Black Campaign Terus Sasar Prof Andalan, Pengamat: Masyarakat Akan Makin Simpati

Menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Selatan 2018, pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Sulsel Prof. Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman (Prof Andalan) mendapatkan serangan black campaign atau kampanye hitam.
Pengamat Politik Universitas Hasanuddin Jayadi Nias (rio)

Makassar, (Tagar 16/2/2018) - Menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Selatan 2018, pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Sulsel Prof. Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman (Prof Andalan) mendapatkan serangan black campaign atau kampanye hitam. Kendati demikan, kampanye hitam tersebut dinilai suatu langkah simpatik masyarakat Sulsel, sehingga membuat elektabilitas paslon Prof. Andalan dianggap semakin tak terbendung.

"Indikasinya, menunjukan bahwa prof andalan merupakan salah satu kontestan yang sangat mendapatkan simpati ditengah masyarakat," kata Pengamat Politik Universitas Hasanuddin Jayadi Nias menanggapi, Kamis (14/2/2018).

Sejak bergulirnya pencalonan Prof. Andalan tercatat ada kurang lebih 5 serangan yang bernuansa mendiskreditkan pasangan calon tersebut, mulai dari isu kanker pita suara, izin ke luar negeri, gelar Profesor, selebaran black campaign tentang tentang pencitraan dan lainnya.

"Untuk merusak simpati itu, orang melakukan black campaign, Tentu prof andalan menurut hasil survei teraikhir cukup baik sehingga dibuatkan berita black campaig tentang Prof Andalan," ujar Jayadi.

Sedangkan perihal dampak meningkat atau menurunnya elektabiltas Prof Andalan pasca gencarnya Black Campaign, Jayadi Nas berpendapat, bahwa kemungkinan justru akan meningkatkan elektabilitas, selama masyakarat meyakini, jika ini penzoliman terhadap Prof Andalan.

"Tergantung penerimaan masyarakat, kalau misalnya masyakarat menganggap Prof Andalan dizalimi maka bisa saja semakin meningkat elektabilitasnnya,"tutur nya.

"Tapi kalau masyarakat percaya dengan Black Campign tersebut maka tentu akan berdampak pada penurunan elektabilitas. Tergantung penerimaan masyakat saja," tegas Jayadi Nas.

Alumni Unhas ini juga mengimbau, kepada seluru pelaku politik di Sulsel untuk membiarkan masyarakat memilih sesuai hati Nuraninya demi tercapainya Demokrasi seutuhnya.

"Biarlah masyaralat dengan dengan proses demokrasi ini tanpa ada gangguan yang sifatnya memprovokasi," tutupnya. (rio)

Berita terkait
0
Kesehatan dan Hak Reproduksi Adalah Hak Dasar
Membatasi akses aborsi tidak mencegah orang untuk melakukan aborsi, hal itu justru hanya membuatnya menjadi lebih berisiko mematikan