Untuk Indonesia

Bisakah Tuan Kembalikan Bendera Singamangaraja XII

Bendera itu dan benda-benda warisan lainnya dari Batta Laender dibawa Christoffer pulang ke Belanda.
Salah satu bendera yang dirampas Hans Christoffer dari Tanah Batak saat memburu Singamangaraja 12. Beberapa bendera seperti ini dibawa Hans Christoffer ke Belanda tapi kemudian diserahkannya ke salah satu museum di Belgia. (Foto: Facebook Ichwan Azhari)

Oleh: Ichwan Azhari*

Tuan, kami rakyat Indonesia melihat bagaimana Tuan dengan publikasi ramai di mana-mana, mengembalikan keris pahlawan nasional kami, Pangeran Diponegoro setelah dibawa ke negeri Tuan selama 200 tahun.

Kini Tuan berada di kawasan Danau Toba, di Batta Laender (Tanah Batak). Di sini ada juga masalah warisan sejarah yang harus Tuan kembalikan, yakni bendera Singamangaraja XII yang dirampas serdadu yang dikirim oleh negeri Tuan, lebih seratus tahun yang lalu.

Tentu Tuan tahu lewat Tim Ahli Sejarah Tuan, Kapten Hans Christoffer adalah komandan yang ditugaskan negeri Tuan untuk menangkap hidup atau mati pahlawan Singamangaraja 12 yang menantang penjajahan negeri Tuan atas negeri kami.

Dia, Sang Kapten kejam yang pendek dan berkumis tebal ini, mengklaim telah menembak sang pahlawan pada 17 Juni 1907 di pedalaman hutan di Humbang, walau jadi teka-teki bagi saya kenapa negeri Tuan tidak memberi penghargaan pada Christoffer, menaikkan pangkatnya bahkan mempromosikannya menjadi Gubernur Jenderal seperti siang malam diimpikannya.

Bisakah tuan mengembalikan bendera dan pusaka Singamangaraja 12 yang dirampok Hans Christoffer

Apakah karena Gubernur Jenderal meragukan penembakan itu, atau karena dia pembantai sadis setara Westerling? Ataukah karena dia, dari hutan Dairi tiba-tiba langsung pergi ke kantor surat kabar De Sumatera Post Medan, meminta agar diberitakan kesuksesannya membunuh Singamangara 12, tanpa perlu lapor ke mabes (markas besar) tentara Tuan di Batavia? Mabes merasa dikadali seorang kapten yang kemudian lari pulang ke Belanda?

Bukti SingamangarajaNaskah lama soal Singamangaraja 12. (Foto: Facebook Ichwan Azhari)

Dalam ekspedisinya bertahun-tahun memburu Singamangaraja 12, Hans Christoffer merampas begitu banyak warisan dari Tanah Batak, termasuk bendera sang pahlawan. Bendera itu dan benda-benda warisan lainnya dari Batta Laender dibawa Christoffer pulang ke Belanda, tapi saat ini malah diserahkan dan berada di museum di Belgia.

Dengan kuasa Tuan, saya minta dapat kiranya bendera Singamangaraja 12 dan benda-benda sejarah lainnya dari Tanah Batak, Tuan jemput ke Belgia dan dikembalikan ke Indonesia. Sebab, perampasan benda-benda pusaka itu adalah dalam kaitan perburuan pahlawan negeri kami atas perintah negara Tuan.

Tuan begitu semangat mengembalikan keris pahlawan nasional Pangeran Diponegoro. Bisakah tuan mengembalikan bendera dan pusaka Singamangaraja 12 yang dirampok Hans Christoffer dan dibawa ke negeri Tuan, lalu kini berada di Belgia itu? Salam dari negeri di bawah angin.[]

*Penulis adalah seorang sejarawan, dari Universitas Negeri Medan, Sumatera Utara.

Tulisan sudah dimuat di Facebook dengan judul:

Surat Untuk Raja Belanda

Keris Diponegoro Dikembalikan, Sudi Kiranya Tuan Mengembalikan Bendera Singamangaraja XII

Berita terkait
Raja Belanda di Samosir Minum Wine dari Mangga Toba
Raja dan Ratu Belanda memberikan apresiasi ketika mengunjungi Eco Village Tourism di Kabupaten Samosir.
Masyarakat Adat Batak Desak Raja Belanda Minta Maaf
Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Tano Batak mengeluarkan pernyataan sikap menyusul kehadiran Raja Belanda.
Kerusakan Danau Toba Akan Dibeberkan ke Raja Belanda
Ratna berjanji akan menyampaikan kerusakan lingkungan di sekitar kawasan Danau Toba kepada Raja dan Ratu Belanda.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.