Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mempunyai solusi yang tampaknya berlawanan dengan saran untuk mengatasi inflasi yang tinggi, yaitu dengan menarik pabrik-pabrik AS agar kembali ke Amerika.
Hal itu menantang alasan selama puluhan tahun bahwa para pengusaha memindahkan pabriknya ke luar negeri untuk menurunkan biaya karena upah pekerja yang lebih murah di sana. Tren alih daya ini menyebabkan hilangnya 6,8 juta pekerja pabrik di AS sejak tahun 2000.

Namun upaya memindahkan pabrik ke luar negeri itu berarti justru menciptakan harga lebih murah bagi konsumen dan menekan inflasi, sehingga pertumbuhan ekonomi yang lebih luas terus berjalan.
Itu adalah pertukaran yang dilakukan dengan nyaman oleh banyak pemimpin perusahaan dan politik secara pribadi.
Konsumen berbelanja di toko Walmart di Vernon Hills, Illionois, AS, Minggu, 23 Mei 2021. Lonjakan inflasi masih membayangi AS hingga kini (Foto: voaindonesia.com/AP)
Kini dengan inflasi berada pada tinggat tertinggi yang belum pernah terjadi selama 40 tahun, Presiden Biden berpendapat bahwa globalisasi memicu harga yang lebih tinggi.
Biden menganggap, para pendukung alih daya (outsourcing) gagal mempertimbangkan biaya gangguan rantai pasokan dunia yang semakin sering terjadi. Gangguan baru-baru ini termasuk pandemi Covid-19, kekurangan barang-barang dasar seperti semikonduktor, badai dan kebakaran hutan yang merusak, dan kini serangan Rusia ke Ukraina, yang membuat harga minyak melonjak (ps/lt)/voaindonesia.com. []
Inflasi di Amerika Capai 7% yang Terburuk Sejak 1982
Semakin Memburuk, Amerika Serikat Sentuh Inflasi Tertinggi
Dampak Buruk Inflasi bagi Keluarga di Amerika
Inflasi di Amerika Terus Melonjak