BNPT Minta Tingkatkan Pengamanan di Seluruh Objek Vital

BNPT melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama PKS dengan Kemen ESDM dalam rangka mengantisipasi terjadinya serangan teror di objek vital.
Menteri ESDM Ignasius Jonan (kanan) dan Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius (kiri) berbincang saat menghadiri acara Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara BNPT dengan Kementerian ESDM di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (18/7). Penandatanganan perjanjian kerjasama tersebut bertujuan untuk menanggulangi ancaman terorisme di sektor ESDM serta untuk mengoptimalkan pengamanan pada kegiatan sektor ESDM. (Foto: Ant/Muhammad Adimaja)

Jakarta, (Tagar, 18/7/2017) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (Kemen ESDM) dalam rangka mengantisipasi terjadinya serangan teror di objek vital nasional di lingkungan sektor energi.

Dalam sambutannya Kepala BNPT Komjen Pol Drs Suhardi Alius, MH mengatakan, masalah keamanan di negeri kita bukanlah hanya menjadi tanggungjawab pemerintah saja, tapi juga perlu dukungan semua pihak. Demikian pula dengan penanggulangan terorisme bukanlah menjadi tanggung jawab BNPT saja, melainkan seluruh komponen bangsa dituntut untuk secara bersama-sama menjaga negeri ini dari ancaman terorisme.

“Kita tidak bisa membiarkan aksi terorisme merusak kedamaian perikehidupan bangsa Indonesia, karena itu seluruh komponen bangsa wajib bekerjasama melawan segala bentuk aksi terorisme,” ungkap Komjen Pol Suhardi Alius di Ruang Sarulla, Gedung Utama Kementerian ESDM, Jakarta dalam siaran pers yang diterima tagar.id, Selasa (18/7).

Alumni Akpol tahun 1985 ini  mengatakan, penandatanganan PKS yang telah dilakukan ini harus mencapai target pengamanan maksimal. Hal tersebut dikarenakan masalah terorisme ini semakin mendunia dan menjadi konsen di berbagai belahan dunia. “Dalam masalah terorisme yang global dan memang jadi isu di dunia, kita harus terapkan perlindungan dan pengamanan yang menjadi target teroris seperti terminal, pelabuhan, dan Bandara,” kata pria kelahiran Jakarta, 10 Mei 1962 ini.

Untuk itu, Mantan Kabareskrim ini menilai banyak fasilitas umum yang perlu dievalusasi sistem pengamanannya. “Kita harus mengevaluasi bandara-bandara di Indonesia apalagi bandara Internasional, apakah securitnya banyak, bagaimana penjagaannya karena tempat tersebut menjadi sasaran terorisme,” ujar mantan Kapolda Jawa Barat ini menegaskan.

Pria yang pernah menjadi Kadiv Humas Polri ini juga menghimbau kepada masyarakat untuk tidak  melanggar atau melewati dari aturan SOP (Standart Operational Procedure)  yang telah diterapkan seperti di Bandara. “Objek vital tempat petugas untuk keluar masuk juga harus diawasi ketat. Jangan mentang-mentang karena menjadi pegawai dan sudah kenal lalu kasih lewat. Aturan itu  semua itu harus dipatuhi, karena kalau tidak akan bisa menjadi peluang masuknya teroris," himbau Komjen Pol. Suhadi Alius.

Untuk itu Kepala BNPT berharap, dengan kerjasama dengan Kemen ESDM ini bisa meningkatkan pengamanan dan menjadi kesiapsiagaan dalam menanggulangi ancaman terorisme di berbagai objek vital. “Tentunya juga akan lebih mempermudah BNPT dengan Kementerian ESDM untuk mengantisipasi dan mendeteksi dini kemungkinan aktivitas terorisme, serta lebih meningkatkan sinergitas antar lembaga dalam melaksanakan tugas,” ujar mantan Kapolres Metro Jakarta Barat dan Kapolres Depok ini mengakhiri. (gie)

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.