Bocah di Kulon Progo Diserang Kanker Rhabdomyosarcoma

Tampak jelas, bilur biru pembuluh darah mengular pada sekujur perut dan dada. Seolah, semua otot dan dagingnya diserap semua ke perut.
Wakil Bupati Sutedjo saat tengah menjenguk Anggi yang terserang kanker ganas. (Foto: Tagar/Harun Susanto)

Kulon Progo - Anggi Indayati Terisma 3,5 tahun, hanya bisa terbaring lemah tak berdaya. Nafasnya hanya terhembus sesekali, sehingga memerlukan bantuan oksigen yang disalurkan melalui selang.

Tangannya makin mengecil, tinggal tulang terbalut kulit, sementara perutnya justru membesar hingga sebesar bola basket

Tampak jelas, bilur biru pembuluh darah mengular pada sekujur perut dan dada. Seolah, semua otot dan dagingnya diserap semua ke perut.

Ya, bocah kecil ini terserang penyakit Rhabdomyosarcoma, yaitu kanker jaringan lunak yang menyerang otot rangka. Jenis kanker yang diderita termasuk ganas dan menyerang kandung kemih. 

Akibatnya, Anggi lebih banyak menghabiskan harinya dengan berbaring lemah dengan kondisi memprihatinkan.

Suyati, 38 tahun, ibu dari Anggi menjelaskan, anaknya lahir dalam kondisi normal pada tahun 2016. Sakit kanker Rhabdomyosarcoma baru mulai terdeteksi pada tahun 2018 lalu. 

Setiap buang air kecil, Anggi harus merasakan sakit. Rasa curiga belum muncul, sehingga untuk meringankan sakit itu hanya dioleskan minyak penghangat pada perut Anggi.

"Saya baru mulai curiga ketika melihat ada benjolan di perut kanan Anggi. Semakin lama semakin besar," ujar Suyati, di rumahnya, Pedukuhan Dukuh, Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih, Kulon Progo, Kamis 17 Oktober 2019.

Sejak itu lanjut Suyati, Anggi harus menjalani pemeriksaan, mulai dari puskesmas, RSUD Wates, dan terakhir harus dirujuk ke Rumah Sakit Sardjito di Yogyakarta

Dari hasil diagnosa mengejutkan, Anggi dipastikan menderita kanker yang mengganggu kandung kemih.

Anggi kemudian terpaksa menjalani banyak upaya medis untuk sembuh. Ia harus kemoterapi selama 25 minggu atau sekitar enam bulan. 

Siapa pun pasti akan tersentuh dengan kondisi seperti ini. Saya berharap semakin banyak yang membantu

Meski sempat membaik karena kemoterapi pada April 2019, namun pada Juni di tahun yang sama, kondisi perut Anggi kembali membesar sehingga harus menjalani kemoterapi dan penyinaran kembali.

Namun terapi penyinaran belum selesai sepenuhnya, dokter yang menangani akhirnya menyatakan tidak bisa lagi mengatasi perut Anggi yang terus besar.

"Kondisi tubuh yang lainnya bagus tapi untuk bagian perut, dokter mengaku tidak berani menangani karena posisi perutnya masih besar," tutur Suyati.

Suyati mengaku, dia bersama dengan suaminya, Eko Aryanro kini hanya bisa pasrah dan mencoba berikhtiar dengan mencari pengobatan alternatif, seperti herbal dan rukyah. 

Namun seiring perjalanan waktu, situasi semakin berat dihadapi. Terlebih, Suyati bersama dengan suaminya sudah tidak bekerja karena mencari pengobatan untuk Anggi.

"Saya dulu hanya pembantu penjual mi ayam sementara suami hanya pekerja bangunan di Jakarta," ujarnya.

Eko mengatakan, dia tidak lagi memiliki penghasilan karena tidak lagi bekerja demi mengurus Anggi.

"Kini kami hidup menggunakan sumbangan, bantuan, maupun uluran tangan dari berbagai donatur," terang Eko.

Sumbangan yang mereka dapatkan juga dipakai untuk membeli herbal, asupan dan keperluan anaknya. Ia bersama istrinya berniat dan meyakini perut buncit Anggi semakin berkurang.

Peluang untuk menyembuhkan Anggi dengan tindakan medis operasi, butuh biaya sekitar Rp 40 juta.

"Anak kami ini ceria dan suka menyanyi. Bahkan Anggi ingin cepat sekolah bersama temannya yang lain. Ia juga ingin beli tas yang ada kakinya," terangnya.

Kesulitan yang dihadapi Anggi mengundang perhatian banyak pihak. Termasuk dari Pemerintah Kabupaten Kulon Progo. 

Wakil Bupati Kulon Progo, Sutedjo kemudian menyempatkan mampir melihat kondisi terbaru Anggi.

Sutedjo mengharapkan, agar banyak orang yang membantu warganya yang menderita. 

"Siapa pun pasti akan tersentuh dengan kondisi seperti ini. Saya berharap semakin banyak yang membantu," ujarnya.[]

Berita terkait
Picu Kanker, Obat Ranitidin Ditarik BPOM
BPOM menarik peredaran obat yang tercemar N-nitrosodimethylamine (NDMA) di dalam produk ranitidin.
Lestari Moerdijat, Pimpinan MPR Idap Kanker Payudara
Lestari Moerdijat menjadi satu-satunya wanita dari 10 pimpinan MPR. Dia diketahui mengidap kanker payudara.
Cara Minum Teh Agar Terhindar dari Penyakit Kanker
Cara minum teh bisa berujung masalah serius yaitu terkena penyakit kanker kerongkongan. Berikut cara minum teh yang aman.