BPN Prabowo-Sandi Tak Percaya Lagi Lembaga Pemilu

Raden Muhammad Safii anggota DPR RI menyampaikan BPN Prabowo-Sandi tidak percaya dengan lembaga penyelenggara Pemilu tahun 2019.
Raden Muhammad Safii ketika memberikan pidato di acara punggahan dan doa bersama dalam rangka menyambut bulan suci ramadhan 1440 H dan Safari Ramadhan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno untuk Indonesia di Masjid Raya Al Mashun (Foto: Tagar/Reza Pahlevi)

Medan - Raden Muhammad Safii, anggota DPR RI dari Partai Gerindra menyampaikan bahwa ia dan tim pemenangan BPN Prabowo-Sandi tidak percaya dengan lembaga penyelenggara pemilu tahun 2019. Selain itu, ia juga tidak percaya dengan pihak kepolisian.

Sikap tegas itu disampaikannya dalam punggahan dan doa bersama dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan 1440 H dan Safari Ramadhan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk Indonesia di Masjid Raya Al Mashun, Medan pada Sabtu 4 Mei 2019 sore.

"Kami sudah tidak percaya dengan KPU, Bawaslu dan polisi. Kalau kita tidak bisa mengadu kepada mereka (KPU, Bawaslu dan polisi), kepada siapa lagi kita akan mengadu, marilah kita mengadu kepada Allah," ucap Safii yang biasa disapa Romo.

Menurut Romo, alasan BPN Prabowo-Sandi sudah tak percaya lagi dengan lembaga resmi penyelenggara Pemilu 2019 dan kepolisian merupakan sikap mosi tidak percaya karena melihat kecurangan yang secara jelas.

Kecurangan sudah kasat mata dan tidak perlu dijelaskan lagi

Sementara itu, Dahnil A Simanjuntak, koordinator juru bicara tim BPN Prabowo-Sandi ketika ditemui wartawan seusai kegiatan mengajak seluruh relawan agar mengawal pemilu.

"Kami terus kawal proses pemilu ini, karena belum tuntas dan punya prinsip kerja ikhlas, cerdas dan tuntas. Jadi tugas mengawal pemilu belum tuntas. Kepada relawan emak emak, anak muda terus kawal suara saat rekapitulasi di kecamatan dan pantau juga di kabupaten nanti," ucap Dahnil.

Menurutnya data yang dimiliki BPN ada berkisar 73 entry kecurangan yang cenderung melakukan mark up atau penggelembungan suara. Lalu tim menemukan puluhan ribu praktek kecurangan. Ia juga menyebut kecurangan ini sudah TSMB.

"Bagi kami kecurangan ini terang, kecurangan sudah TSM ditambah B yaitu terstruktur, sistematis masif dan brutal," tutupnya.

Baca juga:

Berita terkait