BNPT Terus Fokus Memutus Rantai Pendanaan Terorisme

Indonesia telah meluncurkan White Paper mengenai pemetaan Pembiayaan Teroris terkait dengan teroris domestik yang berafiliasi dengan kelompok teroris ISIS
Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius, menegaskan pentingnya meningkatkan kerjasama internasional dalam penanganan terorisme termasuk dalam hal penanganan pendanaan terorisme. (Foto: Ist)

Kuala Lumpur, (Tagar, 25/11/2017) - Pemerintah Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam upaya melawan pendanaan terorisme dengan melibatkan Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK).

Dalam keterangan pers yang diterima Tagar, Sabtu (25/11), Kepala BNPT Komjen Pol. Suhardi Alius menegaskan, Indonesia beberapa waktu lalu telah meluncurkan White Paper mengenai pemetaan risiko Pembiayaan Teroris yang terkait dengan jaringan teroris domestik yang berafiliasi dengan jaringan kelompok terorisme Islamic State Iraq and Suriah (ISIS).

“Begitu risikonya dipahami dengan benar, negara-negara dapat menerapkan tindakan penanggulangan tersebut. Fokus BNPT dan PPATK adalah memutus rantai pendanaan terorisme. Jadi white paper ini adalah upaya kami untuk memecahkan rantai pendanaan terorisme dalam negeri yang berafiliasi dengan ISIS,” ungkap Suhardi saat menjadi salah satu narasumber dalam acara 3rd Counter-Terrorism Financing (CTF) Summit yang dilaksanakan pada tanggal 20-23 November 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (23/11) kemarin.

Lebih lanjut Kepala BNPT menegaskan pentingnya meningkatkan kerjasama internasional dalam penanganan terorisme termasuk dalam hal penanganan pendanaan terorisme. Ia menambahkan diperlukan implementasi yang kuat dan efektif dalam berbagi informasi antarnegara di kawasan ini untuk memerangi pendanaan terorisme di daerah, termasuk kebijakan dengan melakukan tindakan yang lebih konkret.

Alumni Akpol tahun 1985 ini menambahkan kerjasama yang lebih baik antarnegara dan kemitraan yang solid dengan sektor swasta dan masyarakat diyakini akan dapat secara efektif dalam melawan pendanaan terorisme tersebut. Dan untuk memerangi pendanaan terorisme di daerah menurutnya memerlukan implementasi yang kuat dan efektif dalam berbagi informasi antar negara di kawasan ini termasuk kebijakan dengan melakukan tindakan yang lebih konkret.

“Kerjasama penanganan pendanaan terorisme antar negara-negara di kawasan menjadi sangat penting untuk memutus mata-rantai pendanaan aksi-aksi terorisme maupun berkembangnya jaringan teroris,” ujar pria yag pernah menjadi Kepala Divisi Humas Polri ini.

Untuk itu menurutnya, dengan menjalin kerjasama yang lebih baik antar negara dan kemitraan yang solid dengan sektor swasta dan masyarakat diyakininya akan dapat secara efektif dalam melawan pendanaan terorisme tersebut.

“Saya sangat optimis dengan hal ini. Indonesia selalu siap dan menyambut baik upaya untuk memperkuat kerjasama internasional di semua tingkat dalam rangka memerangi terorisme dan pembiayaannya,” ujarnya mengakhiri. (agi)

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.