Medan - Bakal calon Wali Kota Medan Bobby Nasution mengutarakan, di masa pandemi Covid-19, pemuda sebagai kaum milenial harus dijadikan landasan beradaptasi dalam pembangunan.
Saat menghadiri dialog publik PKC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sumatera Utara mengambil tema membangun negeri di tengah pandemi, di Garuda Plaza Hotel Medan, Bobby menilai dalam kondisi saat ini, anak muda tidak perlu beradaptasi lagi. Karena pemuda sudah lama menerapkan teknologi.
Ketika terbatasi oleh pandemi, kata suami Kahiyang Ayu ini, baru disadari betapa pentingnya inovasi dan teknologi yang selama ini diacuhkan. Bahwa teknologi dan inovasi belum diaplikasikan secara optimal dalam kehidupan sehari-hari, terutama untuk perekonomian.
"Jadi untuk membangun kembali perekonomian yang sempat terpuruk, pemuda harus menjadi contoh adaptasi. Pemuda harus melek teknologi dan berinovasi," ucap Wakil Ketua Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia ini.
Tetapi, terangnya, untuk membangun harus bersama-sama, pemuda tidak bisa bekerja sendiri. Harus berkolaborasi untuk sama-sama membangun. Alumnus Agribisnis IPB ini pun memperkenalkan metode Kolaborasi Pentahelix dalam menangani Covid-19.
"Yaitu pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha dan media bersama-sama membangun negara," jelas penggagas #KolaborasiMedanBerkah ini.
Dijelaskan Bobby, pemuda sebagai bagian dari masyarakat, harus mengambil peran dalam penegasan penerapan protokol kesehatan.
"Biasanya, anak-anak muda kalau kepepet, banyak kali caranya. Kini, kami kepepet dalam bidang perekonomian, pasti banyak ide yang muncul," beber ayah dari Sedah Mirah Nasution dan Panembahan Al Nahyan Nasution ini.
Apa yang ditulis media, akan menjadi pola pikir masyarakat
Akademisi sebagai pakar, ungkapnya, juga harus mengkaji secara akademik langkah-langkah konkrit dalam penanganan Covid-19.
"Tim saya punya banyak akademisi dengan ide brilian untuk membangun Kota Medan," menantu Presiden Joko Widodo tersebut.
Lalu pelaku usaha, kata dia, harus berinovasi tanpa meninggalkan sisi sosial dan kemanusiaan. Pelaku usaha harus bersatu. Karena selama ini, Bobby melihat pelaku usaha di Medan masih berjalan sendiri-sendiri. Bahkan ada yang berpikir pelaku lainnya adalah saingan.
"Kondisi pandemi ini harus dimanfaatkan pelaku usaha untuk berubah, harus menyadari usaha adalah ekosistem, sehingga bisa menjadi momentum kebaikan bagi semua," terangnya.
Sementara media, menurut Bobby, adalah sumber informasi terdepan. "Apa yang ditulis media, akan menjadi pola pikir masyarakat. Media menuliskan positif, pastilah kita berpikir positif. Karenanya media diharapkan menyebarkan hal-hal positif dan memberi semangat. Sehingga dapat memberi narasi positif untuk pembangunan," tutur pria kelahiran 5 Juli 1991 itu.
Ketua PKC PMII Sumut, Azlansyah Hasibuan mengungkapkan, untuk menuntaskan permasalahan Covid-19 ini, semua pihak harus berkolaborasi.
"Semua harus patuhi aturan. Insyaallah keberkahan akan digapai. Sehingga pandemi covid ini akan berlalu," ujarnya.
Kata dia, PMII akan berusaha membantu dalam melawan Covid-19. Juga bersiap memberi masukan-masukan konstruktif dalam pembangunan.
Menjadi keynote speaker, Direktur Samapta Polda Sumut Kombes Pol Yus Nurjaman meminta kepedulian pemuda untuk mengatasi pandemi Covid-19 ini.
Diskusi ini, diisi juga oleh tiga narasumber lain, yakni Kabid Pemuda Dispora Sumut Muhammad Tohir, Perwakilan GP Anshor Sumut Padli Pardede dan anggota Fraksi PDIP Sumut Franky Partogi Wijaya Sirait. [] PEN