Yogyakarta - Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan giat pemantauan perkembangan aktivitas Gunung Merapi. Pemantauan dilakukan melalui udara menggunakan helikopter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Jumat, 27 November 2020.
Dari pantauan yang dilakukan, banyak material longsoran baru dari puncak gunung yang berada di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah tersebut. "Secara sekilas, terdapat banyak material longsoran baru," kata kata Endro Sambodo, Tim TRC BPBD DIY dalam keterangan tertulis yang diterima Tagar, Sabtu, 28 November 2020.
Baca Juga:
Menurut dia, longsoran mengarah mengarah ke lereng yang secara dominan menuju ke barat dan barat daya. Sedangkan dilihat dari morfologinya material longsoran tersebut mengarah ke hulu Kali Senowo, Kali Putih dan Kali Lamat.
Endro menyebutkan, untuk wilayah barat daya, ada beberapa material yang berada di lereng mengarah masuk ke hulu Kali Boyong dan Kali Krasak. Sedangkan untuk sisi tenggara di hulu Kali Gendol terlihat ada longsoran material baru. Perkiraan sementara longsoran tersebut berasal dari bukaan kawah di dinding sebelah barat.
Secara sekilas, terdapat banyak material longsoran baru.
Dia mengungkapkan, untuk kajian lebih lanjut, TRC BPBD DIY kemudian melaporkan hasil pantauan tersebut ke Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) untuk dianalisa lebih lanjut. Memonitoring ini dapat diambil langkah lebih lanjut, dalam kaitan mitigasi kebencanaan bagi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai yang berhulu di lereng Gunung Merapi.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida menemukan adanya jejak material guguran sisa erupsi Gunung Merapi tahun 1998 di sisi barat yang mengarah ke Kali Senowo dan Kali Lamat serta sisa lava erupsi tahun 1948. Selain itu juga ada guguran dari material lama yang ada di kawah-kawah dari sisi luar dan mengarah ke sisi barat.
Baca Juga:
“Dari pemantauan udara terlihat jejak-jejak material guguran di sisi barat, yaitu di Lava sisa erupsi tahun 1998 yang mengarah ke hulu Kali Senowo dan Kali Lamat, serta lava sisa erupsi tahun 1948," ujar Hanik.
Dia mengungkapkan, berdasarkan prediksi sementara dari hasil pengamatan, potensi bahayanya masih mengarah ke Sungai Gendol. Namun, guguran material dari aktivitas Gunung Merapi pada tahun ini diperkirakan juga dapat berpotensi mengarah ke aliran hulu Kali Senowo dan Kali Lamat.
Namun, pihaknya belum dapat menentukan secara pasti arah dari alirannya. “Itu material lama yang jatuh ke arah barat laut yaitu Sungai Senowo dan Sungai Lamat, tapi masih di hulu. Sementara untuk potensi bahaya, arahnya masih ke Sungai Gendol. []