemudian, untuk tuntutan ke dua, meminta perusahaan menjalankan struktur atau upah di tahun 2020 sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) Nomor 1 Tahun 2017.

"Harusnya perusahaan memberikan perbedaan antara pekerja yang telah lama bekerja dan yang baru masuk, Berilah hak, perhatian kepada kami pekerja yang telah lama bekerja, sesuai dengan Permenaker Nomor 1 Tahun 2017," katanya.

Tuntutan ke tiga, agar perusahaan membayar utang lembur buruh dua tahun terakhir, 2017 dan 2018, dan menjalankan lembur sesuai dengan UU Ketenagakerjaan yang berlaku.

"Masih banyak pekerja di perusahaan ini yang uang lemburnya dua tahun terakhir belum dihitung atau dibayarkan oleh perusahaan, kasihan mereka. Kerja melebihi jam kerja tapi upah lembur tidak dihitung. Selain itu, ke depan perusahaan harus menjalankan undang-undang ketenagakerjaan tentang lembur," kata Rambe.

Kita harapkan agar perusahaan dan pihak terkait mau membuka hatinya dan peduli dengan kami

Tuntutan ke empat agar pihak terkait yang menangani perizinan agar memeriksa perizinan stok poin-stok poin PT Indomarco Adi Prima cabang Medan. Lalu, ke lima, massa juga menolak adanya Perjanjian Kerjasama Bekerja (PKB) yang dilaksanakan oleh perusahaan.

"Stok poin itu harus jelas perizinannya, selain itu, PKB yang dibuat oleh perusahaan juga tidak transparan, mereka berunding tanpa mengikutsertakan serikat buruh yang ada. Padahal serikat buruh itu sudah terdaftar di Dinas Ketenagakerjaan dan diatur oleh undang-undang," tegas Rambe.

Selanjutnya, ke enam yaitu agar perusahaan menaikkan uang makan dan uang transportasi buruh. Sebab, selama ini dinilai sangat kecil dan kurang.

"Selama ini uang makan ada, sebesar Rp 13 ribu per hari, kita minta dinaikkan menjadi Rp 20 ribu, sedangkan uang transportasi hanya Rp 125 ribu per bulan, kita minta itu dinaikkan menjadi Rp 15 ribu per hari. Kita juga tidak patok mati tuntutan ini, kita juga masih mau melakukan perundingan," kata Rambe.

Tuntutan ke tujuh, agar perusahaan memberlakukan cuti terhadap pekerja sesuai dengan undang-undang yang berlaku dan ke delapan agar menjalankan sistem Keselamatan, Kesehatan dan Kecelakaan Kerja (K3). Ke sembilan, perusahaan harus transparan terhadap indeks prestasi kenaikan karier tanpa diskriminasi.

Terakhir, ke sepuluh, massa buruh juga meminta agar perusahaan melakukan kegiatan family gathering untuk seluruh pekerja yang ada di PT Indomarco Adi Perkasa beserta keluarga.

"Itu kita lakukan karena memang itu yang kita butuhkan, dan semua itu sudah sesuai dengan undang-undang. Artinya perusahaan harus patuh terhadap undang-undang," tukas Rambe.

Jika aspirasi atau tuntutan massa buruh tidak diterima, mereka akan melakukan aksi sampai ke kantor Bupati Deli Serdang dan di tempat lainnya.

"Kita harapkan agar perusahaan dan pihak terkait mau membuka hatinya dan peduli dengan kami. Kami berjuang untuk anak dan istri kami," ucapnya kembali.

Di lokasi, massa buruh yang kebanyakan pria membuka dapur umum, bahan baku, makanan dan minuman yang didapatkan dari keluarga masing masing.

"Inilah bentuk perjuangan kami, Bang. Kadang istri-istri kami yang mengantarkan beras, air minum dan lainnya sesuai dengan kebutuhan kami," kata Rambe.

Pihak dari PT Indomarco Adi Prima belum bersedia memberikan keterangan. Seorang petugas keamanan di lokasi meminta wartawan meninggalkan nomor ponsel.

"Pimpinan semua lagi sibuk, Bang. Abang tinggalkan saja nomor HP, nanti jika pimpinan tidak sibuk, mereka akan menghubungi dan mempertanyakan dan menjawab konfirmasi yang dibutuhkan," katanya.[]

Berita terkait
Karyawan General Motors Kembali Mogok Kerja
Untuk kesekian kalinya karyawan perusahaan otomotif asal Amerika Serikat General Motors kembali melakukan aksi mogok kerja
Ketua DPR: Saya Harap Mogok Kerja Pilot Garuda Tidak Terjadi
Ketua DPR: saya harap mogok kerja para pilot Garuda tidak terjadi, karena merugikan publik serta merusak nama baik Garuda.
3.000 Driver Gocar Semarang Mogok
Sekitar 3.000 driver Gocar di Kota Semarang, Jawa Tengah sepakat mematikan aplikasi apps pemesanan atau offbid.
0
Pandemi dan Krisis Iklim Tingkatkan Buruh Anak di Dunia
Bencana alam, kelangkaan pangan dan perang memaksa jutaan anak-anak di dunia meninggalkan sekolah untuk bekerja