Budi Mulyo, Difabel Jepara Mahir Bikin Replika Bus

Keterbatasan fisik tak membatasi Budi Mulyo, difabel Jepara, Jawa Tengah, untuk berkarya. Ia mahir membuat replika bus dan rumah joglo
Budi Mulyo sedang mengamplas miniatur rumah joglo yang dibuatnya dari limbah kayu. Ia juga mahir membuat replika bus. (Foto: Tagar/Padhang Pranoto)

Jepara - Penyandang difabel lekat imaji keterbatasan yang menjadikannya bergantung pada orang lain. Namun hal itu tak berlaku buat Budi Mulyo. Pria asal Jepara, Jawa Tengah itu tak mau keterbatasan di kakinya membatasi kreatifitas.

Budi Mulyo, warga Desa Pecangaan Kulon, Kecamatan Pecangaan adalah seorang perajin miniatur bus. Ia juga mahir membuat miniatur rumah joglo dari susunan limbah kayu.

Jika dilihat sekilas, tidak ada yang aneh dari fisik Budi. Namun perbedaan dengan kebanyakan orang ketika ia berjalan. Ini karena pertumbuhan kaki kanannya tak sempurna atau tuna daksa.

Kepada Tagar, Budi bercerita kondisi fisiknya itu sudah dialami semenjak kecil. Namun hal itu tak membatasi hobi maupun pergaulan pria 47 tahun itu. Sejak kecil punya hobi membuat mobil-mobilan dari kertas yang akhirnya mengantarnya menjadi seorang perajin.

"Di kampung saya dulu, ada tradisi baratan, jelang puasa. Nah kebiasaannya, anak-anak membawa impes (lampion) atau mobil-mobilan dari rangka bambu yang dibalut dengan kertas transparan warna-warni. Nah dari situ saya tertarik belajar," jelas dia, Selasa, 3 Desember 2019.

Dari keterampilan itu, ketertarikan Budi kian besar. Hingga menginjak usia remaja belajar mengukir kayu, sekira tahun 1995. Kemampuannya bertambah, dari awalnya sekadar hobi, kini ia juga sudah mampu memperoleh penghasilan dari karya kriyanya.

Kami ingin Raperda Disabilitas bisa segera disahkan.

Ia menyebut penting bagi penyandang difabel seperti dirinya menguasai keahlian di suatu bidang. Lantaran kesempatan mengakses permodalan yang kini kian terbuka bagi yang memiliki keterbatasan fisik.

Bagi Budi, akses modal tersebut harus benar-benar dimanfaatkan untuk pengembangan usaha, bukan untuk tujuan konsumtif. "Alhamdulilah akses permodalan sudah baik dibanding tahun-tahun yang lalu," kata dia.

Budi mengatakan, untuk setiap karya yang dibuat harganya bermacam-macam. Mulai dari ratusan ribu sampai jutaan rupiah. "Yang ini mirip seperti aslinya, bisa dibuka pintu dan bagian bagasinya," jelas Budi.

Di sisi lain, ia juga mendorong agar Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kabupaten Jepara tentang Disabilitas cepat rampung. Sehingga kehidupan para penyandang difabel bisa lebih baik. 

"Kami ingin Raperda Disabilitas bisa segera disahkan. Saat ini dibawa ke Jawa Tengah. Dengan adanya peraturan ini kami harap pemenuhan aksesibilitas kaum difabel dapat terpenuhi. Baik kehidupan maupun penghidupan," terang dia .

Sementara itu, Pemkab Jepara menyatakan membuka kesempatan luas bagi difabel untuk dapat bekerja. Bukan hanya dalam segi kewirausahaan, sektor-sektor negara dan privat juga bisa menampung tenaga dari kaum difabel.

Hal itu dikatakan Kepala Seksi Penempatan, Perluasan Kesempatan Kerja, Pelatihan dan Produktifitas pada Dinas Koperasi, UMKM, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jepara, Amrina Rosyida. Menurutnya, sesuai UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang Disabilitas, kaum difabel merupakan manusia yang bermartabat. 

Perusahaan milik negara dan daerah serta swasta wajib mempekerjakan mereka yang memiliki disabilitas. Karenanya, tersedia lowongan sebagai calon aparatur sipil negara maupun perusahaan swasta. 

"Di Jepara, sudah ada perusahaan swasta yang mempekerjakan difabel. Namun hal itu masih membutuhkan sosialisasi lebih intens," ujar dia.

Data yang ada, sejumlah perusahaan di Jepara juga telah mempekerjakan difabel. Di antaranya, Kanindo dengan 112 orang, Sami dengan 61 orang, Samwon 18 orang, Jiale delapan orang dan Parkland tiga orang. []

Baca juga:

Berita terkait
Hotman Paris Sambangi PLTU di Jepara, Ada Apa ?
Pengacara beken Hotman Paris Hutapea datangi PLTU Tanjung Jati B di Jepara, Jawa Tengah. Revaluasi aset bersama operator PLTU.
Kemeriahan Kirab Ingkung Ayam Kendengsidialit Jepara
Tradisi kirab ingkung warga Desa Kendengsidialit, Welahan, Jepara, Jawa Tengah. Bentuk syukur warga atas melimpahnya hasil panen padi.
Berburu Buah Durian Lekak Asal Jepara Pasca-Petruk
Dulu Jepara dikenal dengan durian petruk. Varian tersebut sekarang diklaim telah punah. Jangan khawatir, karena masih banyak jenis lain yang lekak.